Bulan Rabi’ul Awal merupakan salah satu bulan yang ditunggu-tunggu oleh bangsa Arab pada saat itu, karena pada bulan inilah cuaca padang pasir sangat bersahabat tidak dingin dan tidak panas, tidak ada angin kencang atau lebih dikenalnya sebagai musim semi dimana pepohonan mulai hijau dan kurma-kurma mulai menunjukkan buah dan bunganya sehingga setiap orang senang memandangnya dan menikmati alam sekitarnya pada bulan ini.
Pada bulan yang nyaman inilah, lahir seorang Nabi yang ditunggu-tunggu dan sangat mulia. Siti Aminah sepulang mensiarahi kuburan suaminya untuk memperlihatkan kepada anaknya “Muhammad” kuburan Ayahnya, ia mengatakan saat menjelang wafatnya sungguh merupakan kemulian bagiku dan kenangan yang tak akan sirna sampai ke kuburanku karena aku telah melahirkan anakku yang akan menjadi cahaya memenuhi negeri ini.
Ia adalah pembawa wahyu Allah Swt sebagai pedoman hidup bagi umat manusia dan seorang Nabi yang sangat menyayangi umatnya, hingga akhir hayatnya-pun mengucapkan “Umatku…. Umatku. Ia diberikan keistimewaan dibanding dengan nabi-nabi sebelumnya dan bersujud kepada Allah Swt lalu berkata “ Ana Laha… Ana Laha (saya untuk dia … saya untuk dia ) sehingga Allahpun menjawab Irfa Ya Muhammad …. Isyfa Tusayaffa (bangkitlah Ya Muhammad, berikanlah syafaat maka akan diberikan syafaat)
Sungguh beruntunglah kita ini karena mendapat petunjuk menjadi bagian umat Rasulullah Saw yang nantinya akan mendapat syafaat di hari dimana tidak ada yang bisa menolong dan memberi syafaat kecuali jika Rasulullah memberikan syafaatnya di hari kemudian. Dalam Alquran disebutkan bahwa pada hari itu, harta kekayaan, pangkat dan keluarga tidak akan berguna….. kecuali mereka yang datang dengan hati yang bersih.
Kecintaan terhadap Rasulullah terus membahana dalam jiwa kita sehingga diantara umatnya senantiasa menanti bulan ini untuk memperingati kelahiran Nabinya yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal apakah merayakannya dengan menyelenggarakan Maulid Nabi atau berpuasa sebagai rasa bangga dan cinta terhadap Rasulullah Saw.
Namun lebih dari itu, sejatinya sebagai seorang pengikut Rasulullah Saw, seyogyanya menjadikan Rasulullah sebagai panutan dalam semua aspek kehidupan sehari-hari seperti, menanamkan rasa cinta terhadap sesama manusia khususnya sesama muslim, menghormati perbedaan, menghargai wanita dan anak-anak dan mendorong sesama umat agar menjadi umat yang baik bermanfaat terhadap sesamanya. Sungguh merupakan kemurkaan seandainya ajaran yang telah dipercayakan kepada umatnya disalahgunakan, menjadikan perbedaan sebagai musibah dan malapetaka bagi orang lain, menjadi beban masyarakat dan tidak melestarikan nilai-nilai Islam yang sebenarnya sebagaimana yang telah disampaikan melalui hadis-hadisnya maupun Alquran yang telah diwahyukan kepadanya.
Syafaat Nabi kemungkinan akan jauh dari harapan kita di hari kemudian jika tidak mampu memahami pesan-pesannya secara menyeluruh dan objectif. Sungguh akan semakin jauh dari syafaatnya jika ternyata agama dan ajaran yang telah dibawah oleh Rasulullah justru dijadikan sebagai alat pembenaran untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Semoga di Bulan Rabiul Awal ini umat Islam dapat memetik kembali hikmah diutusnya Rasulullah Saw sehingga mampu menjadikan ajaran Nabi Muhammad Saw sebagai rahmat bagi semua alam semesta.
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…