Narasi

Menyongsong 2018 (tanpa) Terorisme

Di tahun 2017 ini, Indonesia masih “menyimpan” teroris yang terus mengemuka. Namun demikian, kebobrokan moral para pelaku teror pun sedikit demi sedikit dapat dibuktikan oleh beragam kenyataan lapangan. Kabar baiknya, banyak dari masyarakat kita menyadari bahwa sekelompok orang yang tergabung dalam aksi teror dengan mengatasnamakan agama (Islam) ternyata adalah para pengadu domba hingga pemuja hawa nafsu. Sehingga, banyak masyarakat kita yang hingga di penghujung tahun 2017 ini sudah sadar betapa aksi kekerasan yang mengatasnamakan jihad adalah bohongan.

Semakin banyak masyarakat yang sadar bahwa beragam kekerasan yang terjadi bukanlah aksi jihad, semakin besar pula kemungkinan pemberantasan terorisme dapat berhasil. Dan, nyatanya masyarakat Indonesia sudah memiliki modal yang cukup besar dengan adanya beragam realita betapa para pelaku teror yang mengatasnamakan mujahid adalah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Yang menjadi pertanyaan, sanggupkah ‘kita’ menyukseskan program anti-teror di tahun 2018 mendatang?

Modal besar dalam rangka memerangi terorisme tidak cukup sebagai jaminan akan keberhasilan. Modal besar jika tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi petaka tersendiri. Modal yang ada justru terhambur-hamburkan untuk keperluan yang tidak ada sangkut paut dengan kebutuhan yang mesti dicukupi. Modal besar akan membawa kesuksesan yang nyata manakala dapat dikelola dengan baik.

Dalam rangka pemberantasan ataupun penanggulangan terorisme, kita mesti memanfaatkan modal yang ada dengan baik. Bukti-bukti akan ketidaksungguhan para pelaku kekerasan akan jihad fi sabilillah harus disebarkan serta ditanamkan kepada seluruh komponen masyarakat. Dengan begitu, mereka akan dengan sendirinya tersadarkan bahwa upaya-upaya kekerasan dengan mengatasnamakan agama sejatinya adalah bentuk terorisme yang tidak perlu diberi apresiasi positif. Bahkan, masyarakat dituntut untuk sadar bahwa beragam tindak kekerasan (termasuk yang mengatasnamakan agama) harus diperangi bersama.

Langkah yang dapat kita lakukan adalah dengan menyebarkan informasi betapa para pengaku jihad adalah orang-orang yang justru bertentangan dengan ajaran agama. Kita dapat menyebarkan informasi ini dengan valid kepada orang-orang terdekat kita, di antaranya adalah keluarga dan para sahabat. Selain itu, informasi penting ini juga dapat disebarkan memalui jejaring sosial yang sudah menjamur di dunia maya. Dengan cara ini, ketika setiap kita melakukan di lingkungan masing-masing, fa insyaallah cita-cita memberantas terorisme di tahun depan akan dapat terwujud.

Berbeda halnya ketika kita tidak pernah memanfaatkan modal besar ini dengan baik. Dengan berlandaskan keyakinan yang kuat, para pelaku teror dapat dengan mudah memutarbalikkan fakta sehingga kejahatan yang dilakukan dapat terlihat sebagai sebuah kemuliaan. Lebih-lebih mereka sangat getol membunyikan ayat al-Qur’an dalam rangka menguatkan pendapat yang mereka sampaikan. ketika hal ini yang terjadi, maka bukan tidak mungkin modal besar yang jelas-jelas tampak di tahun 2017 ini akan sirna begitu saja. Dan yang akan terjadi adalah terorisme terjadi di mana-mana.

Na’udzubillah min dzalik.

Anton Prasetyo

Pengurus Lajnah Ta'lif Wan Nasyr (LTN) Nahdlatul Ulama (LTN NU) dan aktif mengajar di Ponpes Nurul Ummah Yogyakarta

Recent Posts

Kultur yang Intoleran Didorong oleh Intoleransi Struktural

Dalam minggu terakhir saja, dua kasus intoleransi mencuat seperti yang terjadi di Pamulang dan di…

22 jam ago

Moderasi Beragama adalah Khittah Beragama dan Jalan Damai Berbangsa

Agama tidak bisa dipisahkan dari nilai kemanusiaan karena ia hadir untuk menunjukkan kepada manusia suatu…

22 jam ago

Melacak Fakta Teologis dan Historis Keberpihakan Islam pada Kaum Minoritas

Serangkaian kasus intoleransi dan persekusi yang dilakukan oknum umat Islam terhadap komunitas agama lain adalah…

24 jam ago

Mitos Kerukunan dan Pentingnya Pendekatan Kolaboratif dalam Mencegah Intoleransi

Menurut laporan Wahid Foundation tahun 2022, terdapat 190 insiden intoleransi yang dilaporkan, yang mencakup pelarangan…

24 jam ago

Jaminan Hukum Kebebasan Beragama bisa Menjamin Toleransi?

Indonesia, dengan kekayaan budaya, agama, dan kepercayaan yang beragam, seharusnya menjadi contoh harmoni antar umat…

2 hari ago

Mencegah Persekusi terhadap Kelompok Minoritas Terulang Lagi

Realitas kekayaan budaya, agama, dan kepercayaan di Indonesia seharusnya menjadi fondasi untuk memperkaya keberagaman, namun…

2 hari ago