Narasi

Intoleransi dan Rasisme itu Musuh Besar Kebhinekaan NKRI

Bangsa ini kuat dan kokoh karena ada persatuan di dalamnya. Membentuk satu-kesatuan (ikatan) dari berbagai ras,  agama, bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Bangsa ini akan juga akan rapuh. Jika keragaman tersebut mengalami perpecahan dan pertikaian. Ada-pun penyebab dari itu semua adalah sikap, paham dan tindakan kita yang selalu rasis terhadap mereka yang berbeda ras, warna kulit. Serta selalu membuat jarak dan sikap intoleransi kepada mereka yang berbeda agama.

Maka, intoleransi dan rasisme itu sesungguhnya musuh besar bangsa ini. Penyebab dari segala sebab permusuhan, kebencian dan konflik yang berkepanjangan. Sebagaimana musuh pada umumnya. Membiarkan rasisme dan intoleransi berkeliaran, berarti mengorbankan keselamatan kita. Tentu kita harus melawan, menghentikan dan menghalangi agar tidak menyerang dan merobek persatuan dan kebersamaan bangsa ini.

Karena di dalam AL-Qur’an (Qs Al-Hujarat:13) juga dijelaskan akan pentingnya menjaga (kesetaraan) satu sama lain tanpa rasisme dan kebencian. Sebagaimana dalam firman Allah SWT “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu (berbangsa-bangsa) dan (bersuku-suku) agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah SWT ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui dan maha teliti”.

Bagi orang yang mengimani ayat ini, niscaya akan terbetik dalam dirinya untuk selalu (mengunci) diri untuk berpikir dan melakukan tindakan rasis dan membenci kepada mereka yang berbeda ras. Kita semua pada hakikatnya sama. Allah SWT menciptakan kita dengan sebuah perbedaan karena memiliki tujuan agar kita saling kenal-mengenal. Tuhan menciptakan perbedaan itu sebagai (rahmat) untuk kita jaga dan lindungi dengan baik.

Jika kita merasa orang yang bertakwa, maka jadilah orang yang selalu menghargai dan menghindari rasis kepada mereka yang berbeda ras maupun agama. Karena dalam ayat tersebut, selalu menekankan (hanya orang yang bertakwa) bisa menghindari dari ujaran kebencian, rasisme dan body shamming terhadap mereka yang berbeda ras maupun warna kulit. Semua di dalam Islam dilarang melakukan tindakan yang tidak terpuji tersebut. Karena itu merusak identitas bangsa ini.

Karena hikayat kemerdekaan kita sendiri lahir dan diperjuangkan oleh kebersamaan dan persatuan. Melawan dan memukul mundur para penjajah. Kita lahir dari semboyan (Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh). Tentu kita harus menyadari akan garis kekuatan dan simbol kita di negeri ini. Bahwa kita bisa melakukan yang terbaik. Kita bisa melakukan segala sesuatu akan berhasil apabila dilaksanakan secara gotong-royong.

Kebersamaan (bersatu) dan saling menghargai satu sama lain pun juga telah diterangkan dalam Al-Qur’an  (QS Ali Imran:103) bahwa “Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (Agama) Allah SWT dan janganlah kamu bercerai-berai dan ingatlah akan nikmat Allah SWT kepadamu ketika dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan. Maka Allah SWT mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu-kamu karena nikmat Allah SWT orang-orang yang bersaudara”.

Maka sebagai kemutlakan bahwa persatuan di dalam Islam yang dijelaskan oleh ayat Al-Qur’an tersebut sebagai (nikmat) bagi kita semua untuk dijaga dengan baik. Persatuan adalah pertanda dari kehidupan yang lebih baik setelah masa kebodohan. Persaudaraan adalah jalan bagaimana kita bisa meraih sesuatu dengan jalan (gotong-royong). Hal ini sangat berlaku bagi kita di dalam memutus rasime dan intoleransi yang selama ini membuat bangsa ini tidak harmonis. Merobek kebersamaan dan menghancurkan integrasi bangsa ini. Jangan kita berpecah-belah dan memusuhi serta membenci orang yang berbeda ras, warna kulit dan beda agama.

Dari sinilah akar historis, simbol filosofis serta peranan realistis bangsa ini tegak, kokoh dan berdiri kuat karena ada persatuan dan kebersamaan di dalamnya. Para pahlawan negeri ini bisa melawan musuh dan memperjuangkan kemerdekaan karena tidak melepaskan persatuan dan kebersamaan. Mereka saling menghargai satu sama lain. Mereka tidak membedakan antara ras satu dengan ras lainnya. Karena bagi mereka, semua perbedaan itu justru bisa membentuk kolektivitas yang baik.            

Dalam momentum saat ini, kita harus bersatu. Membentuk gotong-royong (kerja sama) melawan, memutus dan menghapus tindakan rasis dan intoleransi di berbagai aspek sosial masyarakat. Kita harus memperkuat persatuan kita untuk menjaga stabilitas bangsa agar tetap kuat. Tentunya dengan cara bersatu. Karena persatuan dan kebersamaan yang kokoh merupakan senjata kita bisa melawan musuh yang berusaha mengancam stabilitas bangsa ini. Seperti halnya kelompok radikalisme-terorisme yang memiliki hasrat memporak-porandakan negeri ini. Jangan biarkan perpecahan ini sebagai angin segera terhadap kelompok yang ingin merusak negeri ini. Karena kehancuran berawal dari perpecahan. Tetapi kita bisa tetap kokoh dan kuat karena persatuan dan kebersamaan di bumi pertiwi ini.

This post was last modified on 1 Februari 2021 3:01 PM

Fathur Rohman

Photographer dan Wartawan di Arena UIN-SUKA Yogyakarta

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

14 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

14 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

14 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

14 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago