Analisa

Jika Bencana adalah Azab dan Hukuman

Tempatkan dirimu sedang dalam kondisi mereka yang sedang mengalami derita bencana. Apa yang terpikirkan dalam benakmu ketika mendengar orang lain mengatakan musibahmu adalah azab dan siksa dari Tuhan. Bagaimana dirimu akan menjelaskan kepada anak-anak dan keluargamu yang menjadi korban bencana dengan narasi seperti itu?

Rasanya tidak elok dan tidak empatik, ketika orang yang lain bersedih, kita seolah bersyukur dan menghakimi bencana atas nama siksa Tuhan. Jika semua gerak bumi dan alam semesta adalah kehendakNya siapa yang tahu tujuan Tuhan memberikan bencana.

Cerita bencana sebagai hukuman memang ada dalam kitab suci dari kisah umat Nuh yang dihancurkan dengan banjir besar (Q.s Hud (11): 40). Atau cerita umat Nabi Hud yang dihancurkan dengan gempa yang dahsyat dan mematikan (Q.s. Hud (11): 94). Ada pula umat Nabi Shaleh yang dimusnahkan dengan virus mewabah dan gempa  (Q.s Hud (11): 67-68). Dan yang paling populer adalah Umat Nabi Luth  yang dihancurkan dengan gempa bumi yang dahsyat (Q.s. Hud (11); 82) karena perilaku seksual yang menyimpang.

Semua cerita tersebut sebagai ibrah agar manusia sesudahnya tidak mengulangi kesalahan yang sama yang terjadi secara merata. Ketika yang tampak hanya keburukan dan kemaksiatan dan tidak ada tersisa kebaikan kecuali dari segelintir orang. Tuhan memberikan siksa dan azab yang mengerikan.

Pelajaran bencana di atas adalah pelajaran bukan sebagai justifikasi dan penghakiman kepada umat berikutnya ketika ada bencana terjadi. Tuhan tidak lagi menurunkan bencana sebagai azab dan hukum di bumi sebagaimana terjadi pada masa lalu. Selama masih ada kata ampunan yang terucap di sekitarnya, Tuhan tidak akan membinasakan manusia dengan azab.

Tuhan telah berjanji untuk tidak menurunkan azab “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Al-Anfal : 33).

Lalu, apa yang terjadi ketika bencana? Peringatan dan hikmah! Bencana adalah tanda dari Tuhan agar kita bersama-sama saling memperbaiki diri, saling peduli dan saling mengasihi. Tuhan memberikan bencana dengan pelajaran hikmah agar manusia saling peduli, saling empati dan simpati serta bekerjasama dalam kebaikan.

Bukankah lebih indah dan akan meringankan korban bencana jika kabar yang kita kedepankan adalah agar semua manusia saling memperbaiki diri. Di balik bencana ada hikmah baik. Bencana bukan hukuman dan azab bagi para pendosa. Semua orang bisa terkena bencana. Bahkan wilayah manapun bisa terkena bencana mulai dari Afrika, Amerika, Australia, Asia bahkan di Makkah dan Madinah pun pernah didera bencana. Nabi tidak ingin menghukumi penduduk Thaif kala itu dengan bencana ketika malaikat sudah menawarkan diri untuk memusnahkan penduduk itu. Lalu, mengapa kita seolah melebihi Nabi dengan mengatakan bencana yang ada adalah azab dan siksa?

This post was last modified on 22 September 2023 12:06 PM

Abdul Malik

Redaktur pelaksana Pusat Media Damai BNPT

Recent Posts

Agama Cinta Sebagai Energi Kebangsaan Menjinakkan Intoleransi

Segala tindakan yang membuat kerusakan adalah tidak dibenarkan dan bukan ajaran agama manapun. Kita hidup…

1 minggu ago

Bagaimana Menjalin Hubungan Antar-Agama dalam Konteks Negara-Bangsa? Belajar dari Rasulullah Sewaktu di Madinah

Ketika wacana hubungan antar-agama kembali menghangat, utamanya di tengah menguatnya tuduhan sinkretisme yang dialamatkan pada…

1 minggu ago

Menggagas Konsep Beragama yang Inklusif di Indonesia

Dalam kehidupan beragama di Indonesia, terdapat banyak perbedaan yang seringkali menimbulkan gesekan dan perdebatan, khususnya…

1 minggu ago

Islam Kasih dan Pluralitas Agama dalam Republik

Islam, sejak wahyu pertamanya turun, telah menegaskan dirinya sebagai agama kasih, agama yang menempatkan cinta,…

1 minggu ago

Natal sebagai Manifestasi Kasih Sayang dan Kedamaian

Sifat Rahman dan Rahim, dua sifat Allah yang begitu mendalam dan luas, mengandung makna kasih…

1 minggu ago

Ketika Umat Muslim Ikut Mensukseskan Perayaan Natal, Salahkah?

Setiap memasuki bulan Desember, ruang publik Indonesia selalu diselimuti perdebatan klasik tak berujung: bolehkah umat…

1 minggu ago