Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, yang artinya secara etimologis adalah melakukan perhitungan. Dalam terminologi syari, muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya baik secara vertical hubungan manusia dengan tuhannya maupun secara horisontal yaitu, hubungan manusia dengan sesama manusia lainnya. Ia merupakan salah satu sarana yang dapat menghantarkan manusia mencapai kesempurnaan sebagai hamba Allah Swt.
Islam telah mengingatkan umatnya betapa pentingnya muhasabah ini agar manusia tidak lengah dan terperangkap dalam angan semata. Allah berfirman dalam surah Alhasyar yang artinya “wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.Al-Hasyr (59):18). Sementara dalam Hadis disebutkan “ Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT”. (HR. Imam Turmudzi).
Muhasabah berarti mengintrospeksi dirinya sendiri dan mengingat ingat apa yang telah dilakukan di masa lalu serta merencanakan apa yang akan dilakukan ke depan untuk menutupi kekurangan masa lalu dan selanjutnya menindaklanjuti apa yang telah direncanakan. Jika seseorang hanya mengingat-ingat apa yang telah dilakukan dan merencanakan apa yang akan dilakukan akan tetapi tidak menindaklanjuti maka sesungguhnya bukanlah muhasabah yang sebenarnya karena tujuan muhasabah adalah untuk merealisasikan apa yang telah direncanakan untuk menutupi kekurangan yang telah dilakukan sebagai persiapan menghadapi kehidupan yang abadi.
Dengan melaksanakan muhasabah, seorang hamba akan selalu menggunakan setiap waktu dari detik, menit, jam dan harinya serta keseluruhan jatah umur kehidupannya di dunia dengan sebaik-baiknya demi kesuksesan di dunia dan di akhirat.
Ada beberapa manfaat dan keistimewaan dari prilaku muhasabah diri bagi setiap orang yaitu:
Apabila seseorang telah terbiasa melakukan intropeksi diri maka kehidupannya akan selalu positif dan itulah yang dimaksud dalam hadis Rasulullah Saw di atas tadi bahwa “orang yang pandai adalah orang yang selalu mengevaluasi dirinya karena orang yang baik adalah orang yang selalu mengatur keinginannya dan memiliki perencanaan ke depan yang lebih baik”.
Karena itu intropeksi diri adalah sesuatu yang sangat penting bagi setiap orang dengan konsisten menindaklanjuti apa yang telah direncanakan untuk kebaikan di masa yang akan datang atau tepatnya disebut action after evaluation. Semoga tahun 2015 menjadi petunjuk bagi kita semua khususnya kita umat Islam untuk mengevaluasi kekurangan-kekurangan kita di masa lalu dan bersama-sama mengambil aksi untuk memperbaiki kehidupan umat Islam di tanah air di tahun 2016.
Menarik untuk mengamati fenomena keberadaan masjid yang desain arsitekturnya mirip atau malah sama dengan kelenteng.…
Hari Raya Imlek menjadi momentum untuk mendefinisikan kembali relasi harmonis antara umat Muslim dengan masyarakat…
Siapapun sepakat bahwa kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia tidak didominasi oleh satu kelompok berdasarkan…
Islam melarang sikap diskriminasi, hal ini tercermin dalam firman Allah pada ayat ke-13 surat al-Hujurat:…
Keberagaman merupakan salah satu realitas paling mendasar dalam kehidupan manusia. Allah SWT dengan tegas menyatakan…
Dalam visi Presiden Prabowo, ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas utama untuk mewujudkan kemandirian bangsa.…