Dalam beberapa hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw manyatakan, “Bahwa orang-orang Islam yang suka memberikan makan saudaranya, menyebarkan perdamaian, menyambung silaturrahmi dan bangun sholat ketika semua orang pada tidur, maka tempatnya di hari kemudian adalah surga”. Kemudian di hadis lain disebutkan bahwa salah satu ruangan di dalam surga nanti hanya disediakan untuk orang-orang Islam yang senang memberikan makan kepada saudaranya, menyebarkan perdamaian, menyambung silaturrahmi dan bangun diwaktu malam untuk melaksanakan sholat ketika kebanyakan orang lainnya sedang tidur.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِني إِذَا رَأَيْتُكَ طَابَتْ نَفْسِي وَقَرَّتْ عَيْنِي ، أَنْبِئْنِي عَنْ كُلِّ شَيْءٍ ، قَالَ : « كُلُّ شَيْءٍ خُلِقَ مِنَ المَاءِ ، فَقُلْتُ أَخْبِرْني بِشَيْءٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ ، قَالَ : « أَطْعِمِ الطَّعَامَ ، وَاَفْشِ السَّلامَ ، وَصِلِ الأَرْحَامَ ، وَصَلِّ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلِ الْجَنَّةَ بِسَلامٍ » .
وَعَنْ أَبِي مَالِكٍ الأَشْعَريِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : « إِنَّ في الْجَنَّةِ غُرَفَا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا ، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا أَعَدَّهَا اللهُ لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ ، وَأَفْشَى السَّلامَ وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ » .
Keterangan di atas menegaskan bahwa cara untuk masuk ke dalam surga Allah nyatanya tidaklah sulit, tidak memerlukan perjuangan yang berdarah-darah, cukup dengan ibadah dan perbanyak bersedekah. Umat muslim juga dituntut untuk turut andil dalam menyebarkan perdamaian, karena sebagaimana disebut Rasul, Muslim yang baik adalah yang memberi keselamatan untuk orang lain.
Menyebarkan perdamaian bukanlah berarti menjadi patriot dalam sebuah peperangan dan menjadi jawara dalam sebuah pertempuran, tetapi, ketika berbicara maka kata-katanya menyejutkan dan mengandung nilai-nilai kedamaian dan ketentraman. Menjaga kata ketika berkomunikasi menjadi penting untuk selalu dilakukan, terlebih saat ini ada banyak ujaran kebencian atasnama agama yang bertebaran, baik di media online maupun offline.
Menganut pada nukilan hadis di atas, batas untuk baik tidaknya seorang muslim terletak pada sikapnya dalam menjaga keamanan orang lain. Ikut menyebarkan, atau bahkan membuat ujaran-ujaran kebencian dan permusuhan tentu tidak termasuk dalam kategori menjaga keamanan orang lain. Karenanya, orang-orang muslim yang masih gemar menyebarkan permusuhan tidaklah termasuk dalam kategori muslim yang baik.
Bahkan bisa jadi, mereka tidak lagi termasuk dalam golongan muslim. Karena jika muslim berarti menjaga keselamatan orang lain, para penebar kebencian ini bukan saja tidak menjaga keamanan, tetapi bahkan menciptakan kerusakan yang mengoyak sendi-sendi perdamaian. Karenanya jelas bahwa setiap ujaran kebencian dan permusuhan tidak berdasar dari ajaran dan semangat islam, tetapi hanya fanatisme buta saja.
Islam bukan saja tidak mengajarkan kebencian dan permusuhan, tetapi bahkan menentang segala bentuk permusuhan. Tidaklah benar bagi muslim untuk melakukan kerusakan sementara mereka mengatakan bahwa ini semua dilakukan karena menuruti perintah tuhan. Tuhan memerintahkan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi, yakni dengan menjaga dan melestarikan bumi, bukan malah merusaknya dengan keji.
Jumat Agung, yang diperingati oleh umat Kristiani sebagai hari wafatnya Yesus Kristus di kayu salib,…
Jumat Agung yang jatuh pada 18 April 2025 bukan sekadar penanda dalam kalender liturgi, melainkan…
Jumat Agung adalah momen hening nan sakral bagi umat Kristiani. Bukan sekadar memperingati wafatnya Yesus…
Perjanjian Hudaibiyah, sebuah episode penting dalam sejarah Islam, memberikan pelajaran mendalam tentang prioritas maslahat umat…
Seperti sudah diduga sejak awal, fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union of Muslim…
Konflik yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah menjadi…