Narasi

Agama Mengajarkan Membangkang?

Cobalah kita renungkan, apakah agama mengajarkan untuk membangkang? Utamanya terhadap ulil amri atau pemimpin. Adakah dalil yang memerintahkan untuk itu?

Secara orientasi, tidak ada satu-pun dalil baik Hadist/Al-Qur’an yang menyuruh kita membangkang. Bahkan, justru kita diperintahkan untuk taat, atiullaha, waati’u rrasul wa ulil amrih mingkum (Qs. An-Nisa:59).

Bahkan, jika pemerintah membangun kebijakan yang perlu diperbaiki. AL-Qur’an sendiri meminta kita untuk menasihati dengan baik. Bukan membangkang apalagi bertindak anti pemerintahan.

Secara ideal, sifat membangkang itu sangat dilarang. Karena peran, fungsi dan tujuannya yang akan membawa dampak buruk. Karena membangun tindakan yang sifatnya merugikan dan bahkan melampaui batas.

Dalam sejarah perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW, pembangkangan itu selalu menjadi penghalangnya. Sebab, pembangkangan atas kebijakan pemerintah selalu dilakukan oleh orang yang ingin merusak tatanan.

Seperti kebijakan dalam membangun perdamaian, hak beragama, hak sosial dan saling menghargai di Madinah. Ada beberapa oknum yang membangkang dan memprovokasi agar merusak kebijakan itu.

Pembangkangan dalam sejarah selalu melahirkan sikap-sikap yang akan merobek kemaslahatan. Tentu jauh berbeda dengan kritik konstruktif demi kebaikan/perbaikan. Pembangkangan tidak ada manfaatnya dan banyak mudharatnya.

Dalam konteks ini, pada dasarnya sebagai satu bukti. Bahwa pembangkangan dalam sejarah umat Islam itu selalu membawa dampak mudharat. Jadi, mutlak kita harus sadari bahwa pembangkangan itu sangat bertentangan dengan nilai agama.

Ini harus kita sadari betul. Bahwa tidak ada kebenaran agama mengajarkan membangkang. Apalagi ingin menantang pemerintahan yang sah. Sebab, pembangkangan tidak pernah memiliki tujuan akhir yang membawa dampak manfaat serta maslahat.

Pembangkangan tidak sekadar dilarang oleh agama dan agama tentu tidak mengajarkan hal itu. Sebab, di satu sisi pembangkangan juga menjadi larangan mutlak di dalam agama yang harus dihindari oleh umat beriman.

Maka, dari sinilah kita harus menyadari betul. Bahwa, agama tidak mengajarkan pembangkangan dan agama sangat menantang perilaku hal yang semacam itu. Lantas, mengapa kita melakukan hal-hal yang dilarang agama?

This post was last modified on 11 Januari 2023 12:21 PM

Nur Samsi

Recent Posts

Bendera One Piece Menjelang HUT 80 RI: Antara Latah Digital dan Nasionalisme Statistik

Menjelang perayaan Kemerdekaan RI, viral sebuah fenomena pengibaran bendera One Piece (jolly roger)—simbol anime Jepang—di bawah atau…

8 jam ago

Merdeka Lahir Batin; Meruntuhkan Terorisme, Membebaskan dari Radikalisme

17 Agustus 2025 tahun ini Indonesia memasuki usia yang ke 80. Di usianya yang semakin…

8 jam ago

Merdeka Dari Infiltrasi Radikalisme Online

Di era digital yang serba cepat ini, ruang maya menjadi medan pertemuan ide dan gagasan…

9 jam ago

HUT 80 RI : Menjaga Kedaulatan dan Menghargai Keberagaman

Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia (RI) dengan tema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia…

1 hari ago

Merdeka Berpikir ala Ki Hajar Dewantoro

Harus diakui, era digital melahirkan paradoks. Kita dibanjiri informasi, namun sering kali pikiran kita justru…

1 hari ago

Penjajahan Ideologis ala Gerakan Trans-Nasional; Evolusi Neo-Kolonialisme Berjubah Agama

Kolonialisme sebagai sebuah praktik penjajahan satu bangsa atau negara terhadap bangsa atau negara lain terus…

1 hari ago