Categories: Keagamaan

Tauhid Rahasia Hamba dengan Tuhannya

Tauhid merupakan ajaran Islam yang sangat prinsipil dan menjadi esensi semua ajaran yang telah diturunkan oleh Allah kepada semua nabi dan rasulnya mulai dari nabi Adam hingga nabi Muhammad Saw.

Seseorang tidak akan mencapai tingkat ke-Islaman yang paling tinggi tanpa memahami, meyakini dan merealisasikan dalam dirinya tentang makna tauhid. Ia adalah unsur penting dalam beragama dan menjadi motivator utama dalam segala aktivitas ibadah dan beramal. Seseorang tidak akan mampu mencapai tingkat keikhlasan yang sebenarnya tanpa memahami makna tauhid yang sebenarnya. Bayangkan kurang lebih 13 tahun, Rasulullah di Mekkah berdakwah tentang urgensi keyakinan terhadap tuhan yang maha esa tetapi hanya sedikit diantara mereka yang beriman sehingga nabi-pun harus mencari ruang baru untuk mensosialisasikan dakwah itu.

Bertauhid berarti menanamkan dalam jiwa dan hati tentang Allah yang maha esa dan dialah yang berkehendak akan segala-galanya dan memiliki apa yang ada di langit dan di bumi dan apa yang ada di antara keduanya serta meyakini bahwa Dialah pencipta dari yang tidak ada menjadi yang ada dan dialah yang menentukan segala-galanya dan tidak ada yang lain yang bisa menandinginya atau melakukan seperti yang Allah lakukan. Selain itu, meyakini bahwa hanya dialah yang patut disembah dan hanya kepadanyalah kita berserah diri.

 Keyakinan tentang ketuhanan dan segala yang terkait dengannya merupakan pondasi penting dalam membangun kepribadian setiap orang karena dengan keyakinan yang kuat ini seseorang akan mampu menemukan dirinya dan siapa sebenarnya dirinya. Seseorang yang telah memahami makna tauhid dan melestarikan dalam dirinya maka sifat-sifat ketuhanan yang berkaitan dengan kemanusiaan dan alam lingkungan akan menjelma dalam diri dan prilakuknya setiap saat sehingga orang itupun akan menjadi manusia yang seutuhnya yang mampu menginterpretasikan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-harinya bukan saja kepada dirinya sendiri akan tetapi juga kepada orang-orang yang disekitarnya tanpa harus menonjolkan simbol-simbol tauhid pada dirinya atau menempelkan simbol-simbol ketauhidan di sekitarnya. Kenapa?  Karena tauhid yang dipahami menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam diri dan kehidupannya sehingga tidak membutuhkan sarana atau prasarana dalam memperkenalkan dirinya kepada mereka yang ada di sekitarnya.

Ketauhidan yang kuat terpatri dalam diri dan jiwa setiap muslim dan hanya dialah dan tuhannya yang mengetahuinya karena sesungguhnya tauhid seseorang merupakan puncak rahasia hamba dan tuhannya. Seseorang bisa saja mengatakan kepada orang lain bahwa dirinya beriman akan tetapi setelah berpisah ia kembali mengatakan bahwa sesungguhnya kami bukanlah orang yang beriman.  Merkea yang seperti ini, telah disebutkan dalam Alquran bahwa jika mereka bersama dengan orang-orang mukmin maka mereka akan mengatakan bahwa sesungguhnya kami sama dengan kalian akan tetapi setelah berpisah dengan orang-orang yang beriman mereka justru mengatakan bahwa sesungguhnya kami hanya bermain-main dan tidak serius.

Dengan demikian tauhid tidak memerlukan sarana lain untuk menunjukkan kepada siapapun. Karena ia telah terpatri dalam jiwa dan hati nurani seseorang sehingga tidak perlu menggunakan simbol-simbol yang tendensius seperti, menulis di baju kaos atau di topeng-topeng yang dimaksudkan untuk menggetarkan setiap orang yang melihatnya atau menarik perhatian bagi siapapun yang melihatnya bahkan yang demikian bisa saja menimbulkan rasa riya yang dilarang oleh Allah Swt.

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

4 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

4 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

4 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago