Faktual

Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) 2023 Meningkat, Berikan Imbas Natal Yang Damai

Ternyata, perayaan Natal 2023 di seluruh Indonesia berlangsung dengan damai dan tidak ada laporan gangguan berarti. Kondisi tersebut tidak hanya disebabkan oleh upaya keamanan yang sangat baik dari pihak kepolisian, tapi juga kerukunan dan persaudaraan yang ada di tengah masyarakat kian menguat. Kondisi tersebut menjadi pertanda baik bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menag Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) 2023 mengalami peningkatan dibanding dua tahun sebelumnya. Pada 2021 sebesar 72,39, indeks naik menjadi 73,09 pada 2022. Sementara pada 2023, indeks KUB kembali naik menjadi 76,02. Ada tiga dimensi yang dipotret, yaitu toleransi (74,47), kesetaraan (77,61), dan kerja sama (76,00).

Hal ini menjadi pertanda baik bagi persatuan di Indonesia. Mengingat banyak tantangan yang terjadi di tahun ini, dan yang paling berat adalah tantangan dari kontestasi Pemilu itu sendiri. Namun nyatanya, semua tantangan tersebut tidak menggeser kerukunan Indonesia dan terus menampakkan Indonesia pada indeks kerukunan yang baik.

Natal 2023 Tidak Perlu Dijaga

Natal 2023 memberikan kesan bahwa, kecuali ancaman terorisme, gereja-gereja pada tahun tersebut sebenarnya tidak memerlukan perlindungan khusus. Di mana pun, tidak terdapat tanda-tanda bahwa ada kelompok masyarakat yang berniat mengganggu ibadah Natal.

Tahun itu, seperti tahun sebelumnya, umat Kristiani merasa aman dan terlindungi oleh masyarakat saat merayakan Natal. Dukungan ini datang dari berbagai kelompok masyarakat, baik Muslim di Jawa, sebagian besar Sumatera, Lombok, dan pulau-pulau lain, maupun masyarakat Hindu di Bali. Semua mendukung atmosfer yang memungkinkan jemaat Kristiani merayakan Natal dengan aman, bahkan di malam hari.

Meskipun sebelumnya terjadi ketegangan selama kontestasi Pemilu, suasana masih terlihat sangat aman. Hal ini merupakan tanda positif bahwa meski terdapat gesekan dan intoleransi, semangat dasar Pancasila untuk saling menerima masih tetap utuh. Modal persatuan bangsa, yang merayakan keragaman dan menyambut semua warga Indonesia tanpa memandang perbedaan agama, etnik, atau budaya, tampaknya masih kuat. Kesediaan masyarakat untuk menerima satu sama lain, seperti diwujudkan dalam semangat Natal, menjadi fondasi yang dapat diandalkan dalam membangun harmoni di tengah perbedaan. Apa pun keyakinan agama, Natal memberikan pesan universal tentang kasih sayang dan perdamaian, yang menjadi modal sosial dalam memupuk kerukunan di Indonesia.

Tetap Waspada Terorisme

Meskipun begitu, terorisme tetap merupakan ancaman serius yang perlu diwaspadai, meskipun perayaan Natal di Indonesia berlangsung dengan damai pada tahun 2023, kondisi keamanan yang stabil selama perayaan tersebut tidak mengubah fakta bahwa upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme perlu terus diperkuat. Ancaman terorisme tidak hanya mengenai satu kelompok atau perayaan tertentu, melainkan merupakan tantangan bersama bagi seluruh masyarakat.

Pengamanan yang baik selama perayaan Natal adalah langkah positif, tetapi hal itu tidak boleh membuat kita merasa terlalu nyaman atau lengah. Perlu diakui bahwa terorisme telah mengubah bentuk dan strateginya, dengan kelompok-kelompok kecil atau individu melakukan serangan acak di berbagai tempat. Oleh karena itu, waspada dan tindakan preventif harus terus ditingkatkan.

Terkait dengan hal ini, peran masyarakat sangat penting dalam mendeteksi potensi radikalisasi dan tindakan terorisme. Peningkatan literasi keamanan, pendidikan, dan kesadaran akan potensi ancaman adalah langkah kunci untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan. Keterlibatan aktif dari semua pihak, termasuk aparat keamanan, tokoh agama, dan masyarakat sipil, menjadi modal utama dalam mengatasi tantangan ini.

Meskipun terorisme mungkin masih akan menjadi ancaman dalam jangka waktu yang cukup lama, respons yang efektif dan holistik dari seluruh masyarakat dapat mengurangi risiko dan dampaknya. Semua pihak, termasuk pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan berlandaskan pada nilai-nilai persatuan dan keberagaman.

Keberhasilan perayaan Natal yang damai harus dijadikan momentum untuk terus membangun fondasi yang kokoh dalam menghadapi tantangan terorisme di masa yang akan datang. Sehingga perayaan agama akan menjadi hal yang indah dan dikenang setiap tahunnya. Dan kedamaian serta kerukunan akan terjadi setiap tahunnya.

This post was last modified on 30 Desember 2023 9:27 AM

Nur Faizi

Recent Posts

Membedah Anatomi Gerakan Gen Z; Membangun Imajinasi Keindonesiaan yang Otentik

Geliat gerakan yang dimotori gen Z di sejumlah negara ternyata tidak dapat dipandang sebelah mata.…

1 jam ago

Wajah Baru Radikalisasi di Dunia Game

Gen Z lahir dengan dua kewarganegaraan. Indonesian citizenship dan internet citizenship (netizen). Bagi mereka, tidak…

1 jam ago

Gen-Z dan Islam Moderat; Bagaimana Ekologi Media Membentuk Identitas Beragama yang Inklusif?

Hasil survei dari Alvara Institute pada tahun 2022 lalu menyebutkan bahwa agama menjadi salah satu…

2 jam ago

DNA Aktivisme Gen Z: Mengelola Genetik Perubahan Anak Muda

Gelombang aktivisme anak muda, khususnya Generasi Z, semakin menjadi sorotan global. Dari Nepal, Bangladesh, Sri…

1 hari ago

Membaca Ulang Jihad ala Gen Z

Ketika berbicara tentang jihad, kerap kali kita terjebak dalam narasi yang sempit dan reduktif, seolah…

1 hari ago

Dakwah Hibrid ala HTI; Dari Menggaet Influencer ke Adaptasi Budaya Populer

Jika ada pentolan HTI yang patut diacungi jempol lantaran lihai bermanuver, maka nama Felix Shiaw…

1 hari ago