Categories: Narasi

Menjaga Amanah

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Tidaklah sempurna Iman seseorang yang tidak menjaga amanah.” (HR. Ahmad). Hal ini menunjukkan bahwa menjaga amanah adalah salah satu hal utama yang harus mampu dilaksanakan oleh setiap muslim, karena hal ini berkaitan langsung dengan kesempurnaan iman.

Dari sisi bahasa, kata ‘amanah’ memiliki akar yang sama dengan kata iman dan aman. Artinya, orang yang beriman adalah orang yang mampu memberikan rasa aman baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Salah satu cara mewujudkan hal itu adalah dengan selalu menjaga amanah.

Menjaga amanah berarti menjaga kepercayaan, baik kepercayaan yang diberikan oleh Allah maupun oleh orang lain. Menjaga kepercayaan dari orang lain berarti memastikan bahwa titipan atau rahasia yang diberikan oleh orang tersebut tetap berada dalam kondisi terbaik. Sementara menjaga amanah dari Allah berarti melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Para ulama menjelaskan bahwa Allah memberikan 5 amanah utama kepada manusia, yaitu ilmu, pekerjaan, pasangan hidup, anak, dan harta.

Ilmu merupakan amanah utama yang diberikan Allah kepada manusia, karena dengan ilmu yang baik manusia dapat mengetahui hal-hal yang baik untuk kehidupannya. Sementara ilmu yang baik tidak boleh disembunyikan, ia harus disebarkan agar semakin banyak orang yang dapat menjadi lebih baik. Rasullullah mewanti-wanti kita untuk menyebarkan ilmu, beliau bersabda, “Barangsiapa ditanya tentang sebuah ilmu pengetahuan, lalu menyembunyikannya (padahal ia mengetahui), niscaya dia akan dikekang di hari kiamat dengan kekangan yang terbuat dari api neraka.” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).

Allah juga menyediakan rizki untuk mencukupi kehidupan manusia. Namun rizki tersebut hanya akan diberikan kepada manusia yang mengusahakannya, yaitu mereka yang melakukan pekerjaan yang baik. Oleh karenanya bekerja merupakan amanah dari Allah yang harus dikerjakan. Sementara pasangan hidup (suami/istri) merupakan amanah dimana keduanya wajib menghormati hak dan kewajiban masing-masing. Sehingga dengan berpasangan manusia mampu untuk menjadi insan yang lebih baik.

Allah juga memberikan amanah kepada manusia berupa anak yang memiliki hak untuk diberi kasih sayang dan pendidikan yang baik. Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, Apakah hak anakku terhadapku?” Rasul kemudian menjawab, “Engkau baguskan nama dan pendidikannya, lalu kau tempatkan ia di tempat yang baik.” Sementara amanah Allah berupa harta bergandengan dengan kewajiban untuk mencari dan menggunakan harta tersebut hanya dengan cara dan tujuan yang baik. Allah tidak ridla terhadap harta yang diperoleh dan dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak baik.

Oleh karenanya menjaga amanah merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Karena selain menjadi salah satu syarat kesempurnaan iman, menjaga amanah adalah sesuatu yang akan membuat muslim menjadi kaya meski ia tidak memiliki banyak harta. Rasulullah SAW bersabda, “Empat perkara yang jika engkau pelihara baik-baik, kayalah engkau walaupun banyak kemegahan dunia yang tidak engkau capai, yaitu: Memelihara amanat, berkata jujur, perangai yang baik, dan mengendalikan kerakusan makan.” (HR. Ahmad).

This post was last modified on 16 Juni 2015 2:00 PM

Khoirul Anam

Alumni Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS), UGM Yogyakarta. Pernah nyantri di Ponpes Salafiyah Syafiyah, Sukorejo, Situbondo, Jatim dan Ponpes al Asyariah, kalibeber, Wonosobo, Jateng. Aktif menulis untuk tema perdamaian, deradikalisasi, dan agama. Tinggal di @anam_tujuh

Recent Posts

Jebakan Beragama di Era Simulakra

Banyak yang cemas soal inisiatif Kementerian Agama yang hendak menyelenggarakan perayaan Natal bersama bagi pegawainya,…

23 menit ago

Melampaui Nalar Dikotomistik Beragama; Toleransi Sebagai Fondasi Masyarakat Madani

Penolakan kegiatan Natal Bersama Kementerian Agama menandakan bahwa sebagian umat beragama terutama Islam masih terjebak…

24 menit ago

Menanggalkan Cara Beragama yang “Hitam-Putih”, Menuju Beragama Berbasis Cinta

Belakangan ini, lini masa kita kembali riuh. Rencana Kementerian Agama untuk menggelar perayaan Natal bersama…

26 menit ago

Beragama dengan Kawruh Atau Rahman-Rahim dalam Perspektif Kejawen

Dalam spiritualitas Islam terdapat tiga kutub yang diyakini mewakili tiga bentuk pendekatan ketuhanan yang kemudian…

36 menit ago

Natal Bersama Sebagai Ritus Kebangsaan; Bagaimana Para Ulama Moderat Membedakan Urusan Akidah dan Muamalah?

Setiap menjelang peringatan Natal, ruang publik digital kita riuh oleh perdebatan tentang boleh tidaknya umat…

23 jam ago

Bagaimana Mengaplikasikan Agama Cinta di Tengah Pluralitas Agama?

Di tengah pluralitas agama yang menjadi ciri khas Indonesia, gagasan “agama cinta” sering terdengar sebagai…

23 jam ago