Narasi

Pemilu 2024, Saatnya Gen Z dan Generasi Milenial Menjadi Lokomotif Perdamaian Bangsa

Generasi milenial dan Gen Z menjadi kelompok pemilih paling dominan pada Pemilu 2024. Maka tak salah bila pemilu kali ini disebut-sebut menjadi momentum penting bagi kedua generasi ini untuk menjadi lokomotif perdamaian dan perubahan positif dalam masyarakat.

Generasi Z adalah kelompok generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, telah tumbuh dalam era teknologi digital yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah generasi yang terhubung secara global melalui internet dan media sosial, sehingga memiliki akses cepat dan mudah terhadap informasi dari berbagai sumber.

Hal itu memungkinkan mereka untuk lebih sadar akan isu-isu global dan menjadi lebih terlibat dalam politik dan aktivisme sosial. Dengan menggunakan platform online, generasi Z telah mampu memobilisasi dukungan untuk berbagai perubahan sosial, termasuk isu-isu lingkungan, kesetaraan gender, hak asasi manusia dan isu-isu sosial penting yang lain.

Di sisi lain, generasi milenial, yang lahir antara awal 1980-an hingga pertengahan 1990-an, juga telah memainkan peran penting dalam proses demokrasi. Mereka adalah generasi yang telah mengalami transformasi teknologi yang signifikan, mulai dari masa kecil tanpa internet hingga menjadi pengguna yang terampil dalam media sosial dan teknologi digital.

Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi milenial lebih cenderung untuk mempertanyakan otoritas dan mencari alternatif dalam mencapai perubahan yang mereka inginkan. Mereka memiliki kesadaran politik yang tinggi dan seringkali menjadi agen perubahan dalam masyarakat melalui kegiatan aktivisme dan advokasi sosial-kemasyarakatan.

Pemilu 2024 menjadi titik balik yang penting bagi kedua generasi ini untuk membuktikan peran mereka dalam membangun perdamaian dan stabilitas dalam masyarakat. Dengan jumlah pemilih generasi Z dan milenial yang dominan, kekuatan politik mereka akan menjadi kekuatan penentu.

Keduanya memiliki kecenderungan untuk lebih mendukung kandidat dan partai yang mewakili nilai-nilai progresif, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan demikian, pemilu ini menandai pergeseran menuju pola politik yang lebih berorientasi pada pemecahan masalah dan kerjasama lintas generasi.

Selain itu, generasi Z dan milenial juga membawa perspektif baru dalam menangani konflik dan membangun perdamaian. Mereka cenderung untuk lebih terbuka terhadap perbedaan dan mengutamakan dialog dan komunikasi dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat.

Dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang lebih tertutup dan dogmatis, generasi milenial dan gen Z lebih menerima terhadap keberagaman dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain. Hal ini menjadi modal penting dalam membangun kesepahaman dan harmoni dalam masyarakat yang semakin kompleks dan beragam pada pemilu 2024

Selain itu, generasi Z dan milenial juga memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan dan informasi, yang memungkinkan mereka untuk lebih memahami akar penyebab konflik dan mencari solusi yang berkelanjutan. Mereka cenderung untuk mencari pendekatan yang holistik dan berbasis bukti dalam menangani masalah sosial dan politik. Melalui pendidikan yang lebih inklusif dan akses yang lebih besar terhadap pengetahuan, generasi ini dapat menjadi agen perdamaian yang efektif.

Namun, tantangan tetap ada dalam perjalanan generasi Z dan milenial menuju peran yang lebih dominan dalam membangun perdamaian. Untuk mengatasi tantangan ini, generasi Z dan milenial perlu bekerja sama lintas generasi dan lintas sektor untuk mengembangkan solusi yang inklusif dan berkelanjutan. Mereka harus menjadi agen perdamaian di Pemilu 2024.

Mereka perlu memanfaatkan kekuatan teknologi dan media sosial untuk memobilisasi dukungan dan menyebarkan pesan perdamaian. Selain itu, mereka juga perlu terlibat dalam pembangunan institusi yang kuat dan transparan, yang mampu menyediakan ruang bagi partisipasi publik yang lebih besar dan menjamin perlindungan terhadap hak asasi manusia.

Dengan semangat kepemimpinan, inovasi, dan kolaborasi, mereka dapat menjadi lokomotif perdamaian yang membawa perubahan positif bagi masa depan yang lebih baik. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi dan informasi, serta komitmen untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutan, generasi Z dan milenial dapat menginspirasi generasi berikutnya untuk meneruskan warisan perdamaian dan keadilan.

This post was last modified on 12 Februari 2024 3:28 PM

susi rukmini

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

12 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

12 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

12 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

12 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago