Narasi

Meneladani Kiai Hasyim Asyari dan Kiai Wahab Hasbullah sebagai Ulama Cinta NKRI

Catatan sejarah sudah sangat jelas memberikan sebuah pelajaran, bahwa sejak dari dulu ulama memang selalu berperan penting dalam bangsa Indonesia. Dari sejarahnya, kita bisa menengok Kiai Hasyim Asyari dengan mengandeng santri-santri ikut ambil andil dalam perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah.

Tidak hanya itu, setelah kemerdekaan disebarluaskan di seluruh bangsa Indonesia, kemudian merumuskan tentang Pancasila, Ulama juga ikut ambil andil di dalamnya. Yang kemudian disepakati bersama bahwa bangsa Indonesia bukan negara Islam. Bahwa yang awalnya sila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa dengan kewajiban menjaalankan syariat Islam bagi pemeluknya, kemudian disepakati untuk menghapus “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”. Sehingga hanya tersisa Ketuhanan yang Maha Esa. Sebagai bentuk toleran, bahwa bangsa Indonesia memiliki beranekaragam perbedaan di dalamnya.

Sejalan dengan itu, edukasi kebangsaan juga dilakukan oleh ulama Kiai Wahab Hasbullah dalam melawan penjajah. Yaitu dengan menggunakan strategi lagu arab Hubbul Wathon Minal Iman yang memiliki makna mencintai tanah air juga sebagian dari Iman. Melalui lagu ini beliau mampu memberikan sebuah suntikan semangat kepada santri dan masyarakat muslim lainnya agar ikut ambil andil dalam berjuang membebaskan diri dari penjajah. Tidak hanya itu, beliau juga menjadi bapak pendiri Nahdatul Ulama, yang bisa dibilang sekarang menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia. Selain itu beliau juga mendirikan sebuah gerekan kebebasan berpikir dan keberagamaan yang sering disebut Tashwirul Afkar (pergolakan pemikiran).

Tashwirul afkar tidak hanya di isi oleh orang-orang pesantren, melainkan juga menjadi salah satu jembatan untuk berkomunikasi dengan tokoh nasional serta bertukar informasi dengan antara generasi tua dan generasi muda pada masa itu. Berangkat dari sini dan melalui jalur organisai Nahdatul Ulama, orang-orang besar yang ada di dalam organisasi tersebut kemudian sepakat untuk membangun semangat nasionalisme melalui berbagai kegiatan keagamaan dan pendidikan. Dari sinilah kemudian mampu melahirkan generasi yang berilmu dan cinta tanah air.

Pengajaran yang demikianlah yang seharusnya dijadikan tolak ukur dalam membingkai Indonesia yang mendamaikan. Sebagai bentuk penegasan bahwa bangsa ini berdiri tidak hanya dari orang-orang Islam semata, melainkan ada pemeluk agama lain. Selaras dengan itu, hal ini juga memberikan penegasan, bahwa tugas seorang ulama ialah mengajarkan tentang pentingnya kebangsaan. Bagaimana menjadi manusia pandai dalam meniti kehidupan dalam bersosial, baik dengan orang yang segolongan ataupun yang berbeda golongan.

Dan, apabila ada organisasi yang tidak sejalan dengan kode etik bangsa Indonesia, maka kita dengan sadar harus menolak dan menghindarinya. Sebab, hal yang demikian bisa melunturkan bangsa Indonesia yang senantiasa mengedepankan pentingnya kebersamaan dalam sebuah perbedaan.

Untuk itu, sudah seharusnya kita kembali pada kiblat ulama seperti Kiai Hasyim Ashari dan Kiai Wahab Hasbullah. Sebab, dua tokoh  ini bisa menjadi pijakan dalam hidup berbangsa dan beragama Islam yang santun dan mendamaikan di Indonesia. Sangat penting memang menciptakan sebuah kebersamaan dalam sebuah golongan, tetapi mempertahankan kerukunan dalam perbedaan jauh lebih penting.

Dengan demikian, sudah seharusnya, konsep kerukunan yang diusung oleh ulama-ulama terdahulu dipertahankan oleh generasi sekarang. Sebagai benteng dalam menjaga persatuan bangsa Indonesia dan perdamaian umat beragama yang ada di dunia. Sehingga dari sini, setiap manusia bisa hidup tenteram dan bahagia tanpa ada sikap saling menyalahkan dan membenarkan diri. Cintailah Indonesia dengan sepenuh hati, karena dengan menjaga keragaman yang ada di dalamnya, maka akan tercipta kerukunan yang akan melahirkan perdamaian dan kebahagiaan bagi tiap-tiap manusia.

This post was last modified on 12 Januari 2021 11:36 AM

Suroso

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

16 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

16 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

16 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago