Narasi

Mewujudkan Indonesia Damai dengan Konsep Hari Bebas Kebencian

Indonesia merupakan negara yang majemuk, banyak suku-suku, bahasa, ras, hingga agama di dalamnya. Namun, hal inilah yang menjadikan Indonesia menjadi menarik. Sebab, hal ini menunjukkan Indonesia kaya dengan kebudayaan. Selain itu, dengan banyak perbedaan inilah, konsep kasih sayang sangat dibutuhkan di dalamnya. Karena hanya dengan melalui rasa memiliki dan cinta itulah yang akan menciptakan rasa toleransi, yang kemudian mengakar menjadi kerukunan.

Dari sinilah penting kiranya untuk menguatkan solidaritas dengan tujuan menuju dalam lembaran baru, untuk Indonesia yang mendamaikan. Menjunjung nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai acuan utama untuk menjaga keutuhan NKRI, dan menyebarkannya sebagai bentuk cinta kita terhadap bangsa dan penghuninya. Hingga bisa merasakan kebahagiaan sesuai dengan apa yang dirasakan orang lain.

Indonesia yang sejatinya banyak perbedaan inilah yang seharusnya menjadi ruang bagi setiap orang bertukar pikiran dan memberikan pendapat. Sebab, berangkat dari perbedaan ini, tidak menutup kemungkinan kita akan menemukan pemahaman baru, pengetahuan, serta bagaimana bersikap toleran yang baik. Sedikitnya dari hal ini kita sudah berhasil menjadi warga Indonesia yang cinta damai.

Gus Mus pernah mengatakan kebencian yang bercampur dengan iri dengki, menyebabkan orang kalap dan seringkali menghalalkan segala cara. Selain itu beliau juga mengatakan, mengajak kepada kebaikan adalah baik, tetapi memaksa kepada orang lain suatu yang kita anggap baik adalah tidak baik. Sejalan dengan itu Gus Dur juga menegaskan bukalah hatimu dan bertindaklah  dengan jujur.

Inilah yang seharusnya menjadi pegangan bagi setiap orang, bahwa kebencian itu harus dihilangkan sejak dari diri kita sendiri. Dengan tujuan, agar tidak ada permusuhan dan kebohongan yang kerap kali membayangi kehidupan kita. Selain itu, kejujuran yang dimaksudkan Gus Dur juga mengajarkan seseorang untuk senantiasa mengedepankan sikap saling menjaga dan menghormati. Sebab dari kejujuran itulah kita bisa menguatkan solidaritas dan kerukunan.

Untuk itu, mewujudkan Indonesia damai dan bebas dari kebencian adalah cita-cita yang sangat mulia. Selain hal ini mengantarkan seseorang pada titik untuk saling menjaga kerukunan, ini juga menjadi modal menjadikan Indonesia ini lebih maju. Menjadikan generasi yang akan datang lebih paham, bagaimana menyikapi ujaran kebencian yang ditawarkan di media sosial ataupun yang dilakukan secara terang-terangan. Cintalah Indonesia sepenuh hati, agar menemukan cinta dari orang-orang yang ada di sekeliling kita. Mencintai Indonesia juga sudah berusaha menjaga keutuhan yang ada di dalamnya.

Spirit Kasih Sayang sebagai Modal Mewujudkan Kerukunan

Kasih sayang menjadi jembatan untuk memicu ketaatan dan kebersamaan. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah, seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya. Antara kasih sayang dan ketaatan memiliki ikatan yang sangat dekat. Di mana dengan adanya kasih sayang, maka akan tercipta kebersamaan dan ketaatan dalam jiwa dan ruhani  kita. Misalnya, ketika kasih sayang orang tua tertanam dalam sanubari anak-anak, maka mereka akan menjadi penurut dan pengikut orang tuanya. Buah dari kasih sayang orang tua ini akan membuat anak-anak tidak mudah mengabaikan tanggung jawab, dan pastinya akan menjadi pribadi yang tegar. Karena baginya mencintai adalah berlian terindah untuk menikmati kehidupan.

Cinta selalu memberikan hal menarik untuk dinikmati. Orang-orang yang senantiasa menggunakan bahasa cinta dalam bertingkah laku, pasti dalam hidupnya dipenuhi dengan kebahagiaan yang bersumber dari orang lain. Itulah mengapa, gunakanlah cinta sebagai landasan diri ini untuk saling mengenal, memahami, hingga menjadikan bahasa cinta sebagai kedekatan dalam membangun kerukunan hidup berdampingan. Cinta itu ada dalam diri setiap manusia, dan harus senantiasa dijaga, kemudian disebarluaskan lewat lisan sebagai bahasa perdamaian.

Adanya konsep kasih sayang, menyadarkan seseorang dalam memahami pentingnya berinteraksi dengan orang lain. Selain berinteraksi ini menghasilkan sebuah pengetahuan yang baru, interaksi juga akan melahirkan perhatian, yang kemudian menjadi cinta untuk saling menjaga dan menghormati. Hingga skip-skip kebencian yang terkadang membelenggu dalam kehidupan seseorang terhapuskan atau tertutupi dengan adanya kasih sayang tersebut.

Sudah seharusnya konsep kasih sayang menjadi ajaran untuk setiap orang. Selain hal ini bisa menumbuhkan rasa saling mengerti, kasih sayang menjadi modal penting untuk mengikrarkan bahasa perdamaian. Sesuai dengan bahasa cinta, mencintai adalah bagian terindah dalam sanubari dan senantiasa menghiasi keindahan-keindahan dalam menjalani hidup yang damai.

This post was last modified on 31 Desember 2018 1:27 PM

Suroso

View Comments

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

4 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

4 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

4 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago