Narasi

Hijrah Ke Bumi Syam Tak Seindah yang Kalian Bayangkan!

Penggulingan kepemimpinan Bashar Assad di Suriah oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) tengah mengipnotis segelintir masyarakat Indonesia untuk hijrah ke bumi Syam (Suriah). Mereka tentu mulai membayangkan sebuah “keindahan” “kemapanan” dan “kesejahteraan” apabila hidup di bawah naungan khilafah. Tanpa disadari, bahwa hijrah ke bumi Syam (Suriah) sesungguhnya tak seindah yang kalian bayangkan.

Saya rasa, ungkapan “Hijrah ke bumi Syam tak seindah yang kalian bayangkan” adalah pesan yang sangat berharga dari Febri Ramdani untuk kita sadari saat ini. Masih ingatkah kita dengan sosok Febri Ramdani? Sosok Pria dengan segala penyesalannya, akibat hijrah ke bumi Syam untuk bergabung menegakkan negara khilafah.

Pada awalnya, Febri Ramdani ini sama dengan segelintir orang yang kini “berhasrat”  hijrah ke Syam (Suriah) setelah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menggulingkan Bashar Assad. Perasaan bangga seolah itu adalah kemenangan sekaligus panggilan Islam untuk menegakkan khilafah. Harapan dan bayangan kemapanan jika hidup di bawah naungan khilafah juga pernah dimiliki oleh Febri Ramdani sebelum hijrah ke bumi Syam.

Setelah tiba di bumi Syam, semua harapan dan bayangan Febri Ramdani tentang kemapanan jika hidup di bawah naungan khilafah itu sirna seketika.  Ditelan oleh realitas dan fakta yang terjadi sesungguhnya. Setiap saat dan sepanjang siang-malam, Febri Ramdani hanya diselimuti rasa takut akibat perang yang tak berkesudahan, mayat yang tetgeletak di jalanan dan kezhaliman yang tak terelakkan.

Beruntungnya, Febri Ramdani berhasil kabur dari limgkaran manusia-manusia zhalim (para teroris) yang sejak awal diagung-agungkan itu. Dari sinilah Febri Ramdani menulis buku berjudul “300 Hari di Bumi Syam: Perjalanan Seorang Mantan Pengikut ISIS”. Buku dengan tebal 392 halaman itu memuat semua kisah pilu dan penyelasan Febri Ramdani selama di bumi Syam. Bahwa tegaknya negara khilafah dengan segala bayangan kemapanan itu hanyalah ilusi.

Hijrah ke bumi Syam tak seindah yang kalian bayangkan adalah pesan sekaligus pengingat bagi kita semua. Janganlah mudah terjebak oleh bujuk rayuan kelompok radikal untuk datang ke bumi Syam (Suriah). Lalu ingin bergabung ke kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) itu dengan segala janji, harapan dan bayangan sebuah kehidupan yang mapan nan indah. Febri Ramdani adalah fakta sejarah yang tak boleh terulang dan dia adalah pelajaran berharga bagi kita saat ini.

Bersyukurlah atas Negara yang Kita Miliki Ini

Pada satu kondisi, seperti yang tertuang dalam buku yang ditulis oleh Febri Ramdani. Bahwa kita sesungguhnya harus bersyukur atas negara yang kita miliki ini. Kita bisa hidup dengan kenyamanan, kedamaian dan bebas dari pertumoahan darah. Hijrah ke Bumi Syam untuk berdirinya Khilafah dengam segala janji kemapanan karena berada di bawah hukum Islam adalah sebuah kebohongan yang dibangun oleh kelompok radikal. Mereka hanyalah sekelomlok preman beragama yang haus kekuasaan dan membenarkan pemberontakan serta kezhaliman.

Bahkan sebagai kekeliruan yang sangat besar apabila negara kita dianggap tak sesuai dengan hukum Islam. Sebagaimana kita adalah negara yang sangat menjunjung keamanan dan kedamaian. Maka Islam sangat merestui sebuah negara yang sangat menjaga stabilitas keamanan dan kedamaian itu. Tertuang dalam prinsip baldatun tayyibatun warabun ghafur (Qs. Saba’:15).

Apa yang disebut sebagai semangat menegakkan “hukum Islam” secara substansial telah tumbuh sebagai etika-bernegara di Indonesia dengan segala aturan-aturannya dan tentunya tak perlu khilafah. Sebagaimana, hukum Islam dalam Al-Qur’an selalu menjamin dan menjunjung agar terciptanya negara yang aman, damai dan penuh kebaikan,

Jadi, kita jangan terjebak oleh “cangkang” yang seolah terlihat dan tampak Islami tetapi sebetulnya di dalamnya sangatlah busuk dan penuh dengan kejahatan. Begitulah tampilan para pengasong khilafah yang kerap membawa “cangkang Islam”. Lalu, seolah apa yang mereka perjuangkan tampak terlihat memperjuangkan hukum-hukum Islam, padahal di dalamnya penuh dengan kemungkaran.

Jadi, negara kita dengan segala prinsip yang membentang di dalamnya. Semua itu telah meniscayakan bagaimana spirit Islam dalam membangun sebuah negara yang Baldatun tayyibatun warabun ghafur kita bangun di atas spirit keamanan, kedamaian dan persatuan. Bahkan, sebuah negeri/negara yang memuat unsur keamanan menjadi satu doa paling tulus Nabi Ibrahim. Seperti dalam potongan ayat: “Dan (Ingatlah) ketika Ibrahim berdo’a: ahai, Rabbku jadikanlah negeri ini negeri aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian” (Qs. Al-Baqarah:16).

Kembali pada argumentasi awal. Bahwa jangan mudah terjebak oleh ajakan hijrah ke bumi Syam dengan hasutan ingin menegakkan negara gemilang di bawah naungan khilafah. Kita harus bangga atas negara yang kita miliki. Kita harus sadar dan ingat jejak hijrah penyesalan Febri Ramdani ke bumi Syam itu. Bawah hijrah ke bumi Syam sesungguhnya tak seindah yang kita bayangkan.

Nur Samsi

Recent Posts

Eskatologis Suriah : Daya Pikat Suriah dan Potensi Radikalisasi

Di tengah krisis kemanusiaan yang masih berlangsung di Suriah, interpretasi agama sering dipolitisasi dan dipaksakan…

14 menit ago

Menguatkan Lokalitas dari Eksploitasi Isu Global

Aktivisme khilafah, yang berupaya menegakkan sistem pemerintahan berbasis agama di atas ideologi negara, kembali mendapat…

2 jam ago

Menganulir Komodifikasi Hadis Glorifikasi Syam

Penggulingan rezim Bashar Assad oleh Hayyat Tahrir as-Syam (HTS) banyak dipersepsi sebagai glorifikasi kota Suriah…

23 jam ago

Menjernihkan Realitas Konflik Politik Suriah

Jatuhnya rezim Bashar al-Ashad di Suriah rasanya terlalu simplifikatif jika dilihat lewat kacamata agama, tetapi…

23 jam ago

Indonesia Negeri Damai, Jangan Terpedaya Negara Ilusi

Di hamparan bumi yang terbentang luas ini, Indonesia adalah satu mozaik keindahan yang sulit ditandingi.…

23 jam ago

Membaca Efek Domino Kemenangan Hayat Tahrir al-Sham di Suriah terhadap Kebangkitan Radikalisme di Indonesia

Kemenangan kelompok oposisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dalam menggulingkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, telah memunculkan…

2 hari ago