Categories: Keagamaan

Radikalisme Tidak Memiliki Tempat Dalam Islam

Islam bukanlah agama yang baru lahir, karena ia sudah ada sejak para nabi diutus oleh Allah. Mulai dari Adam As sampai kepada Nabi Muhammad, Islam telah menjadi jiwa setiap risalah yang disampaikan oleh setiap Nabi dan Rasul. Karena itu, Islam memiliki karakteristik yang istimewa, Islam bukan saja bersifat universal tetapi juga moderat yang mengakomodir semua nilai-nilai positif yang telah diajarkan oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya.

Berbeda dengan para nabi lain yang diutus hanya kepada kaumnya saja, Muhammad Saw dihadiahkan oleh Allah untuk semua umat manusia. Karenanya Islam menjadi penyempurna bagi agama-agama sebelumnya. Salah satu bukti keabsahan Islam sebagai agama penyempurna adalah penghormatan terhadap kebebasan berpikir, berpendapat dan penghargaan terhadap kemanusian serta kebudayaan.

Mereka yang meyakini bahwa pedoman dalam beragama hanya terbatas pada alquran dan hadis saja sesungguhnya tidak memahami jiwa dan ruh dari kedua sumber otoritatif itu sendiri. Demikian pula dengan mereka yang mengklaim diri sebagai pemiliki penafsiran yang paling benar, mereka jelas tidak mengerti bahwa semua kebenaran bersifat relatif (nisbi), kecuali kebenaran yang datangnya langsung dari Tuhan.

Munculnya berbagai pemahaman terhadap Islam yang akhir-akhir ini sangat ekslusif telah mempersempit inti dari ajaran Islam yang senantiasa sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan.

Jika kelompok radikalisme hanya ingin menonjolkan visi-misi mereka semata tanpa memperhatikan nilai-nilai yang berkembang di tengah masyarakat, bahkan berusaha menghancurkan nilai-nilai tersebut, maka sesungguhnya mereka telah membunuh Islam itu sendiri karena apa yang dilakukan sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Misalnya ISIS di Timur Tengah yang menghancurkan peninggalan-peninggalan sejarah yang telah dibangun oleh nenek moyang mereka di sana karena mengangap sebagai berhala dan bahkan membakar kitab-kitab turats yang telah disusun oleh ulama-ulama terdahulu karena dianggap sebagai ilmu yang hanya akan menyesatkan umat, sesungguhnya mereka telah menghapuskan kejayaan-kejayaan yang telah dicapai oleh Islam sebelumnya dan mematikan jiwa dan ruh Islam itu sendiri yang mencintai kemajuan dan peradaban.

Keinginan untuk menampilkan paham mereka semata melalui kekerasan dan pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaaan mengakibatkan mereka harus siap dianggaap sebagai kelompok radikal dan penganut paham radikalisme yang sama sekali tidak dapat diakomodir oleh Islam itu sendiri, bahkan apa yang dilakukan mereka sama halnya menyeret Islam ke lembah yang tidak jelas dan jauh dari tujuan Islam itu sendiri.

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Membentuk Gen Z yang Tidak Hanya Cerdas dan Kritis, Tetapi Juga Cinta Perdamaian

Fenomena beberapa bulan terakhir menunjukkan betapa Gen Z memiliki energi sosial yang luar biasa. Di…

23 jam ago

Dilema Aktivisme Gen-Z; Antara Empati Ketidakadilan dan Narasi Kekerasan

Aksi demonstrasi yang terjadi di Indonesia di akhir Agustus lalu menginspirasi lahirnya gerakan serupa di…

23 jam ago

Menyelamatkan Gerakan Sosial Gen Z dari Eksploitasi Kaum Radikal

Gen Z, yang dikenal sebagai generasi digital native, kini menjadi sorotan dunia. Bukan hanya karena…

24 jam ago

Mengapa Tidak Ada Trias Politica pada Zaman Nabi?

Di tengah perdebatan tentang sistem pemerintahan yang ideal, seringkali pandangan kita tertuju pada model-model masa…

4 hari ago

Kejawen dan Demokrasi Substantif

Dalam kebudayaan Jawa, demokrasi sebagai substansi sebenarnya sudah dikenal sejak lama, bahkan sebelum istilah “demokrasi”…

4 hari ago

Rekonsiliasi dan Konsolidasi Pasca Demo; Mengeliminasi Penumpang Gelap Demokrasi

Apa yang tersisa pasca demonstrasi berujung kerusuhan di penghujung Agustus lalu? Tidak lain adalah kerugian…

4 hari ago