Narasi

Jangan Anggap Radikalisme Sebagai Lelucon!

Tragedi penusukan pada pejabat negara Pak Wiranto memancing beberapa istri TNI untuk nyiyir di medsos. Kejadian penusukan Pak Wiranto terjadi pada Kamis 10 Oktober 2019 di Pandeglang. Selain istri TNI, Hanum Rais dan Marissa Haque terpancing untuk melontarkan cuitan yang tidak pantas. Kejadian seperti ini memperlihatkan kedengkian meluap-luap. Di era medsos tentunya para netizen harus bijak dalam membuat postingan ataupun kementar atas sesuatunya. Netizen yang melanggar maka akan dijerat dengan UU ITE sebagaimana mestinya.

Istri Komandan Kodim Kendari, Kolonel HS yang berinisial IZN mengunggah tulisan di facebook. Isi tulisannya berbunyi, “jgn cemen pak,…Kejadianmu, tak sebanding dgn berjuta nyawa yg melayang”. Sungguh tidak patut seorang istri Dandim malah prilakunya tidak sopan.

Di Sidoarjo perempuan berinisial FS yang juga istri TNI menyatakan hujatan, “jgn2 ini cma dramanya si wir,…buat pengalihan isu saat menjelang pelantikan, tapi kalo mmg bnr ada penusukan…mdh2an si penusuknya baek2 aja dan slmat dr amukan polisi, buat yg di tusuk smoga lancar kematiannya (emoticon),” tulisnya di facebook. FS ini malah seolah membela tidak kejahatan terorisme. Apakah patut seorang istri TNI mencontohkan seperti ini?

Pelaku berinisial WB yang juga istri seorang TNI AD juga menghujat Pak Wiranto. WB di facebook menulis, “Harusnya pisau yg buat nusuk kasih RACUN ULAR BERBISA dulu, biar nanti KOID nya juga kagak setingan.mau ikut2an drama korea (emoticon 2 jempol kebawah)”. Saudara WB ini seolah paham dengan pisau kejahatan. Terbukti WB merekomendasikan para pelaku jahat untuk menggunakan pisau yang sudah direndam dengan bisa ular. Kalau pisau berbisa buat melukai orang tentu korban sulit untuk ditolong nyawanya.

Saudara IB yang juga seorang istri TNI AD mengunggah tulisan melalui akun facebooknya sebagai berikut; “Udah Pada Nonton Trailer Film Baru Blm??? Judulnya Wiranti Ditusuk (Tapi Boong),” disertai emoticon tertawa lebar. Memang saat setelah kejadian banyak beredar video penusukan Pak Wiranto. Jadi IB ini malah menganggap tragedi itu sebagai lelucon. Apakah pantas seorang warga Indonesia, istri seorang TNI AD, lalu IB menganggap leluconan tidakkan radikalisme seperti itu?

Baca juga : Melawan Terorisme Dengan Narasi Kontra-Radikalisasi

Seorang istri TNI AU yang berinisial IH juga melakukan hujatan pada Pak Wiranto. Melalui akun facebooknya, IH menuliskan, “Mau tanya…Beli perban yang udah lengkap dengan darahnya di mana ya?? Buat nyoba nge-prank yang masih setengah belum sadar,” tulis IH ditutup emticon menjulurkan lidah. IH menyidir soal perban yang membalut Pak Wiranto, memang dalam video dengan sigap Pak Wiranto sudah diperban lukanya. Soal perban kok disoalkan, yang jelas pasti dimobil pejabat negara atau ajudannya membawa alat P3K dan obat-obatan.

Istri TNI AD yang berinisial IO juga menghujat via akun facebooknya. IO menuliskan, “Kaya adegan sinetron.. ditusuk tp ga da muka sakit sama sekali..hmm..”. Padahal dari rekaman video dari berbagai sisi Pak Wiranto setelah tertusuk terlihat jelas langsung tersungkur. Masak saudara IO ini mendapat versi video yang beda, apa karena antipati terhadap pemerintah, lalu pantaskah IO menghujat seperti itu? Apapun alasannya cuitan seperti itu seolah menganggap remeh radikalisme.

Hanum Rais seorang putri Pak Amin Rais dan sekarang juga lagi menjabat DPRD DIY juga menghujat tragedi itu. Dalam tweetnya Hanum menulis, “Setingan agar dana deradikalisme terus mengucur. Dia caper. Krn tdk bakal dipakai lg. Play viktim.mudah dibaca sbg plot. Diatas berbagai opini ygberedar terkait berita hits siang ini. Tdk byk yg bnr2 serius menanggapi. Mgkn krn terlalu byk hoax-framing yg slama ini terjadi (emoticon)”. Apakah seorang anggota DPRD memiliki prilaku seperti ini? Adapun kalau benci kepada pemerintah atau pejabatnya, apa lalu menggunakan cara keji dengan menghujat via medsos? Masyarakat harus melek ketika memilih wakilnya seperti figur Hanum ini.

Dari kalangan artis pun ada yang melakukan hujatan, siapa dia? Dia adalah Marissa Haque istri penyanyi Ikang Fawzi. Marissa ini adalah kader PAN tentu memiliki kedekatan dengan Hanum Rais. Melalui akun twitternya Marissa menulis, “Lho betul dong dugaanku. Wong kemarin di TV saya ndak melihat ada darah di tubuh Pak W. Dan semua berita datang dari sumber video-HP dengan posisi adegan tertutup pintu mobil satu dengan kaca terbuka lalu pintu satunya dengan kaca tertutup ber-riben gelap,” tulis Marissa. Sungguh miris penyakit hatinya Marissa, masak tragedi penusukan dianggap lelucon.

Para TNI dan Istrinya yang melakukan hujatan sudah ditindak. Lalu bagaimana dengan Hanum dan Marissa? Tentu aparat harus sigap menindak tanpa tebang pilih pelaku ujaran kebencian. Para pelaku seperti ini memperlihatkan dirinya mentolelir radikalisme di Indonesia. Padahal jelas Abu Rara dan istrinya pelaku penusuk Pak Wiranto sudah berbiat pada ISIS melalui jaringan JAD. Tidak patut tindakan kejahatan dibela-bela.

Pantaskah Hanum dipertahan sebagai anggota DPRD? Indonesia sebagai negara pluralisme tidak boleh membiarkan pelaku terorisme atau simpatisannya. Keutuhan NKRI jauh lebih penting daripada menganggap remeh radikalisme. Dari ujaran-ujaran via medsos seperti ini, masyarakat harus bergerak melawan kejahatan medsos. Kalaupun mau posting lelucon di medsos jangan sampai menyinggung atau melukai orang lain, itu tidak patut!

This post was last modified on 15 Oktober 2019 1:40 PM

Voni Adita Ameliana

View Comments

Recent Posts

Mewaspadai Medan Pertempuran Ideologis di Tengah Konflik Global

Kita sedang menyaksikan sebuah era yang saya istilahkan sebagai fitnah al-kubra kontemporer, sebuah kekacauan besar…

7 jam ago

Menguatkan Literasi dan Kewaspadaan terhadap Jebakan Ideologis Konflik Global

Dalam era digital yang semakin berkembang, informasi dapat tersebar dengan sangat cepat dan meluas. Di…

7 jam ago

Mitigasi Propaganda Terorisme di Tengah Riuh Konflik Timur Tengah

Keberhasilan luar biasa yang dicapai dalam mensukseskan zero terrorist attack tahun 2024 lalu tentu tidak…

7 jam ago

Dari Empati Menuju Ekstremisme: Mengurai Bahaya Residu Konflik Global

Ketegangan yang terus membara di kawasan Timur Tengah—dari konflik berkepanjangan Palestina-Israel, konfrontasi Iran-Israel, hingga luka…

1 hari ago

Memahami dan Mencegah Propaganda Radikal Berbasis Konflik Global

Profesor dan Direktur Studi Intelijen dan Keamanan Nasional di University of South Florida, Randy Borum,…

1 hari ago

Literasi Geopolitik; Meredam Polarisasi Isu di Tengah Konflik Global

Perang di era modern, tidak hanya melibatkan adu senjata canggih. Mulai dari pesawat tempur tanpa…

1 hari ago