Narasi

Prokes Dan Vaksinasi, Berqurban Demi Kemanusiaan

Saat ini, bangsa Indonesia mengalami peningkatan angka kasus terkonfirmasi positif virus corona. Dalam sehari telah mencapai angka 50 ribu orang yang terjangkit, dan kematian mencapai lebih dari 70 ribu orang. Angka tersebut menjadi tertinggi di dunia pada saat ini. Jika beberapa waktu lalu, Negara India mengalami lonjakan kasus yang sangat mengerikan. Pada saat ini lonjakan kasus tersebut berbalik arah ke Negara Indonesia.

Di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Madura, angkat kematian sangat tinggi. Di Setiap desa, atau dusun dalam sehari dipastikan ada kematian. Masjid atau Mushola selalu menyiarkan berita duka. Jika diangkakan dalam sehari di satu desa, bisa mencapai 5-10 orang yang meninggal dunia. Walaupun belum di test  swab dan belum dinyatakan meninggal karena terjakit virus corona. Angkat kematian ini tidak wajar dan sangat mengerikan bagi warga sekitar.

Ditambah dengan kondisi masyarakat sekitar yang mengalami sakit. Dapat dipastikan di dalam satu keluarga atau di dalam satu rumah terdapat orang yang sedang sakit dan mendapatkan perawatan seadanya oleh tenaga kesehatan setempat.

Ada beberapa faktor yang melatar belakangi meningkatnya kasus covid-19 tersebut. Salah satunya adalah tingkat kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan sangat minim. Misalkan, diberbagai tempat masih ada kegiatan kumpul-kumpul, pengajian tetap jalan, arisan ibu tetap diadakan tanpa standar protokol kesehatan yang ketat. Sering kali sejumlah masyarakat abai menggunakan masker saat keluar rumah atau saat bepergian. Akibatnya, virus corona dengan mudah menyabar ke berbangai tempat di Indonesia sehingga merengut nyawa jutaan manusia.

Kedua, agenda vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah masih belum berjalan dengan maksimal. Sejumlah masyarakat masih takut divaksin karena termakan isu hoax yang disebarkan di dunia maya. Sejumlah masyarakat berasumsi bahwa orang yang divkasi akan meninggal dunia. Masyarakat sering kali lebih parcaya berita hoax dari pada berita resmi dari pemerintah atau Dinas Kesehatan. Misal, hoax makan telur matang di tengah malam tahun 2020 lalu, maka masyarakat berbondong-bondong membeli dan mamasak telur, kemudian memakannya (detik.com 26/03/2020). Bebanding terbalik dengan agenda vaksinasi. Jika terdapat pengumuman vaksinasi gratis, yang datang ke lokasi vaksinasi kuranng dari 100. Akibatnya, agenda vaksinasi masih belum maksimal.

Dua faktor tersebut menjadi PR besar dan harus menjadi perhatian serius oleh pemarintah dan pihak terkait agar masyarakat mau divaksin dan mau menerapakan protokol kesehatan dalam beraktivitas.

Vaksin, Mematuhi Prokes dan BerQuran demi Kemanusiaan 

Pada saat ini, umat islam memasuki bulan penuh bersejarah. Bulan penuh pengorbanan dari seorang Nabi Ibrohin AS yang mengorbankan anak laki-lakinya semata wayang hanya untuk memenuhi printah Allah. Esensi dari sejarah berkorban Nabi Ibrohim adalah tidak ada kegiatan qurban dengan menjadikan manusia sebagai tumbal. Karena pada dasaranya, membunuh merupakan suatu yang diharamkan dengan jalan apappun. Selagi kita mampu menjaga nyawa manusia. Maka kita wajib menjaga nyawa manusia sebisa mungkin.

Virus corona merupakan virus yang cepat bermutasi, cepat pindah, dan juga cepat merengut nyawa manusia. Virus corona ini hanya bisa diperangi dengan menerapakan protokol kesehatan yang anjurkan oleh pemerintah dan dinas kesehatan dan vaksinasi bagi masyarakat. Sebagai warga negera yang beriman, menerapkan protokol kesehatan bagian dari melawan virus agar tidak menular kepada orang.

Menggunakan masker bagi orang yang tidak terbiasanya menggunakannya seakan berat, tidak enak, tidak bisa bernafas dengan leluasa dan lain sebagainya. Akan tetapi memakai masker tidak hanya untuk melindungi diri sendiri tetapi juga melindungi orang lain agar tidak tertular virus yang kita bawa atau tidak tertular virus yang orang lain bawa. Artiya kita harus menyadari bahwa dengan menggunakan masker dan mematuhi protokol kesehatan berarti kita mengorbankan rasa tidak enak pada diri kita demi menyelamatkan nyawa orang lain.

Begitu juga dengan kegiatan vaksinasi. Jika berkaca pada negara maju seperti Amerika, kegiatan vaksinasi menjadi agenda utama agar masyarakatnya mau divaksi. Berbagai cara dapat dilakukan, Misal mengajak tokoh agama, kiai, ustadz, tokoh masyarakat, artis, seminan, dan tokoh-tokoh yang menjadi idola anak muda agar masyarakat yakin bawah vaksin aman dan dapat menyelamatkan nyawa manusia dari terjangkit virus corona. Hanya dengan contoh dari tokoh-tokoh tersebut, masyarakat akan mau divakasi pada akhirnya kehidupan akan normal kembali seperti sedia kala.

Oleh karena itu, pada momen Idzul Adha atau Idzul Qurban ini menjadi refleksi bagi kita semua agar dua agenda tersebut harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak sebagai bentuk pengorbanan diri kita menjadi manusia bermanfaat bagi orang lain. Karena berkurban pada saat ini tidak hanya melalui hewan qurban tetapi juga berkurban demi kemanusian dengan menghindari kerumanan, memakai masker dan menjaga jarak (Prokes) serta menjadi contoh untuk divaksin bagian dari berkurban demi kemanusiaan. Semoga Pandemi ini segera berakhir. Amin.

This post was last modified on 19 Juli 2021 4:18 PM

Samsul Ar

Samsul Ar. Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Aktif di FKMSB (Forum Komunikasi Santri Mahasiswa Banyuanyar). Tinggal di Yogyakarta.

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

2 hari ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

2 hari ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

2 hari ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

3 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

3 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

3 hari ago