Narasi

Singkirkan Ego Identitas, Mari Berpancasila

Hidup ini indah karena berwarna. Pelangi itu tidak akan menarik jika hanya terdiri satu warna, merah saja atau hijau saja. Begitu pula kehidupan ini indah karena memiliki keberagaman. Indonesia ini merupakan ‘surga’ keindahan karena memiliki berbagai keragaman yang tidak ada duanya dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah, beragam suku, adat, dan budaya. Tradisi bangsa ini oleh leluhur dirawat sebagai spirit kebangsaan, kebersamaan, saling menghargai, toleransi, dan gotong royong.

Namun ini dengan semakins pesatnya teknologi dan perkembangan zaman. Ada narasi egoisme yang tidak terbendung. Hasrat berupa kedudukan atas ideologi kepentingan kelompok menguat di mana-mana. Dengan alasan agama, orang menuduh orang lain keliru tidak memiliki hak. Dengan alasan politik, menuduh orang tidak pantas, lantas memberi hujatan, fitnah, dan merundungnya dengan narasi hoax. Zaman yang terus berkembang namun membenci orang lain juga turut menyertai. Jika narasi bangsa ini terus menerus diselimuti ego identitas yang tak ada hentinya, bisa jadi akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Memang tidak pernah ada larangan dalam demokrasi untuk berkumpul dan berpendapat. Orang kini bebas berargumen dan menguatarakan keinginannya. Namun, pelru diketahui ada batas-batas normative yang diatur dalam kehidupan berbangsa. bahkan dalam setiap agama juga mengajarkan untuk saling hormat-menghormati kepada siapapun, tidak mengganggu kepercayaan agama lain, namun bersikap sosial yang tinggi demi kehidupan bermasyarakat yang baik.

Dalam konteks berbangsa, demokrasi kita memberi semua orang hak yang sama. Hak politik, hak hukum, hak ekonomi, hak pendidikan, keamanan, dan seterusnya. negara menjamin kebebasan setiap perbedaan hidup, termasuk kehidupan umat beragama. Namun, negara mengatur adanya batasan nilai. Nilai itu bersifat norma, yang juga diajarkan oleh agama, yakni untuk saling menghargai hak masing-masing. Negara mengatur agar kehidupan beragama dan keragaman yang ada senantiasa dalam kebersamaan, tidak ada saling benci, saling hujat, saling fitnah dan seterusnya.

Dalam sebuah kehidupan, apa ada orang yang ingin kehidupannya diganggu? Tidak ada satupun. Setiap orang ingin hidup bahagia. Nilai yang paling tinggi dari keberagaman adalah sejauh mana kita mampu berbuat baik kepada orang lain tanpa memandang kita siapa dan dari mana. Rusaknya keberagaman saat ini karena krisis norma dan nilai, krisis orang-orang baik yang mau peduli terhadap keragaman.

Kebaikan itu tidak dibatasi oleh agama. semua orang bisa menjadi orang baik apapun agamanya, apapun identitasnya. Tapi kebaikan masih sering dikalahkan dengan hasrat kedudukan dan kekuasaan. Sehingga kebaikan lebih sering ditutupi oleh ego identitas. menjadi orang baik itu tidak ada ruginya sama sekali, jadi orang baik dapat banyak teman dan keluarga. Maka, mari singkirkan narasi kepentingan dan identitas, yang mana itu membelenggu kebebasab kita untut berbuat baik kepada orang lain yang berbeda. Yakini, bahwa tidak ada agama manapun yang melarang pemeluknya berbuat baik kepada orang yang berbeda keyakinan dengan dirinya.

Inilah pentingnya kenapa Indonesia memiliki pancasila. pancasila mengandung nilai-nilai yang lahir dari keluhuran budi bangsa ini. Pancasila mendidik orang menjadi orang baik. Sekaligus ia selalu menjadi pengingat, bahwa Indonesia ini terdiri dari berbagai keragaman. sehingga selalu memgingatkan kepada semua orang untuk tidak lupa, bahwa ada orang lain di samping kanan dan kiri kita, maka berbuatlah baik.

Melalui pancasila kita diajarkan untuk mementingkan kepentingan umum. Tujuan paripurna dari pancasila adalah kesejahteraan yang merata dalam semua bidang kehidupan. untuk mencapai kesejahteraan itu dibutuhkan kerjasama kolektif. Tidak bisa kemudian diantara masing-masing orang mengunggulkan kepentingannya masing-masing. Spirit gotong-royong tetap menjadi nilai luhur dalam batang tubuh pancasila, sehingga setiap orang mestinya menanggalkan identitasnya untuk bertemu dengan kelompok lain yang berbeda.

Masalah yang menguat hari ini adalah kuatnya ego identitas. orang tidak mau meletakkan identitasnya sejenak untuk kepentingan bangsa dan negara. padahal untuk bisa menjangkau orang lain yang berbeda-beda, meletakkan dan tidak membawa-bawa identitas adalah sangat penting. Ketika identitas selalu diunggulkan maka tidak akan ada solusi, melainkan narasi konflik lantas kebencian, dan seterusnya. inilah alasan Pancasila memang benar-benar kita butuhkan, terutama untuk memberi kesadaran akan pentingnya cita-cita orang banyak daripada kepentingan identitas yang terbatas.

Maka, pancasila itu sempurna. Ia sempurna sama sekali tidak ada kekurangan. Pancasila telah mewakili semua nilai keragaman, baik agama, suku, adat, dan budaya. Keberadaan pancasila kita butuhkan untuk merangkul semua orang, untuk mendudukkan semua orang dalam satu cita-cita bersama, yakni kesejahteraan dan kemajuan bangsa. jika terus menerus orang berlaku atas tujuan identitasnya, dan begitu juga yang lain, maka sebenarnya tidak ada kerjasama dalam bangsa ini. Dan, pancasila mengajarkan hal  yang sangat mulia, agar semua orang menyadari kehidupan ini butuh kebersamaan yang melintasi identitas, dengan kerja bersama lintas segmentasi identitas, maka disanalah Indonesia akan maju dan berkembang.

Febri Hijroh Mukhlis

Alumni pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Pendiri Yayasan Umm al-Bilaad

Recent Posts

Refleksi Hari Kebangkitan Nasional : Bangkit Melawan Intoleransi Berbasis SARA

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia.…

2 jam ago

PBB Sahkan Resolusi Indonesia Soal Penanganan Anak Terasosiasi Teroris: Kado Istimewa Hari Kebangkitan Nasional untuk Memberantas Terorisme

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya mengesahkan sebuah resolusi penting yang diusulkan oleh Indonesia, yakni resolusi yang…

2 jam ago

Kultur yang Intoleran Didorong oleh Intoleransi Struktural

Dalam minggu terakhir saja, dua kasus intoleransi mencuat seperti yang terjadi di Pamulang dan di…

3 hari ago

Moderasi Beragama adalah Khittah Beragama dan Jalan Damai Berbangsa

Agama tidak bisa dipisahkan dari nilai kemanusiaan karena ia hadir untuk menunjukkan kepada manusia suatu…

3 hari ago

Melacak Fakta Teologis dan Historis Keberpihakan Islam pada Kaum Minoritas

Serangkaian kasus intoleransi dan persekusi yang dilakukan oknum umat Islam terhadap komunitas agama lain adalah…

3 hari ago

Mitos Kerukunan dan Pentingnya Pendekatan Kolaboratif dalam Mencegah Intoleransi

Menurut laporan Wahid Foundation tahun 2022, terdapat 190 insiden intoleransi yang dilaporkan, yang mencakup pelarangan…

3 hari ago