Narasi

Menangkal Radikalisme Bagian Dari Bela Negara

Salah satu tantangan besar yang dihadapi bangsa kita saat ini adalah ideologi dan paham radikal yang menjadi ancaman bagi kedaulatan NKRI. Radikalisme memang tidak mengakar sebagai karakter bangsa tetapi terus menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks ini, darurat radikalisme mesti juga diperhatikan sebagai ancaman bagi kedaulatan negara dan keamanan masyarakat.

Seluruh warga negara mempunyai kewajiban untuk melakukan bela negara sesuai dengan profesi masing-masing dalam rangka menangkal radikalisme. Dan bela negara sendiri memiliki spektrum yang sangat luas di berbagai bidang kehidupan mulai dari politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Di era milenial ini, bela negara tentu sudah sangat jauh dari pemahaman bela negara di masa lalu. Dahulu, bela negara cenderung identik dengan militer, pakaian loreng, hingga pelatihan ala militer. Tapi, di era milenial bela negara terdapat dalam kehidupan kita masing-masing yang dilakukan sesuai dengan profesi setiap orang untuk mewujudkan yang terbaik. Ini merupakan wujud bela negara paling simpel dan mudah. Sebab, bela negara secara total adalah sebuah kekuatan dari seluruh unsur masyarakat Indonesia dalam membela bangsa ini, bukan melulu harus pergi berperang ke medan pertempuran.

Perang saat ini adalah perang melawan kehidupan kita amsing-masing. Anak sekolah menyelesaikan sekolah, mahasiswa menyelesaikan kuliahnya, orang bekerja harus bisa bekerja dengan baik agar hasilnya bisa menguntungkan semuanya. Selanjutnya, tidak korupsi. Terbebas dari segala macam bentuk penyebaran paham kekerasan yang dewasa ini massif terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat seperti radikalisme negatif yang mengarah pada terorisme.

Radikalisme negatif sebetulnya tidak bisa dikaitkan dengan agama. Sebab, agama sendiri tidak mengajarkan kekerasan, apalagi sampai membunuh manusia lainnya. Sebab, agama adalah rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh kehidupan di muka bumi ini. Sedangkan radikalisme negatif atau kekerasan adalah sebuah paham yang dianut untuk memaksakan keinginan atau pemaksaan kehendak. Radikalisme negatif merupakan sebuah paham atau keyakinan bahwa hanya dengan kekerasan ajaran atau jalan satu-satunya yang dapat menyelesaikan setiap permasalahan. Sehingga, terorisme bisa jadi diawali dengan aksi radikalisme negatif.

Paham ini bisa dihadapi dengan bela negara. Sehingga, di era milenial, bela negara adalah kemampuan semua bangsa Indonesia dengan segala macam profesinya untuk menjaga Indonesia agar aman dan sejahtera. Menangkal radikalisme adalah tugas bersama seluruh rakyat Indonesia. Jika semua elemen masyarakat mengerti akan tanggung jawab ini, niscaya kita bisa mengeliminir radikalisme sekaligus mencegah aksi terorisme. Jika totalitas kemampuan masyarakat dalam mewujudkan bela negara bisa berhasil pada bidang kehidupan masing-masing, maka akan tercipta sebuah lingkungan masyarakat yang paham dan mampu menghadapi radikalisme. Situasi masyarakat yang kondusif akan menjadi daya tangkal yang baik bagi infilotrasi radikalisme dan terorisme.

This post was last modified on 11 Januari 2021 12:25 PM

Imam Muhlis

Pendidik pada Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap, Alumnus Magister Ilmu Hukum UGM Yogyakarta

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

2 hari ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

2 hari ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

2 hari ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

3 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

3 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

3 hari ago