Categories: Narasi

Gotong Royong Menumpas Virus Corona

Detak jantung masyarakat dunia semakin kencang setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa infeksi virus corona atau Covid-19 sebagai pandemi. Hal ini terjadi lantara sejarah telah mencatat bahwa sebagian virus yang masuk ke dalam katagori pandemi bersifat mematikan, seperti cacar, campak, tipus, flu spanyol, black death, dan HIV/AIDS. Meskipun sejatinya status pandemi bagi virus tidak selamanya bersifat mematikan, termasuk corona.

Kepanikan masyarat semakin memuncak manakala media massa serta media sosial secara massif membombardir berita terkait corona. Di saat yang bersamaan, tidak seluruh masyarakat memahami secara keseluruhan virus corona. Terdapat sekelompok masyarakat yang memahami bahwa virus corona merupakan virus ganas yang selalu mematikan. Sehingga, ketia mereka menyalakan televisi, membuka koran, dan membuka gawai selalu berisi berita corona, mereka mengalami kepanikan yang luar biasa.

Di saat seperti panik ini, daya tahan masyarakat terhadap berbagai virus penyakit, termasuk corona, akan melemah. Sehingga, ketia ia terkena virus ini justru akan membahayakan kesehatannya. Terkait dengan hal ini, sangat benar manakala Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto meminta masyarakat tidak panik menghadapi fakta bahwa sudah ada pasien yang positif terjangkit virus corona di Indonesia. Menurutnya kepanikan hanya akan menurunkan imunitas tubuh yang membuat diri kita lebih rentan tertular virus. “Kekhawatiran berlebihan yang tidak pada tempatnya itu membuat imun kita turun, psikoneuroimunologi kalau itu turun tanpa sadar kita membuat ketahanan kesehatan nasional kita sendiri ikut turun,” kata Terawan (tempo.co).

Sementara, Pakar Penyakit Dalam Spesialis Paru-Paru (Internis Pulmonologist) FKKMK UGM, dr. Sumardi, Sp.PD,KP., FINASIM.,  mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan tidak khawatir secara berlebihan menghadapi virus corona ini. Kendati begitu, masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih. “Virus corona ini bisa menyerang siapa saja segala usia, tetapi risiko lebih besar pada orang dengan daya tahan tubuh lemah,” jelasnya (ugm.ac.id).

Baca Juga : Bencana Corona Dan Ekologi Pancasila

Bermula dari sinilah, seluruh masyarakat mesti bergotong-royong menumpas virus corona secara bersamaan. Salah satu hal yang mesti dilakukan adalah meningkatkan imunitas kesehatan setiap individu sehingga tidak mudah tertular virus corona. Caranya adalah dengan menjaga kesetabilitasan jiwa masyarakat, jangan sampai mereka panik dengan keadaan yang ada.

Langkah yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi kepanikan masyarakat akan adanya virus corona yang sudah dinyatakan pandemi adalah dengan selalu menyeleksi segala berita terkait corona untuk dimengerti diri dan di-share ke orang lain. Jangan sampai media sosial yang mestinya sebagai penyambung informasi (objektif berita) justru dipahami oleh masyarakat sesuai dengan pemahaman awal mereka terkait tema yang ada. Terkait corona, banyak masyarakat yang memahami bahwa virus corona merupakan virus yang sangat mematikan. Sehingga, saat ia selalu mendapati kata corona dan semakin mendekat kepada lingkungannya, ia langsung menjadi panik. Hal ini bisa terjadi lantaran masyarakat kita tidak selamanya membaca informasi yang disebarkan orang lain secara penuh. Bahkan terhadap informasi yang menerangkan bahwa virus corona merupakan virus yang tidak selamanya membunuh, belum tentu dibaca secara utuh oleh masyarakat.

Dengan demikian, pengguna media sosial mesti selektif dalam menyebarkan informasi corona. Upayakan menyebarkan informasi yang langsung bisa ditangkap maknanya oleh penerima informasi. Syukur-syukur bisa berbentuk video, dokter yang berkompeten mengatakan bahwa virus corona sedang mewabah sehingga masyarakat dihimbau untuk waspada namun tidak panik karena virus ini bisa ditanggulangi.

Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan mendapatkan informasi yang positif terkait corona. Sementara, jiwa mereka tetap stabil tanpa ada kepanikan. Dengan cara ini, semoga virus corona tidak mudah menyebar. Sementara, masyarakat pun tidak mudah terkena virus ini karena memiliki daya tahan tubuh yang stabil.Wallahu a’lam.

This post was last modified on 18 Maret 2020 2:16 PM

Anton Prasetyo

Pengurus Lajnah Ta'lif Wan Nasyr (LTN) Nahdlatul Ulama (LTN NU) dan aktif mengajar di Ponpes Nurul Ummah Yogyakarta

View Comments

Recent Posts

Makna Jumat Agung dan Relevansinya dalam Mengakhiri Penjajahan di Palestina

Jumat Agung, yang diperingati oleh umat Kristiani sebagai hari wafatnya Yesus Kristus di kayu salib,…

1 hari ago

Jumat Agung dan Harapan bagi Dunia yang Terluka

Jumat Agung yang jatuh pada 18 April 2025 bukan sekadar penanda dalam kalender liturgi, melainkan…

1 hari ago

Refleksi Jumat Agung : Derita Palestina yang Melahirkan Harapan

Jumat Agung adalah momen hening nan sakral bagi umat Kristiani. Bukan sekadar memperingati wafatnya Yesus…

1 hari ago

Belajar dari Kisah Perjanjian Hudaibiyah dalam Menanggapi Seruan Jihad

Perjanjian Hudaibiyah, sebuah episode penting dalam sejarah Islam, memberikan pelajaran mendalam tentang prioritas maslahat umat…

3 hari ago

Mengkritisi Fatwa Jihad Tidak Berarti Menormalisasi Penjajahan

Seperti sudah diduga sejak awal, fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union of Muslim…

3 hari ago

Menguji Dampak Fatwa Aliansi Militer Negara-Negara Islam dalam Isu Palestina

Konflik yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah menjadi…

3 hari ago