Narasi

Hanan Attaki dan Pentingnya Membumikan Dakwah Moderat di Kalangan Generasi Muda

Login-nya Ustadz Hanan Attaki ke dalam jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) membawa kabar gembira. Pasalnya, Ustadz Hanan Attaki yang selama ini kerap kali diisukan sebagai simpatisan HTI memiliki fans dan penggemar dakwah yang luar biasa. Yang menariknya lagi, mayoritas para jemaahnya adalah generasi muda.

Dikatakan sebagai kabar gembira sebab, dengan bergabungnya Ustadz Hanan Attaki ke dalam NU, itu menandakan bahwa Ustadz Hanan Attaki siap mengikuti dan   mengamalkan berdakwah moderat seperti yang selama ini diperjuangkan oleh NU. Dakwah moderat adalah dakwah yang dilakukan secara santun, bijak, dan tidak memecah belah umat.

Dalam beberapa waktu terakhir, sangat banyak dakwah-dakwah keagamaan yang dilakukan oleh para penceramah yang tidak berlandaskan prinsip-prinsip moderatisme. Sebaliknya, justru malah menghadirkan cara berdakwah yang keras, provokatif, dan penuh dengan kebencian terhadap kelompok keagamaan lain. Forum keagamaan bukannya dijadikan forum penyejuk kehidupan umat, tapi malah dijadikan forum untuk memprovokasi umat.

Alhasil, dakwah-dakwah keagamaan yang dilakukan membawa petaka perpecahan bagi bangsa ini. Masyarakat diadu domba. Satu sama lain dibuat tercerai berai. Sementara agama, dijadikan pembenaran atas semua tindakan yang sama sekali tidak merepresentasikan wajah Islam itu. Umat dibuat saling membenci atas keyakinan agama yang mereka yakini. Alih-alih dipersatukan.

Ironisnya lagi, hal itu dilakukan tidak semata-mata untuk sekadar memecah belah umat. Tetapi juga untuk mendapatkan keuntungan politik elektoral dari perpecahan umat yang ada. Inilah yang akhir-akhir ini kita sebut dengan politik identitas. Umat yang satu dibuat membenci umat yang berbeda dengan tujuan agar dirinya diuntungkan, khususnya dalam hal dukung mendukung.

Karena itu, bergabungnya Ustadz Hanan ke dalam jam’iyah NU, kita berharap Ustadz Hanan Attaki ke depan mampu ikut berperan melawan dakwah-dakwah yang memecah belah dengan dakwah moderat seperti yang telah dilakukan NU selama ini. Kita yakin, dengan kemampuan dan basis massa yang dimiliki Ustadz Hanan Attaki, yakni generasi muda, dakwah moderat yang akan dilakukan Ustadz Hanan Attaki akan membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa kita. Khususnya dalam kehidupan beragama kita yang akhir-akhir ini penuh dengan amarah dan kebencian.

Hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan penduduk Indonesia didominasi oleh generasi muda. Yakni generasi Z dan generasi milenial. Generasi Z. total terdapat 74,93 juta atau 27,94% dari total penduduk Indonesia. Generasi Z saat ini diperkirakan berusia 8 hingga 23 tahun. Belum semua usia Generasi Z produktif, tetapi sekitar tujuh tahun lagi seluruh Generasi Z akan masuk usia produktif (katadata.co.id, 21/05/2021).

Komposisi penduduk terbesar selanjutnya berada di usia produktif, yaitu milenial sebanyak 69.38 juta atau 25,87% dan Generasi X 58,65 juta atau 21,88%. Sementara penduduk paling sedikit adalah Pre Boomer sebanyak 5,03 juta atau 1,87%. Pre Boomer merupakan penduduk yang lahir sebelum 1945, Baby Boomer kelahiran 1946 hingga 1964, dan Generasi X 1965 hingga 1980. Selanjutnya Milenial 1981 hingga 1996, Gen Z 1997 hingga 2012, dan Post Gen Z kelahiran 2013 hingga seterusnya (katadata.co.id, 05/21/29/021).

Data tersebut menggambarkan bahwa populasi terbesar Indonesia saat ini didominasi oleh generasi muda, yakni, generasi Z dan generasi milenial. Karenanya, dengan basis dakwah dua generasi tersebut, kita berharap, dengan sudah login ke-NU, Ustadz Hanan Attaki mampu membawa kesejukan kepada mereka dengan pola dakwah yang moderat, santun, dan arif. Sehingga ke depan, perpecahan atau polarisasi keagamaan di Indonesia yang terjadi karena perbedaan-perbedaan bisa kita akhiri.

This post was last modified on 17 Mei 2023 12:03 PM

Farisi Aris

Recent Posts

Riwayat Pendidikan Inklusif dalam Agama Islam

Indonesia adalah negara yang majemuk dengan keragaman agama, suku dan budaya. Heterogenitas sebagai kehendak dari…

22 jam ago

Hardiknas 2024: Memberangus Intoleransi dan Bullying di Sekolah

Hardiknas 2024 menjadi momentum penting bagi kita semua untuk merenungkan dan mengevaluasi kondisi pendidikan di…

22 jam ago

Sekolah sebagai Ruang Pendidikan Perdamaian: Belajar dari Paulo Freire dan Sekolah Mangunan Jogjakarta

Bila membicarakan pendidikan Paulo Freire, banyak ahli pendidikan dan publik luas selalu merujuk pada karya…

22 jam ago

Buku Al-Fatih 1453 di Kalangan Pelajar: Sebuah Kecolongan Besar di Intansi Pendidikan

Dunia pendidikan pernah gempar di akhir tahun 2020 lalu. Kepala Dinas Pendidikan Bangka Belitung, pada…

22 jam ago

4 Mekanisme Merdeka dari Intoleransi dan Kekerasan di Sekolah

Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh mereka yang sedang duduk di bangku sekolah. Apa yang…

2 hari ago

Keterlibatan yang Silam Pada yang Kini dan yang Mendatang: Kearifan Ma-Hyang dan Pendidikan Kepribadian

Lamun kalbu wus tamtu Anungku mikani kang amengku Rumambating eneng ening awas eling Ngruwat serenging…

2 hari ago