Keagamaan

Meraih Lailatul Qadar : Jangan Terjebak Formalitas dan Kesalehan Ritual

Pada malam-malam terakhir bulan Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia mempersembahkan doa-doa dan ibadah kepada Tuhan yang semakin intensif. Di antara malam-malam yang istimewa tersebut adalah Lailatul Qadar, malam yang dipercaya memiliki nilai spiritual yang sangat besar dalam Islam.

Namun, di balik ritual ibadah yang dilakukan pada malam tersebut, terdapat pesan moral yang mendalam yang hendak disampaikan kepada umat manusia. Lailatul Qadar bukan hanya sekadar malam untuk memperbanyak amalan ibadah, tetapi juga momen untuk merefleksikan makna kesalehan dan hubungan manusia dengan Tuhan serta sesama.

Dalam memahami makna Lailatul Qadar, perlu dipahami bahwa pesan kesalehan yang terkandung di dalamnya tidak hanya berorientasi pada dimensi vertikal, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan, tetapi juga dimensi horizontal, yaitu hubungan antar sesama manusia. Lailatul Qadar mengajarkan pentingnya harmoni kemanusiaan dan keadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan manusia tidak hanya dalam hubungannya dengan Tuhan, tetapi juga dalam hubungannya dengan sesama manusia.

Dalam meraih Lailatul Qadar, umat Muslim seharusnya tidak hanya fokus pada aspek ritual ibadah semata, tetapi juga pada makna moral yang terkandung di dalamnya. Pesan kesalehan yang terkandung dalam Lailatul Qadar adalah pesan untuk berbuat baik kepada sesama manusia, menjaga perdamaian dan keadilan, serta mengabdi kepada kemanusiaan secara menyeluruh. Ibadah yang benar adalah ibadah yang tidak hanya menjaga hubungan vertikal dengan Tuhan, tetapi juga memperkuat hubungan horizontal dengan sesama manusia.

karena itulah, penting untuk menekankan pentingnya menginternalisasi pesan moral yang terkandung dalam Lailatul Qadar. Lailatul Qadar adalah momen yang tepat untuk merefleksikan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Pesan moral yang terkandung dalam Lailatul Qadar menuntut umat Muslim untuk mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam tindakan nyata di tengah-tengah masyarakat.

Terlalu sering umat Muslim terjebak dalam rutinitas ibadah yang bersifat formalistik, tanpa benar-benar memahami makna dan tujuan di baliknya. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk melampaui sekadar aspek ritualistik dalam merayakan Lailatul Qadar, dan lebih memperhatikan esensi moral dan pesan kemanusiaan yang terkandung di dalamnya. Ibadah yang benar adalah ibadah yang mampu mengubah perilaku dan sikap seseorang menjadi lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks kebangsaan, pentingnya menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam Lailatul Qadar. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga perdamaian, keadilan, dan harmoni antar umat beragama serta antar sesama manusia.

Dalam konteks ini, Lailatul Qadar dapat dipandang sebagai momen yang mengajarkan pentingnya toleransi, saling menghormati, dan berbagi kasih sayang di antara seluruh warga negara. Pemahaman yang mendalam tentang makna Lailatul Qadar dapat menjadi landasan bagi pembangunan masyarakat yang inklusif dan harmonis, di mana setiap individu dihargai dan dihormati atas keberagaman dan perbedaannya.

Dengan demikian, merayakan Lailatul Qadar bukan hanya sekadar melakukan ibadah ritual, tetapi juga kesempatan untuk merefleksikan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman yang mendalam dan pengamalan yang nyata terhadap pesan kesalehan dan kebajikan yang terkandung dalam Lailatul Qadar, umat Muslim dapat berperan aktif dalam membangun masyarakat yang damai, adil, dan berkeadilan.

Novi N Ainy

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

7 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

7 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

7 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago