Narasi

Kebal Virus Radikal dengan 5 Vaksin BNPT

Mikroorganisme virus radikalisme-terorisme dan intoleransi di Indonesia sejatinya tidak stagnan ke dalam satu “inang”. Memiliki ragam sistem saluran infeksi, seperti; menginfeksi spirit kebangsaan-nya agar hilang. Menginfeksi pola beragama, lalu menjadi eksklusif dan menghilangkan moralitas seseorang menjadi radikal, brutal dan zhalim.

Di sinilah letak pentingnya 5 vaksin BNPT yang telah disosialisasikan oleh Kepala BNPT Komjen. Pol. Boy Rafli Amar. Agar bisa mereduksi (ragam inang) penularan radikalisme-terorisme dan Intoleransi yang menjalar. Sehingga kita bisa kebal infeksi dari berbagai arah saluran kontaminasi-nya.

Pertama, transformasi wawasan kebangsaan. Vaksin wawasan kebangsaan ini mengacu ke dalam kesadaran (jati diri) sebagai orang yang lahir, lalu hidup, tinggal dan makan di tanah air Indonesia. Timbul kesadaran (rasa memiliki) atas bangsa ini sehingga menyadari bahwa segala bentuk keragaman itu bagian dari (saudara sebangsa) yang tidak boleh terpecahkan.

Wawasan kebangsaan yang semacam ini akan melahirkan (rasa tanggung-jawab) yang kokoh dan tak mudah goyah. Seperti menjaga semangat persatuan, kokoh dalam kesadaran yang Pancasilais. Berpegang teguh pada nilai-luhur UUD 1945 serta tetap menjaga NKRI.

Sehingga, vaksin yang semacam ini akan membangun semacam (kekebalan) dari virus radikalisme-terorisme dan intoleransi. Agar, tidak mudah terjangkit penularan yang sifatnya meretakkan semangat kebangsaan yang kita miliki. Dengan konsistensi memiliki wawasan kebangsaan yang telah diuraikan di atas.

Kedua, revitalisasi nilai Pancasila. Vaksin dalam konteks yang semacam ini pada dasarnya mengacu ke dalam nilai Pancasila sebagai “gaya hidup”. Dalam basis fungsional, Pancasila tidak sekadar dihafalkan melainkan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila harus menjadi wujud-laku kita. Seperti halnya, kita memiliki kesadaran tentang kemanusiaan yang adil dan beradab. Sehingga, tidak mudah memusuhi orang berbeda dengan kita secara agama atau budaya. Kita condong menghargai dia sebagai (manusia) secara adil dan memiliki etika yang baik.

Ketiga, transformasi moderasi beragama. Vaksin yang semacam ini ada dasarnya berkaitan dengan kelemahan kita atas infeksi virus radikal yang memanfaatkan narasi agama sebagai alat pembenar. Banyak yang terkecoh dengan sebuah anggapan bahwa melakukan aksi zhalim, radikal-intolerant itu dianggap ajaran agama.

Sehingga. BNPT menawarkan vaksin yang sifatnya transformasi moderasi beragama yang mengarah ke dalam (keterbukaan diri) di dalam melihat, memahami, mencermati dan menganalisis secara orientasi. Bahwa agama tidak-lah seperti itu dan agama condong menghargai atas perbedaan di atas kemanusiaan agar tidak berpecah-belah.

Di situlah imunitas terbangun dalam bentuk perlawanan. Bahwa agama tidak mengajarkan kekerasan. Agama tidak mengajarkan kezhaliman dan agama tidak mengajarkan perilaku intolerant atas keyakinan lain. Ini adalah (imunitas beragama) yang sifatnya moderat yang harus dimiliki.

Keempat, transformasi akar kebudayaan bangsa. Vaksin ini mengarah ke dalam keterbangunan etika-etika budaya-luhur yang kita miliki di negeri ini sejak dulu. Bahwa, kita terbiasa hidup penuh keragaman, budaya kita menghargai orang lain, tidak mengusik, tidak merugikan dan budaya kita adalah kemaslahatan bersama.

Maka segala hal yang (menyimpang) dari orientasi kebudayaan yang kita miliki harus kita singkirkan di negeri ini. ini adalah vaksin yang melahirkan semacam pemahaman bahwa segala ideologi yang bertentangan dengan prinsip budaya-luhur bangsa kita harus kita singkirkan seperti radikalisme-terorisme dan intoleransi.

Kelima, Transformasi pembangunan kesejahteraan. Vaksin ini mengacu ke dalam peran pemerintah dalam program pembangunan nasional. Sebab, banyak faktor infeksi radikalisme yang dipengaruhi oleh kondisi masyarakat yang “ter-marginal-kan” dan kondisi ekonomi yang sulit.

Sehingga, kondisi ini jangan sampai dimanfaatkan oleh kelompok radikalisme-terorisme. Sebagai “boneka” dalam melakukan aksi-aksi zhalim di tengah kondisi masyarakat yang semacam itu. Dengan mengupayakan kesejahteraan masyarakat yang menyeluruh sehingga dari sini juga akan tertanam spirit rasa kepercayaan atas bangsa ini yang menjadi kunci (vaksin penting) kebal infeksi radikalisme-terorisme dan intoleransi.

This post was last modified on 27 Februari 2023 4:49 PM

Sitti Faizah

Recent Posts

Makna Jumat Agung dan Relevansinya dalam Mengakhiri Penjajahan di Palestina

Jumat Agung, yang diperingati oleh umat Kristiani sebagai hari wafatnya Yesus Kristus di kayu salib,…

2 hari ago

Jumat Agung dan Harapan bagi Dunia yang Terluka

Jumat Agung yang jatuh pada 18 April 2025 bukan sekadar penanda dalam kalender liturgi, melainkan…

2 hari ago

Refleksi Jumat Agung : Derita Palestina yang Melahirkan Harapan

Jumat Agung adalah momen hening nan sakral bagi umat Kristiani. Bukan sekadar memperingati wafatnya Yesus…

2 hari ago

Belajar dari Kisah Perjanjian Hudaibiyah dalam Menanggapi Seruan Jihad

Perjanjian Hudaibiyah, sebuah episode penting dalam sejarah Islam, memberikan pelajaran mendalam tentang prioritas maslahat umat…

3 hari ago

Mengkritisi Fatwa Jihad Tidak Berarti Menormalisasi Penjajahan

Seperti sudah diduga sejak awal, fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union of Muslim…

3 hari ago

Menguji Dampak Fatwa Aliansi Militer Negara-Negara Islam dalam Isu Palestina

Konflik yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah menjadi…

3 hari ago