Narasi

Nilai Pesantren dan Virus Ketidakpercayaan yang Harus Dibuang Jauh-jauh

K.H. Hasyim As’ari, K.H. Ahmad Dahlan, KH Ahmad Sahal, dan KH Imam Zarkasy, merupakan diantara tokoh yang memiliki peranan besar dalam pembangunan bangsa. Mereka dahulunya menimba ilmu di pondok pesantren. Sebuah tempat untuk membentuk karakter santri agar semakin terasah jiwa kepemimpinan, kemandirian, tanggung jawab, serta wawasan. Tradisi pesantren yang begitu kental, kian menjamin keberlangsungan watak disiplin, kerja keras, dan sikap saling percaya.  

Maka, tak sedikit kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang akhirnya diupayakan dengan peningkatan kualitas pendidikan melalui pesantren. Pentingnya menumbuhkan rasa saling percaya. Sebab, kemajuan suatu bangsa tak hanya ditentukan oleh penguasaan ilmu dan teknologi, dan sumber daya alam yang melimpah. Namun ada lagi yang tak kalah penting, yakni adanya trust atau kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah.

Pesantren bukan hanya diajarkan di dalamnya pendidikan keislaman, tapi juga pembangunan karakter dalam konteks kebangsaan. Kini, pesantren makin dipercaya oleh masyarakat. Terbukti dengan banyaknya jumlah pendaftar di pesantren seluruh Indonesia. Diantaranya juga ialah pelayanan, khususnya pendidikan yang seiring berjalannya waktu semakin dipercaya oleh masyarakat.

Dalam realita saat ini, kehidupan bermasyarakat masih dilanda konflik, fitnah, penipuan dan lain sebagainya. Masih saja terjadi krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Lalu bagaimana langkah yang harus ditempuh untuk meraih kembali kepercayaan itu? Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bangsa Indonesia mempunyai suatu falsafah yang nilainya sungguh sangat penting dalam pengamalan dikehidupan sehari-hari.

Pancasila, sebuah ideologi yang sudah memuat segala aspek kehidupan, termasuk didalamnya nilai kepercayaan. Namun, ketika kita melihat era modern ini, bangsa yang sudah tak lagi muda, terjadi fenomena memudarnya nilai-nilai Pancasila. Padahal, ketika pancasila tak lagi dihiraukan, maka hidup jadi tak terarah, bahkan akan menjadi semrawut suatu negara.

Sungguh disayangkan, ketika virus-virus ketidakpercayaan kian merajalela. Bayangkan, ketika perasaan (penyakit) saling tidak percaya atau saling curiga masih terus ada dalam diri masyarakat, maka akan jauh dari upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaya saing tinggi. Ketika rasa saling percaya sudah tak lagi dijunjung tinggi, maka kekuatan warga negara akan menurun. Sebab itulah yang menjadi diantara faktor kemajuan bangsa.

Begitupun dengan virus Corona yang tak bisa dihindari lagi, beberapa orang yakin bahwa virus tersebut tak akan masuk ke Indonesia. Namun, apa yang terjadi? Seiring berjalannya waktu, seiring dengan anggapan remeh mengenai Corona, penyebaran semakin menjadi jadi. Ganasnya Covid-19 sampai detik ini kian merajalela ke beberapa daerah di Indonesia.

 Namun, disaat upaya dari pemerintah sudah tak begitu didengar, yang terjadi zona-zona di beberapa wilayah justru makin parah. Sebagian masyarakat mungkin ada yang yakin bahwa ia tidak akan terkena virus, dan ini tentu baik-sehingga aktivitasnya berjalan seperti biasa. Perilaku tersebut perlu diacungi jempol, sebab tak ada istilah kepanikan bagi mereka. Tetapi, jika upaya untuk memutus rantai wabah ini tidak diindahkan, maka sama saja. Ikhtiar yang seharusnya membuat kita terus berusaha melawan virus, akhirnya sia sia.

Dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa virus dapat menjadikan perilaku masyarakat tak karuan. Dalam artian, keseharian kita tak seperti dulu lagi saat sebelum datangnya pandemi. Rasanya tak mengenakkan, akan merusak, dan memecah kerukunan antarsesama. Tapi, kita harus tetap yakin dan berikhtiar. Sikap saling percaya harus selalu ada di dalam diri setiap individu.

Sekarang tinggal pandai-pandainya kita dalam mengambil ibrah dari virus Corona, virus matinya kepercayaan juga harus dibuang jauh-jauh. Tanamkan rasa saling percaya, tidak saling curiga. Sebab ada hikmah dibalik setiap cobaan. Dalam hal penanganan, sudah ada ahlinya yang telah bekerja keras memikirkan ini semua. Usaha hingga titik puncak jangan sampai ditinggalkan. Berusaha keras, berdoa keras. Yakinlah dengan kepercayaan yang kita bangun, akan menjadikan kita manusia yang unggul. Indonesia, bangsa yang besar dengan harapan yang besar pula, maka untuk mewujudkannya, harus dengan kesungguhan. Dimulai dari yang kecil-kecil, dimulai dari sekarang. Tetap jaga kepercayaan.

This post was last modified on 21 Oktober 2020 7:27 PM

Afifah Ainun Nimah

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

2 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

2 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

2 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago