Narasi

Memperkuat Litrasi Digital di Pesantren

Di era milenieal ini, ketika gadget dan internet menjadi hal yang dekat dengan generasi muda, terkadang anak muda kehilangan teladan di dunia nyata. Mereka tak jarang mencari teladan di dunia maya. Hal semacam ini lumrah, tapi juga tidak ada pemahaman yang benar, berpotensi bisa salah dalam memahami. Salah satu contoh yang paling mudah terlihat adalah, ketika anak muda pergi  berjihad, dan berani melakukan tindakan toleran, bahkan tindakan persekusi atau teror.

Hal ini bisa terjadi, karena salah memahami sebuah ajaran, dan menganggap paling benar sendiri. Sehingga banyak kita temukan, anak muda sekarang tidak mau menerima nasihat dari orang lain, karena dirinya merasa ajaran yang diikutinya yang paling benar.

Sebagai generasi muda, sudah seharusnya memiliki teladan yang bisa diterapkan pada kehidupan era modern ini. Sebagai muslim hendaknya kita selalu berusaha untuk meneladani Rasulullah SAW. walaupun nabi hidup di era yang telah lampau, akan segala ucapan dan tindakannya masih relevan pada era zaman now.

Salah Satu yang dapat kita pegang adalah sifat saling menjaga perdamaian. Bahkan, dengan yang berbeda agama atau pihak musuh sekalipun, nabi masih tetap menghormati dan lebih mengendepankan permusyawarahan untuk mencapai perdamaian.

Di jaman sekarang ini ujaran kebencian sangat mudah menyebar lewat media sosial ataupun internet. Ideologi kebencian telah menyusup di semua lini kepada pemuda, akibatnya jika hal seperti ini dibiarkan berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada permusuhan. Padahal, budaya kita tidak mengenal permusuhan atau kebencian. Bahkan, sebagian pemuda mudah terprovokasi untuk saling membenci karena hal sepele. Jika, kita memperlajari agama dengan sebaik-baiknya, tentu tidak akan ada kekerasan, kebencian bahkan permusuhan yang mengatasnamakan agama atau apapun, seperti yang terjadi hari ini.

Maka, untuk mewujudkan perdamaian yang dicita-citakan itu, dibutuhkan pribadi muslim yang tetap berpegang teguh terhadap kemurnian ajaran islam. Yang dapat beradaptasi dengan budaya masyarakat dan tidak dengan tindak kekerasan. Seperti masuknya agama islam ke Indonesia. Pada dasarnya, agama memliki konsep ajaran yang sangat agung seperti Ukhwah (Persaudaraan), Itihadiyah (Persatuan), dan Musyawarah (Demokrasi).

Terbentuknya perdamaian dapat terwujud dengan doktrin agama yang menjadi sebuah ideologi. Karena pada hakikatnya, tidak satupun agama di dunia ini yang mengajarkan kekerasan dan peperangan. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak konflik di dunia ini yang di dasari oleh perbedaan ideologi beragama.

Untuk mewujudkan pribadi yang kuat serta bisa menyebarkan benih-benih perdamaian, maka dibutuhkan suatu lembaga pendidikan keislaman yang bisa mengajarkan nilai-nilai perdamaian(rahmatan lil Alamin).Yakni Pesantren.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memberikan sumbangsih  besar pada bangsa  Indonesia. Keberadaannya sudah berlangsung lama, bahkan disebut sebagai lembaga pendidikan Islam kuno/tradisional. Pesantren termasuk lembaga pendidikan yang banyak berperan dalam mewujudkan kemerdekaan dan mencerdaskan ank bangsa. Bahkan banyak tokoh-tokoh penggerak deklarator dan kemajuan bangsa lahir dari pesantren.

Seiring perkembangan zaman pesantren juga mengalami kemaujuan yang cukup pesat. Perkembangan pesantren dimulai dari berbagia sektor, mulai dari manajemen, kurikulum dan sebagainya, tipe inilah yang dikenal dengan pesantren Modern. Kurikulum yang ditawarkan oleh pesantren tidak hanya ilmu yang mendalami agama, akan tetapai juga memasukkan kurikulum dari pemerintah. Sehingga jelas out put dari pesantren selain mengusai bidang agama juga terampil dalam ilmu umum (sains). Pendidikan pesantren tidak hanya mengajarkan kualitas individual, melainkan juga diajarkan kepekaan terhadap sosial sekitar, sehingga tumbuhlah rasa kepeduliaan antar sesama. Dengan demikian, pesantren basis implementasi sosial tranformasi pendidikan yang menyediakan sumber keilmuan dengan kualitas yang terbaik serta penanaman moral sosial.

Maka, pendidikan pesantren adalah suatu hal yang dapat mendukung terwujudnya perdamaian dunia. Khusunya agama islam. Dengan konsep Ukhuwah (Persaudaraan) yang dibawanya itu, perdamaian dunia dapat terwujud. Dan terlebih peran pesantren sebagai satu-satunya lembaga pendidikan keislaman yang tidak hanya mengajarkan ilmu akademis tetapi juga ilmu bersosial. Dimana hal itu sangat berperan aktif dalam tercapainya perdamaian dunia. Jadi, santri sebagai orang yang menuntut ilmu di pesantren tidak hanya dibekali dengan ilmu agama melainkan juga dibekali Pengetahuan umum, dengan begitu dapat menebarkan perdamaian di seluruh dunia.

Muhammad Abdul Kholiq

Recent Posts

Kultur yang Intoleran Didorong oleh Intoleransi Struktural

Dalam minggu terakhir saja, dua kasus intoleransi mencuat seperti yang terjadi di Pamulang dan di…

2 hari ago

Moderasi Beragama adalah Khittah Beragama dan Jalan Damai Berbangsa

Agama tidak bisa dipisahkan dari nilai kemanusiaan karena ia hadir untuk menunjukkan kepada manusia suatu…

2 hari ago

Melacak Fakta Teologis dan Historis Keberpihakan Islam pada Kaum Minoritas

Serangkaian kasus intoleransi dan persekusi yang dilakukan oknum umat Islam terhadap komunitas agama lain adalah…

2 hari ago

Mitos Kerukunan dan Pentingnya Pendekatan Kolaboratif dalam Mencegah Intoleransi

Menurut laporan Wahid Foundation tahun 2022, terdapat 190 insiden intoleransi yang dilaporkan, yang mencakup pelarangan…

2 hari ago

Jaminan Hukum Kebebasan Beragama bisa Menjamin Toleransi?

Indonesia, dengan kekayaan budaya, agama, dan kepercayaan yang beragam, seharusnya menjadi contoh harmoni antar umat…

3 hari ago

Mencegah Persekusi terhadap Kelompok Minoritas Terulang Lagi

Realitas kekayaan budaya, agama, dan kepercayaan di Indonesia seharusnya menjadi fondasi untuk memperkaya keberagaman, namun…

3 hari ago