Menyikapi informasi atau berita secara bijak merupakan sesuatu yang sangat penting, dalam Islam hal ini bahkan ditekankan dalam Alquran agar setiap orang berhati-hati terhadap berita atau informasi yang diperoleh, karena bisa saja berita tersebut benar dan bisa juga salah. Setiap hari kita mendengar berita dan informasi baik yang diperoleh dari media elektronik maupun media cetak, banyaknya informasi yang beredar di mana-mana sering kali membuat kita tidak memiliki kesempatan untuk menganalisa dan mengamati berita yang kita terima, sehingga tidak jarang berita yang berasal dari negeri antah berantah itu langsung ditelan mentah-mentah tanpa diperiksa terlebih dahulu kebenarannya.
Dalam kaida mantiq atau ushul fiqih, “berita” memiliki dua kemungkinan; yaitu benar atau salah. Karena itu, Alquran mengajarkan agar hati-hati menerima berita dan tidak langsung mempercayainya. Dalam Alquran Allah Swt berfirman yang artinya “Jika kalian menerima berita maka perjelaslah, karena jika tidak diperjelas maka tidak menutup kemungkinan akan menjerumuskan kalian ke dalam kebodohan”
Sejak peristiwa penembakan di Paris di beberapa tempat baru-baru ini, beradar banyak sekali berita baik dalam bentuk laporan kejadian, tulisan opini, hingga sekedar isu atau gosip untuk ‘memanaskan’ peristiwa. Khusus untuk berita-berita yang ternyata tidak memberitakan (hanya berisi isu dan propaganda), masyarakat digiring pada kebencian dan rasa dendam yang mendalam. Jika tidak berhati-hati dalam mengolah informasi, masyarakat akan semakin terjerumus dalam kebencian dan perpecahan yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Sebagai umat Islam yang percaya bahawa terorisme tidak ada hubungannya dengan agama, sekaligus sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki budaya luhur, kita sudah sepatutnya menggunakan nalar dan akal sehat setiap kali menerima informasi. Hal itu akan membantu kita untuk menyaring berbagai informasi yang kita terima, sehingga kita tidak akan terjebak untuk percaya pada bualan yang berujung pada permusuhan dan perpecahan.
Tidak lama setelah tragedi di Prancis, laman-laman pemberitaan di media internet mulai disesaki dengan informasi-informasi sesat yang membenarkan aksi teror itu dan menyatakan bahwa para perusuh itu melaksanakan jihad, dan karenanya mati dalam keadaan syahid. Hal ini tentu sangat berbahaya, terorisme –dengan alasan apapun—tidak dapat dibenarkan.
Umat Islam Indonesia sepatutnya tidak mudah terpancing dengan ulasan-ulasan atau tulisan-tulisan provokasi yang hanya berdasar pada ilusi, umat Islam semestinya menyesalkan apa yang terjadi di Paris karena selain telah menghilangkan nyawa orang-orang yang tidak berdosa, tragedi itu juga telah merusak citra Islam sebagai agama yang penuh kedamaian.
Apapun yang diberitakan oleh media-media radikal di dunia maya sebaiknya tidak diterima begitu saja, gunakan nalar dan akal sehat setiap kali menerima informasi. Kita harus sadar bahwa memang ada segelintir orang yang ingin menyeret isu Paris ke Indonesia, mereka tidak senang dengan perdamaian dan kerukunan kita, karenanya melakukan segala cara agar kita terpecah belah, salah satunya dengan memproduksi informasi-informasi palsu yang tentu saja tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…