Categories: Narasi

Puasa Amburadul si Panjul

Di suatu siang yang terik, Panjul berjalan gontai memasuki ruang kerjanya. Seorang teman kerja lantas mendekatinya dan bertanya,

“Kamu kenapa njul? Kok kayaknya lemes banget”, Panjul hanya diam membisu

“Kamu ga makan sahur ya tadi?” lanjut si teman kerja

“Sahur kok”

“Kok lemes?

panjul menghela nafas, “aku lagi emosi, Han”

Si teman yang dipanggil Han, padahal namanya Saipul, seperti makin semangat bertanya. Tujuannya sih mau bikin Panjul uring-uringan, biar puasanya ga dapat pahala. Jadi nanti masuk surganya bisa lebih duluan dia. Gitu sih mikirnya si Saipul.

“Kamu emosi kenapa?” tanya si Saipul sok serius

“Sepertinya bulan puasa ini ada setan yang lolos hukuman penjara dari tuhan” Panjul terdiam sejenak, “Masak tadi pas aku OTW menuju kantor, banyak warung sudah mulai buka lagi. Beberapa orang juga santai banget makan dan minum seolah tak peduli pada orang lain yang sedang puasa”

“Wah, kelewatan itu! Mereka benar-benar tidak menghormati kita yang puasa” ujar Saipul agak emosi.

Loh, kok malah dia ya yang emosi, ah, nggak sesuai rencana ini!

“Betul Han, aku juga merasa gitu. Makanya aku tadi istighfar dan ngelus dada… “

“Nah, betul! betul itu” kata Saipul manggut-manggut

“Tapi untung Han, emosiku ga bertahan lama, soalnya pas lagi emosi gitu adzan berkumandang. Jadi ya sekalian aja aku masuk warung dan berbuka puasa”

“Loh, kan ini baru jam 1 siang!??!!” jawab si Saipul kaget.

“Loh, masak sih, lha suara adzannya mirip plek sama adzan magrib!”

“Astagfirullah… Panjull… Panjulll, itu tadi adzan dzuhur…!!!” bentak Saipul emosi banget, punya temen satu aja kok ga pinter-pinter

Diomelin gitu, si Panjul sih mesem-mesem aja, apalagi perutnya udah kenyang sekarang.. horre!!!

Khoirul Anam

Alumni Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS), UGM Yogyakarta. Pernah nyantri di Ponpes Salafiyah Syafiyah, Sukorejo, Situbondo, Jatim dan Ponpes al Asyariah, kalibeber, Wonosobo, Jateng. Aktif menulis untuk tema perdamaian, deradikalisasi, dan agama. Tinggal di @anam_tujuh

Recent Posts

Agama Cinta Sebagai Energi Kebangsaan Menjinakkan Intoleransi

Segala tindakan yang membuat kerusakan adalah tidak dibenarkan dan bukan ajaran agama manapun. Kita hidup…

6 hari ago

Bagaimana Menjalin Hubungan Antar-Agama dalam Konteks Negara-Bangsa? Belajar dari Rasulullah Sewaktu di Madinah

Ketika wacana hubungan antar-agama kembali menghangat, utamanya di tengah menguatnya tuduhan sinkretisme yang dialamatkan pada…

6 hari ago

Menggagas Konsep Beragama yang Inklusif di Indonesia

Dalam kehidupan beragama di Indonesia, terdapat banyak perbedaan yang seringkali menimbulkan gesekan dan perdebatan, khususnya…

6 hari ago

Islam Kasih dan Pluralitas Agama dalam Republik

Islam, sejak wahyu pertamanya turun, telah menegaskan dirinya sebagai agama kasih, agama yang menempatkan cinta,…

6 hari ago

Natal sebagai Manifestasi Kasih Sayang dan Kedamaian

Sifat Rahman dan Rahim, dua sifat Allah yang begitu mendalam dan luas, mengandung makna kasih…

6 hari ago

Ketika Umat Muslim Ikut Mensukseskan Perayaan Natal, Salahkah?

Setiap memasuki bulan Desember, ruang publik Indonesia selalu diselimuti perdebatan klasik tak berujung: bolehkah umat…

1 minggu ago