Narasi

Membangun Kerukunan Lintas Agama Melalui Rumah Ibadah

Rumah ibadah atau sering disebut tempat sembahyang untuk setiap orang yang beragama memang menjadi perbincangan serius akhir-akhir ini. Satu alasan mengapa hal ini menjadi perbincangan yang serius ialah, dikarenakan adanya kejahatan terorisme atau pengeboman yang mengincar rumah ibadah. Dari situlah kemudian timbul was-was dan rasa takut untuk beberapa orang. Bahkan tidak sedikit akan saling menyalahkan agama orang lain.

Inilah yang seharusnya di pertimbangkan bersama, bahwa adanya aksi tersebut sejatinya ingin memecah belah kerukunan di negeri ini. Negeri yang sejatinya memiliki asas dan peradaban yang baik dan santun dalam hidup berdampingan. Hal ini terbukti dengan adanya ideologi Pancasila di dalamnya. Bahwasanya warga Indonesia selalu menghargai perbedaan yang ada di dalamnya.

Sekilas cerita, ketika kita pernah menginjakkan kaki di kota Yogyakarta. Dan mengikuti sebuah pembelajaran ataupun kajian tentang lintas agama. Maka, seseorang akan menemukan bahwa banyak perdamaian di sini. Merasakan betapa indahnya perdamaian sampai dengan pentingnya kerukunan hidup berdampingan.

Hal ini dikarenakan ada beberapa gerakan literasi yang menggelar untuk melakukan kajian bersama di rumah ibadah salah satu agama tersebut. Inilah yang seharusnya dilakukan bersama dan dibudidayakan. Selain ini akan memupuk solidaritas dalam hidup berdampingan, hal ini juga akan menambah wawasan bagi mereka yang dengan senang hati mengikutinya. Saling bertukar pendapat dan belajar bersama. Sehingga dirinya bisa menemukan kesejajaran dalam hidup berdampingan. Yang kemudian akan mengantarkan ketenteraman, kedamaian, sampai dengan rasa saling memiliki, untuk menjaga negeri ini bersama.

Dengan adanya sikap saling menghargai ini, seseorang akan bisa mengerti bagaimana menjaga sejarah dan memanfaatkan peninggalan orang-orang terdahulu, yaitu perjuangan dalam memerdekakan Indonesia ini. Sebab, mereka yang berjuang terdahulu, tidak pernah memandang apa agamamu, di mana engkau beribadah, yang ia tau hanya bagaimana kita bersatu untuk menjadikan negara ini merdeka dari penjajahan.

Mari kita jaga negeri ini bersama, jangan pernah kita mau di adu domba oleh oknum-oknum yang tidak mengerti pentingnya kebersamaan, kerukunan, dan perdamaian. Ini adalah negeri demokrasi yang kaya akan empati, dan sikap saling mencintai. Maka, jangan pernah takut dengan aksi-aksi kejahatan tersebut. Karena sejatinya ketika kita bersama, maka kejahatan akan terhapuskan oleh kebaikan.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Gus Dur. Di mana beliau mengatakan, tidak penting apa pun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain. Orang tidak akan pernah bertanya apa agamamu.

Inilah yang seharusnya direnungkan bersama. Bahwasanya setiap kebaikan tidak perlu menanyakan apa agama mereka. Yang terpenting adalah ikhlas dan bagaimana kita mengaplikasikannya untuk kebaikan bersama. Dengan begitu akan tumbuh empati, rasa memiliki, serta kasih sayang yang akan senantiasa menjalar dalam hidup berdampingan.

Untuk itu, sudah seharusnya, kita bersama-sama untuk membangun kerukunan melalui lintas agama. Memberikan sebuah wawasan bersama, dari bertukar pendapat, sampai dengan berbagi ilmu. Sehingga kedekatan ini akan menjadikan seseorang merasakan pentingnya kebersamaan.

Meredam Kebencian Membangun Kerukunan

Sudah semestinya apabila rumah ibadah dijadikan sebuah tempat untuk meredam kebencian, dan membangun kerukunan. Sebab, sejatinya adanya agama adalah salah cara agar manusia untuk senantiasa hidup berdampingan, dengan isyarat perdamaian. Tidak ada agama yang mengajarkan kebencian, semua pasti senantiasa menyuarakan kebaikan dan perdamaian bersama.

Kalaupun ada kebencian yang mengatasnamakan agama. Itu bukanlah orang yang benar-benar memahami agama. Melainkan orang yang lemah tentang keagamaan. Sebab, mereka yang benar-benar beragama tidak akan melakukan kekerasan atau hal-hal yang negatif yang  akan merugikan agama tersebut ataupun orang-orang yang ada di sekitarnya.

Untuk itu, jangan pernah percaya dengan orang-orang yang menggunakan kekerasan, tetapi lupa ada kebaikan dalam setiap ajaran agama. Sudah seharusnya kita bersama-sama untuk membangun literasi atau sebuah kerukunan lintas agama. Agar kita bisa memahami seberapa pentingnya  saling memiliki dan mengasihi antara satu dengan yang lainnya. Bersama akan menumbuhkan empati, rasa memiliki, pentingnya menjaga, sampai dengan pentingnya untuk saling memberikan kasih sayang antara umat beragama.

Suroso

Recent Posts

Cara Islam Menyelesaikan Konflik: Bukan dengan Persekusi, tapi dengan Cara Tabayun dan Musyawarah

Konflik adalah bagian yang tak terelakkan dari kehidupan manusia. Perbedaan pendapat, kepentingan, keyakinan, dan bahkan…

1 hari ago

Beragama dalam Ketakutan: Antara Narasi Kristenisasi dan Persekusi

Dua kasus ketegangan umat beragama baik yang terjadi di Rumah Doa di Padang Kota dan…

1 hari ago

Bukti Nabi Sangat Menjaga Nyawa Manusia!

Banyak yang berbicara tentang jihad dan syahid dengan semangat yang menggebu, seolah-olah Islam adalah agama…

1 hari ago

Kekerasan Performatif; Orkestrasi Propaganda Kebencian di Ruang Publik Digital

Dalam waktu yang nyaris bersamaan, terjadi aksi kekerasan berlatar isu agama. Di Sukabumi, kegiatan retret…

2 hari ago

Mengapa Ormas Radikal adalah Musuk Invisible Kebhinekaan?

Ormas radikal bisa menjadi faktor yang memperkeruh harmoni kehidupan berbangsa serta menggerogoti spirit kebhinekaan. Dan…

2 hari ago

Dari Teologi Hakimiyah ke Doktrin Istisyhad; Membongkar Propaganda Kekerasan Kaum Radikal

Propaganda kekerasan berbasis agama seolah tidak pernah surut mewarnai linimasa media sosial kita. Gejolak keamanan…

2 hari ago