Narasi

Islam Memuliakan Manusia dan Mencela Kekerasan

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (al-Isra’ : 70)

Dalam ayat di atas terlihat bagaimana Allah memuliakan anak cucu Adam. Bukan hanya spesifik untuk mereka yang beragama Islam saja. Namun juga berlaku bagi semua manusia yang ada didunia ini yang merupakan keturunan Adam.

Islam merupakan agama rahmatan lil alamin yang memiliki maksud sebagai agama yang tak hanya membangun hubungan manusia dengan Tuhannya saja, namun juga membangun hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan mahluk hidup lainnya.

Perlu kita ingat bahwa Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam bukan dengan jalan kekerasan, namun dengan jalan kasih sayang kepada sesamanya. Melalui Rasulullah, Allah telah memberikan ajaran tentang perdamaian, kesejahteraan, kerukunan dan juga persatuan kepada seluruh umat.

Islam merupakan agama yang universal, humaris, dinamis dan kontekstual yang akan abadi sepanjang masa. Bahkan Islam melalui al-Quran dan hadits melarang segala hal yang berkaitan tentang penindasan dan ketidakadilan.

Seperti yang tertulis dalam alquran surat al-Baqarah ayat 256, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dalam ayat di atas di tuliskan bahwa tidak adanya paksaan bagi seseorang untuk memeluk suatu agama. Jalan kebenaran dan kesesatan telah jelas melalui tanda-tanda kekuasaan Allah. Dalam ayat ini pula menjelaskan bahwa Islam tidak mentolerir segala bentuk kekerasan. Atas nama apa pun dan untuk tujuan apa pun, kekerasan tidak ada tempatnya di dalam Islam.

Bahkan dalam agama Islam tidak menolerir segala bentuk usaha memperjuangkan kebenaran dengan cara mencelakakan diri sendiri atau orang lain, seperti melakukan bom bunuh diri demi memperjuangkan sebuah idealism yang tertanam pada dirinya.

Di era pasca sepeninggal Rasulullah terdapat kelompok Khawarij yang membelot dari keputusan damai yang telah disepakati, antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abi Shafyan dalam peristiwa arbitrase. Dan karena kesepakatan tersebut, kelompok Khawarij ini berpikiran mereka yang terlibat di dalam kesepakatan tersebut telah melanggar hukum Tuhan.

Kaum Khawarij tetap bersikukuh dengan pendapat  yang dianggap mereka paling benar dan menganggap mereka yang paling mengerti apa yang di tuliskan Allah dalam kitab sucinya. Mereka memerangi semua orang yang menyepakati perjanjian damai tersebut dan menganggap membunuh pembelot suatu hal yang dapat menyelamatkan Islam. Itulah awal mula tragedi kemanusiaan yang dengan mudah mengkafirkan dan membunuh orang lain bahkan sesama muslim atas nama agama. Padahal sangat jelas Islam adalah agama yang sangat memuliakan nyawa manusia. Islam menghargai kehidupan.

This post was last modified on 11 Januari 2021 12:36 PM

Eva Novavita

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

4 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

4 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

4 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago