Categories: Narasi

Belajar dari Sesal WNI eks ISIS: Masihkah Bermimpi Menegakkan khilafah?

Banyak cerita tragis dan sedih dari mereka yang saat ini terkatung-katung nasibnya di camp penampungan di Suriah pasca runtuhnya ISIS. Mereka datang dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia yang berharap hidup islami di bawah naungan khilafah. Kini tersisa sesal karena harapan itu telah punah.

Dari beberapa cerita mereka tidak menemukan fakta yang semestinya dari harapan yang mereka saksikan dari propaganda ISIS di media sosial. Ajakan untuk hijrah ke bumi khilafah begitu memukau.  Terma khilafah al-islamiyah yang dijanjikan, hijrah, jihad, baiat, dan perang akhir zaman gencar ditebar secara masif menggugah keyakinan segelintir umat yang mudah terpedaya.

Propaganda khilafah memang berhasil. Berduyun-duyun umat Islam dari berbagai negara yang telah lama bermimpi mewujudkan khilafah terpedaya. Bagi mereka saatnya memenuhi panggilan suci untuk berhijrah, berjihad dan berbai’at pada “amirul mukminin”, Abu Bakar al-Baghdadi. Euforia kelompok pendukung khilafah menggema ke seluruh penjuru dunia.

Mereka sangat begitu yakin tentang impian untuk hidup di bawah khilafah. Harta ditinggalkan dan dijual dengan mengajak keluarga untuk bergegas melakukan hijrah. Berita WNI hilang, berangkat, dideportase hinga yang sudah sampai ke Suriah menghiasi media. Pada saat itu, mereka bergembira dengan memilih hidup di negeri khilafah. Mereka dengan penuh bangga membakar passport Indonesia dan dipertontonkan pada dunia.

Perjalanan waktu begitu singkat. Apa yang mereka impikan tentang hidup dalam naungan khilafah telah sirna. Khilafah baqiyah slogan kebanggaan ISIS untuk menunjukkan khilafah yang abadi tidak terbukti. ISIS hancur, tepatnya Oktober 2017. Negara khilafah idaman umat telah pupus.

Muncul viral kisah-kisah mengharukan menggantikan kisah euforia yang dulu pernah mereka pertontonkan. Tangis penyesalan hadir menggantikan kebanggaan yang dulu pernah mereka tunjukkan. Nasib mereka tergantung pada kebijakan, apakah mereka akan dipulangkan atau tidak.

Tanpa memandang penting isu pemulangan WNI eks ISIS tersebut, sebenarnya yang patut menjadi pelajaran penting yang dapat diambil oleh masyarakat adalah untuk tidak mudah terpedaya dengan propaganda khilafah.

Kegagalan Khilafah

Kegagalan khalifah ISIS sebenarnya patut menjadi pelajaran penting bagi umat Islam untuk lebih cerdas dalam membaca propaganda yang mengatasnamakan agama. Tentu saja bukan hanya ISIS masih ada kelompok yang terang membangun mimpi untuk menegakkan khilafah di tengah hadirnya negara yang sudah aman.

Patut ditegaskan bahwa perjuangan menegakkan khilafah hampir bisa dikatakan mustahil terwujud. Kenapa? Sistem politik dalam bentuk khilafah Islamiyah adalah konsep yang lahir sebelum muncul konsepsi negara bangsa seperti sekarang. Era khilafah dan kekuasaan imperium lintas batas negara lainnya telah hampir punah. Konsep negara bangsa muncul dengan menekankan adanya ketentuan batas batas territorial bagi setiap negara.

Mimpi dan cita-cita menegakkan kembali khilafah bagi seluruh umat Islam yang kini terbagi dalam bentuk negara bangsa hampir sangat mustahil. Negara-negara Islam membangun kedaulatan negara masing-masing. Di Timur Tengah muncul banyak negara-negara yang semuanya tidak ternaungi dan tidak mau berkhilafah.

Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Turki, Maroko, Mesir, Tunisia, Qatar, Yaman dan sebagainya tidak mungkin menerima dan sulit mencari kesepakatan untuk membangun khilafah. Karenanya gerakan menegakkan khilafah buka sekedar mimpi, tetapi dilarang di beberapa negara.

Kalaupun ada propaganda khilafah pastilah sebuah gerakan yang akan menganggu stabilitas di dalam sebuah negara. ISIS adalah sala satu contoh yang merebut suatu wilayah dan mengacaukan kondisi dalam negeri serta mengundang umat Islam dari seluruh dunia untuk berkhilafah. Tentu dalam konteks itu, ia akan menjadi musuh dan ancaman bagi suatu negara, termasuk dari negara Islam sendiri seperti di Timur Tengah.

Tidak bisa dinafikan, perjuangan menegakkan khilafah seperti ISIS dan kelompok lain yang saat ini masih bersembunyi-sembunyi masih ada. Karena itulah, masyarakat Indonesia patut mengambil pelajaran penting dari beberapa saudara kita yang terpedaya oleh janji-janji khilafah di Suriah. Mungkin saja aka nada gerakan lain selanjutnya yang akan kembali meneriakkan khilafah. Pertanyaan berikutnya, apakah WNI eks ISIS masih mengimpikan khilafah?

This post was last modified on 9 Februari 2020 9:49 PM

Ibonk Khoir

View Comments

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

19 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

19 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

19 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

19 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago