Categories: Narasi

Belajar Bersyukur Lewat Puasa

Melalui ibadah puasa, kita diajarkan hal terpenting dalam hidup, yakni bersyukur. Hidup yang terlalu indah ini kerap kali luput untuk dinikmati lantaran diri terlalu sibuk mencari-cari kekurangan yang tidak kunjung dimiliki. Padahal merudung dan berkeluh kesah tidak akan menyelesaikan masalah, karenanya meratapi suatu kemalangan secara berlebihan tentu bukan pilihan. Allah sendiri lebih menyukai hambanya yang pandai bersyukur, dalam Alquran Ia berjanji akan menambahkan nikmat kepada hambanya yang padai bersyukur (QS: 14;7).

Salah satu nikmat terbaik yang diberikan Allah dalam ibadah puasa adalah nikmat berbuka. Bagi kita yang menjalankan ibadah puasa, berbuka bukan saja tentang jenis dan jumlah makanan yang kita punya, karena apapun yang dimakan saat berbuka puasa pasti akan nikmat terasa. Allah menuntun kita untuk bisa menikmati apapun yang Allah berikan, salah satu caranya ialah menahan nafsu makan kita dan baru makan ketika tubuh telah benar-benar membutuhkan.

Karenanya puasa tentu mengandung nilai lebih dari sekedar ibadah wajib, karena rangkaian pembelajaran yang ada dalam ibadah puasa memberi dampak langsung kepada kita yang menjalankannya. Kita yang berpuasa dapat benar-benar mengerti cara menikmati rejeki. Secara sederhana, puasa mengajarkan untuk lebih kreatif, karena puasa mengajarkan kita untuk lebih fokus pada cara.

Peristiwa buka puasa misalnya, Allah mengajari kita cara jitu untuk menikmati makanan, bukan dengan cara mengganti menu makanya, tetapi justru dengan mengganti cara menikmatinya. Makanan, apapun itu, pasti akan terasa nikmat jika disantap ketika perut dalam keadaan lapar. Andai kita bisa selalu bersyukur ketika menikmati buka puasa, maka sesuai dengan janji-Nya, Allah akan menambahkan kenikmatan pada makanan tersebut. Itulah sebabnya makanan di bulan puasa sering kali terasa lebih nikmat dibanding makanan di bulan-bulan yang lain.

Dari perspektif yang lain, kenikmatan di saat berbuka puasa juga memberi pengajaran bahwa sesuatu yang didapat ketika dibutuhkan jauh lebih berarti daripada sesuatu yang didapat hanya karena sedang diinginkan. Untuk konteks makanan misalnya, kita bisa kapan saja membeli makanan enak di restoran ternama, tetapi jika makanan enak tersebut dimakan hanya karena kita menginginkannya, maka kenikmatan dari makanan itu tidak akan bisa mengalahkan nikmatnya makanan yang disantap ketika ia sedang dibutuhkan.

Buka puasa memang memiliki level nikmat yang tiada tara, Rasul pun mengakui hal itu, namun beliau juga mengingatkan bahwa ada satu lagi nikmat yang didapat oleh orang yang berpuasa, yakni nikmat bertemu dengan tuhannya. Rasul SAW bersabda “Orang yang berbuka puasa mempunyai dua kebahagiaan yang bisa ia rasakan; kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-nya karena puasa yang dilakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Akhirnya, selamat menantikan saat berbuka puasa. Ketika nanti adzan magrib telah tiba, nikmati buka puasa dengan secukupnya agar tidak ‘tumpah’ nikmatnya, jangan pula berlebih-lebihan, karena hal itu tidak baik untuk kesehatan. Besok kan masih harus puasa lagi…

Khoirul Anam

Alumni Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS), UGM Yogyakarta. Pernah nyantri di Ponpes Salafiyah Syafiyah, Sukorejo, Situbondo, Jatim dan Ponpes al Asyariah, kalibeber, Wonosobo, Jateng. Aktif menulis untuk tema perdamaian, deradikalisasi, dan agama. Tinggal di @anam_tujuh

Recent Posts

Meluruskan Konsep Al Wala’ wal Bara’ yang Disimplifikasi Kelompok Radikal

Konsep Al Wala' wal Bara' adalah konsep yang penting dalam pemahaman Islam tentang hubungan antara…

13 jam ago

Ironi Kebebasan Beragama dan Reformulasi Hubungan Agama-Negara dalam Bingkai NKRI

Di media sosial, tengah viral video pembubaran paksa disertai kekerasan yang terjadi pada sekelompok orang…

13 jam ago

Penyelewengan Surat Al-Maidah Ayat 3 dan Korelasinya dengan Semangat Kebangsaan Kita

Konsep negara bangsa sebagai anak kandung modernitas selalu mendapat pertentangan dari kelompok radikal konservatif dalam…

13 jam ago

Reinterpretasi Konsep Politik Kaum Radikal dalam Konteks Negara Bangsa

Doktrin politik kaum radikal secara umum dapat diringkas ke dalam tiga poin pokok. Yakni konsep…

2 hari ago

Islam dan Kebangsaan; Dua Entitas yang Tidak Bertentangan!

Sampai saat ini, Islam dan negara masih kerap kali dipertentangkan, khususnya oleh pengusung ideologi khilafah.…

2 hari ago

Melihat Sejarah Kemerdekaan Indonesia: Meremajakan Kembali Relasi Agama dan Negara

Sejarah kemerdekaan Indonesia adalah perjalanan panjang yang dipenuhi dengan perjuangan, keberanian, dan komitmen untuk membebaskan…

2 hari ago