Saya rasa, pemuda-pemudi di Indonesia secara mayoritas, pasti kontra terhadap siapa-pun yang ingin merusak bangsa ini. dalam konteks yang semacam inilah, pemuda dengan segala mentalitas yang berani sebetulnya dapat memerangi ideologi radikal-intolerant yang bertebaran di platform maya yang sebetulnya hanya sedikit, tetapi mereka berisik dan konsisten.
Kemenangan mereka meskipun sedikit, sejatinya terdapat pada “kelalaian”. Tentu, pemuda saat ini harus bangkit menyadari bahwa radikalisme-terorisme merupakan salah satu ancaman besar yang akan merusak bangsa ini. Pemuda tidak bisa meremehkan keberadaan mereka meskipun sedikit, sebab, dengan meremehkan mereka berarti kita memberi ruang-ruang bagi mereka menyebar racun yang akan merusak bangsa ini secara perlahan.
Pemuda selalu diidentikkan bermental pemberani. Tentu sangat disayangkan jika digunakan terhadap hal-hal yang dapat merugikan dirinya dan orang lain. Maka, gunakan mental pemberani dalam menjaga bangsa/tanah airnya dari paham radikalisme. Itu merupakan keberanian sejati yang harus dimiliki pemuda masa kini.
Misalnya, hal yang sangat paradigmatis bagi Saya, peran pemuda Millennial adalah (mereduksi) segala bentuk paham-paham radikalisme. Yaitu mereduksi mentalitas/ajakan/provokasi ajaran radikal-intolerant di berbagai platform media maya. Pemuda bisa melakukan itu, ketika pemuda kompak memiliki kesadaran bahwa bangsanya benar-benar terancam dengan virus tersebut.
Belajar dari Sumpah Pemuda: Pemuda Masa Kini Perlu Memberantas Perusak Bangsa Bernama Radikalisme Itu
Jika kita pahami dengan betul, sumpah pemuda di masa lalu itu lahir atas keberanian yang kompak dari pemuda Indonesia di dalam melawan penjajah. Mereka bersatu berjuang demi kemerdekaan Indonesia karena keangkuhan dirinya untuk memerdekakan tanah airnya. Mungkin kita sering bertanya, tanya mengapa mereka begitu berani? Bukankah para penjajah lebih kuat dibanding mereka?
Tentu jawaban-nya, karena mentalitas keberanian yang kokoh dalam kebersamaan. Maka di situ akan menjadi mental yang akan mereduksi segala ketakutan dalam melawan penjajah. Sehingga, keberanian dan kemantapan diri yang membebal itu dapat digunakan sebagai jalan pintas untuk memerdekakan bangsa ini. Mereka percaya terhadap dirinya sendiri dan memandang rendah para penjajah.
Maka dari sinilah, pemuda millennial saat ini perlu menggunakan sifat atau watak “keberanian” itu sebagai mental mereduksi paham radikalisme di rang maya. Sebab, radikalisme yang sedikit tapi berisik mereka begitu konsisten dan semakin terkikis. Maka di situlah pemuda harus bangkit dengan salah satu problem kebangsaan yang semacam ini untuk bergerak di media maya atau ruang nyata.
Kepintaran dan kelihaian para pemuda millennial di ruang maya seharusnya menjadi satu potensi besar. Guna mereduksi paham-paham yang akan memecah-belah apalagi ingin merusak bangsa ini. Membangun ronda-ronda online, menyerang akun-akun yang menyebar fitnah/pemecah-belah serta menyerang secara mentalitas agar mereka semakin redup dan tereduksi.
Pemuda harus sadar bahwa radikalisme yang sebetulnya sedikit itu adalah musuh yang nyata dan paling berbahaya untuk diperangi. Utamanya di media maya, pemuda harus menjadi pejuang dalam menggerus paham tersebut. Mereka bisa melakukannya dengan membangun semacam penanaman secara ideologis bahwa segala paham perpecahan, intoleransi dan kebencian di platform maya adalah musuh pemuda masa kini.
Maka, dalam konteks yang semacam inilah, pemuda millennial perlu keberanian sebagai mayoritas yang pro-persatuan dan anti kehancuran di negeri ini. Untuk membangun ronda-ronda online untuk mereduksi paham radikalisme di berbagai platform maya. Pemuda harus memiliki kesadaran itu demi menjaga bangsanya dari para perusak-nya.
This post was last modified on 12 Juni 2023 2:15 PM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…