Categories: Narasi

Puasa Itu Keren!

Bulan ramadhan telah berlalu beberapa hari, warung yang semula agak sepi di siang hari, kini tampak mulai agak ramai kembali. Hal ini mungkin karena eforia penyambutan ramadhan telah beranjak pergi. Namanya juga penyambutan, hanya rame di awal-awal. Kerinduan dan romansa beberapa orang tentang bulan ramadhan sepertinya juga telah mulai kehabisan daya; karena di hari ke delapan bulan ramadhan ini, ‘sensasi’ buka puasa dan makan sahur di pagi buta dirasa sudah biasa saja.

Shaf sholat taraweh di masjid juga tampak mulai mengalami ‘kemajuan’, jika diawal ramadhan masjid penuh sesak dengan jamaah taraweh hingga beberapa harus tercecer ke barisan shaf paling belakang, kini masjid seolah menyediakan free acces untuk dapat sholat tepat di belakang imam, tanpa perlu berdesakan, tanpa harus datang lebih awal, amazing!

Beberapa dari kita, bukan anda sih kayaknya, mungkin merasa bahwa bulan puasa sudah ‘selesai’ (“bulan”-nya masih, tapi “puasa”-nya yang sudah habis), sehingga rutinitas buka puasa dan makan sahur sudah bisa diundur, minimal sampai mendekati lebaran nanti. Hiruk pikuk penyambutan datangnya bulan ramadhan sudah berlalu, ritme kehidupan sepertinya sudah bisa ‘kembali’ ke bentuk yang semula; sarapan pagi, ngemil, makan siang, ngemil lagi, dan makan malam.

Tapi tunggu dulu! menahan lapar dan dahaga mulai fajar hingga tenggelamnya matahari memang syarat wajib puasa, tapi puasa bukan cuma tentang itu, apalagi puasa yang dilakukan di bulan ramadhan.

Di bulan ini, Allah memberi diskon besar-besaran, jauh lebih besar daripada potongan harga untuk kebutuhan lebaran yang ada di pasaran. Diskon tersebut berupa ‘potongan’ dosa, rasul SAW bersabda “Kesalahan seseorang terhadap keluarga, harta dan tetangganya akan dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah” (Shahiih al-Bukhari [III/22] dan Shahiih Muslim [III/173])

Khusus untuk bulan ramadhan pula, Allah melipat gandakan seluruh kebaikan yang kita lakukan. Rasul SAW bahkan menyatakan bahwa pada bulan ini seluruh pintu surga dibuka lebar-lebar (Shahiih al-Bukhari [III/23] dan Shahiih Muslim [III/121]). Di bulan dimana para selebriti tanah air tiba-tiba berdandan relijius ini, Allah juga ‘meluangkan’ lebih banyak waktu untuk berduaan dengan kita; lebih dekat, lebih akrab. Doa-doa yang dipanjatkan selama bulan ramadhan akan langsung dilimpahi keberkahan.

Bulan ramadhan dirindukan bukan hanya karena bulan ini menyediakan deretan penjual es buah dadakan, lebih dari itu, bulan ini spesial karena ramadhan adalah bulan yang paling dimuliakan. Di bulan ini, kita yang berpuasa diajak praktek langsung untuk hidup secara disiplin, jujur dan menjadi pribadi yang menyenangkan. Bagaimana tidak, hanya di bulan ramadhan saja kita bisa sangat menghargai waktu, salah satu contohnya adalah, kita nyaris tidak pernah terlambat untuk berbuka puasa. Ini sih udah pasti!

Di bulan ini juga kita belajar jujur, bukan hanya kepada orang lain, tetapi juga jujur pada diri sendiri. Karena ketika kita berpuasa, kita tidak bisa bohong dan berpura-pura, just be you! Marah, dengki dan bersikap ugal-ugalan juga tidak dilakukan oleh orang yang sedang berpuasa, karena hal itu bisa menghilangkan pahala puasa, dus selama bulan puasa ini kita dilatih untuk menjadi orang yang menyenangkan.

Karenanya, Puasa itu keren. Karena dengan berpuasa kita mendapat banyak pembelajaran dan pelatihan langsung yang mengarahkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih asik. Keren kan? Keren lah! Makanya sayang banget kalau puasa yang cuma datang setahun sekali ini hanya dinikmati diawal kedatangan, dicuekin dipertengahan, dan baru benar-benar dirayakan ketika lebaran. Ah, ini kurang keren!

Yuk lebih semangat lagi, puasa kali ini luar biasa!

Khoirul Anam

Alumni Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS), UGM Yogyakarta. Pernah nyantri di Ponpes Salafiyah Syafiyah, Sukorejo, Situbondo, Jatim dan Ponpes al Asyariah, kalibeber, Wonosobo, Jateng. Aktif menulis untuk tema perdamaian, deradikalisasi, dan agama. Tinggal di @anam_tujuh

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

22 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

22 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

22 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

22 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago