Narasi

Refleksi Hari Kebangkitan Nasional : Bangkit Melawan Intoleransi Berbasis SARA

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Momen bersejarah ini menandai lahirnya semangat nasionalisme dan kesadaran kolektif rakyat Indonesia untuk bangkit melawan penjajahan.

Pada tahun 1908, berdirilah Boedi Oetomo, organisasi pertama yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara terorganisir. Semangat kebangkitan nasional yang diusung Boedi Oetomo terus relevan hingga saat ini, terutama dalam menghadapi tantangan modern seperti intoleransi berbasis suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA) yang meresahkan.

Intoleransi berbasis SARA adalah ancaman nyata bagi persatuan dan kesatuan bangsa kita ke depan. Ia muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari diskriminasi sosial dan ekonomi, kekerasan verbal dan fisik, hingga penyebaran kebencian melalui media sosial. Intoleransi ini merusak harmoni sosial yang telah dibangun dengan susah payah oleh para pendiri bangsa.

Karena itu, pada momentum reflektif di Hari Kebangkitan Nasional ini, penting bagi kita semua untuk menyadari bahwa perjuangan melawan intoleransi berbasis SARA adalah tanggung jawab bersama yang harus diemban oleh seluruh elemen masyarakat.

Momentum Hari Kebangkitan Nasional harus kita jadikan bagi kita semua bahwa semangat kebangkitan tidak hanya berlaku pada masa perjuangan fisik melawan penjajahan, tetapi juga dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang mengancam persatuan bangsa.

Intoleransi berbasis SARA adalah salah satu tantangan terbesar yang harus kita hadapi bersama. Refleksi atas semangat kebangkitan nasional ini harus diwujudkan dalam aksi nyata untuk menghapuskan segala bentuk intoleransi dan diskriminasi. Hanya dengan bersatu dan bekerja sama secara solid maka kita bisa menciptakan Indonesia yang benar-benar bebas dan merdeka, bukan hanya secara fisik tetapi juga mental dan sosial secara kontinu.

Kesadaran akan pentingnya keberagaman dan toleransi harus menjadi fondasi dalam setiap langkah kita dalam berbangsa. Melalui kesadaran kolektif akan fitrah keberagaman Indonesia, kita dapat membangun bangsa yang lebih inklusif dan harmonis. Sejarah telah menunjukkan dengan jelas bahwa persatuan dan kesadaran kolektif mampu membawa bangsa ini meraih kemerdekaan. Kini, dengan semangat yang sama, kita harus bangkit untuk melawan intoleransi dan mewujudkan Indonesia yang damai, adil, dan sejahtera bagi semua.

Semoga semangat Hari Kebangkitan Nasional terus hidup dalam setiap hati rakyat Indonesia dan menginspirasi kita untuk terus berjuang melawan segala bentuk intoleransi, demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan demikian, cita-cita para pendiri bangsa akan terwujud, yakni Indonesia yang bersatu, berdaulat, sejahtera, adil, dan makmur.

Mari kita jadikan Hari Kebangkitan Nasional sebagai momentum untuk memperkuat tekad dan komitmen dalam membangun bangsa yang toleran dan harmonis, di mana setiap warga negara merasa dihargai dan diberdayakan tanpa memandang perbedaan yang pada setiap individu atau warga negara. Dengan semangat kebangkitan nasional, kita dapat mengatasi tantangan intoleransi dan menciptakan Indonesia yang lebih baik untuk semua.

susi rukmini

Recent Posts

Kesiapsiagaan Merupakan Daya Tangkal dalam Pencegahan Terorisme

Ancaman terorisme yang terus berkembang bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dengan pendekatan konvensional atau sekadar…

2 hari ago

Zero Attack; Benarkah Terorisme Telah Berakhir?

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia tampak lebih tenang dari bayang-bayang terorisme yang pernah begitu dominan…

2 hari ago

Pembelajaran dari Mitologi Kuda Troya dalam Ancaman Terorisme

Di tengah sorotan prestasi nihilnya serangan teror dalam beberapa tahun terakhir, kita mungkin tergoda untuk…

2 hari ago

Jejak Langkah Preventif: Saddu al-Dari’ah sebagai Fondasi Pencegahan Terorisme

Dalam hamparan sejarah peradaban manusia, upaya untuk mencegah malapetaka sebelum ia menjelma menjadi kenyataan bukanlah…

3 hari ago

Mutasi Sel Teroris di Tengah Kondisi Zero Attack; Dari Faksionalisme ke Lone Wolf

Siapa yang paling diuntungkan dari euforia narss zero terrorist attack ini? Tidak lain adalah kelompok…

3 hari ago

Sadd al-Dzari’ah dan Foresight Intelijen: Paradigma Kontra-Terorisme di Tengah Ilusi Zero Attack

Selama dua tahun terakhir, keberhasilan Indonesia menangani terorisme dinarasikan melalui satu frasa kunci: zero terrorist…

4 hari ago