Narasi

Gerakan Pramuka Meneguhkan Cita-cita Perdamaian Bangsa

“Hai pemuda dan pemudi! Engkau pembina hari kemudian. Orang mengatakan bahwa engkau itu adalah pupuk hari kemudian. Jangan terima! Kita ini bukan sekedar pupuk. Kami lebih dari pupuk. Di dalam jiwa kami tumbuh pula masyarakat yang baru itu. Dan dalam jiwa kami tumbuh segala apa yang menjadi cita-cita bangsa kami.”

Kalimat menggelora ini ditegaskan Bung Karno dalam apel besar Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 1958. Pramuka merupakan gerakan kepanduan yang menekankan pada kedisiplinan dan kerja sama tim yang kuat. Dalam pramuka, kerja sama sebuah tim menjadi pertaruhan. Kalau ada yang mengkhianati kerja sama, maka sebuah tim pasti akan jatuh. Saling percaya dalam kerja sama, disiplin dalam membangun kerja, dan menumbuhkan jiwa saling mengasihi dan menyayangi adalah misi besar gerakan pramuka dalam membangun cita-cita perdamaian bangsa ini.

Gerakan pramuka mengajarkan kaum muda untuk menyalakan spirit kemerdekaan dalam setiap keseharian. Sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua, bahwa “Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” Dengan spirit damai, pramuka mengajarkan sebua regu untuk mengantarkan Indonesia sebagai negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pramuka mengajarkan anak muda untuk optimis, sehingga bangsa ini di masa depan bisa menatap kebhinekaan dengan penuh kedewasaan.

Dari sini, petuah Bung Karno di awal tulisan ini harus diaktualisasikan gerakan pramuka dalam meneguhkan peran sosialnya di tengah tantangan nasionalisme yang makin tergerus. Gerakan pramuka mestinya menjadi tempat bersemainya impian dan cita-cita anak-anak dan kaum muda. Cita-cita dan impian akan menjadi kenyataan pada suatu saat, karena disitulah nasionalisme lahir untuk menggugah semangat perjuangan. Dengan cita-cita, kaum muda akan merealisasikannya dalam dunia nyata. Kaum muda akan berjuang dengan sungguh untuk menggapai masa depan yang gemilang.

Di tengah post nasionalisme sekarang ini, gerakan pramuka berperan tepat untuk merumuskan kembali nasionalisme yang berpijak dari nilai dasar budaya bangsa. Post nasionalisme yang direcoki globalisme sangat berbahaya, karena akan menjebak semangat nasionalisme dalam keberuntungan yang semu, hanya akan dinikmati segelintir orang saja. Nasionalime yang berpijak dari rahim budaya sendiri akan memberikan daya energi besar untuk menjaga martabat bangsa.

Ada beberapa langkah yang bisa digerakkan dalam kepanduan Pramuka untuk menguatkan nasionalisme bangsa. Pertama, mengaktualisasikan berbagai program pramuka sebagai bagian dari upaya menerjemahkan cinta tanah air. Ketika banyak yang ragu dan galau dengan tanah airnya sendiri, maka gerakan pramuka harus tampil terdepan memberikan contoh bagi masyarakat bagaimana selalu teguh menjaga bangsa dan negara. Kegiatan dan program pramuka sangat tepat untuk diarahkan ke sana, sehingga lahir generasi muda yang mempunyai cita-cita tinggi dalam membangun masa depan bangsanya.

Kedua, pramuka mengajarkan kedisiplinan bagi anggotanya. Disiplin ini sangat penting, sehingga bisa mencetak generasi muda yang menghargai waktu dan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin. Generasi muda yang disiplin akan membawa cinta pada bangsa dengan segenap perjuangan, penuh dedikasi, dan sangat menghargai janji. Ini sangat dibutuhkan bangsa saat ini, karena banyak anak muda yang kehilangan etos dedikasi kepada bangsa dan negara.

Ketiga, pramuka mengajarkan persaudaraan yang sangat kuat. Dalam gerakan pramuka, setiap individu akan saling menjaga sesama. Ini sangat ditekankan, karena gerakan pramuka tidak bisa bergerak sendiri, harus dibantu anggota lainnya. Makanya, dalam pramuka sangat ditekankan persaudaraan. Tanpa persaudaraan, maka gagal pula etos pramukanya. Ini sangat penting untuk bangsa saat ini, karena banyak konflik sosial horisontal yang terus menerus, kehilangan rasa persaudaraan. Pramuka harus hadir, sehingga banyak anak muda yang setia dan teguh menjaga persaudaraan. Nilai-nilai pramuka yang dipratekkan akan menjadi bagian solusi kebangsaan ini.

Dari sini, gerakan pramuka sebagai wadah pendidikan dan pembinaan kaum muda hatus mampu melihat peluang secara jeli, menjadi salah satu kekuatan daya saing bangsa. Kualitas yang dihasilkan dari setiap kegiatan kepramukaan yang ada, bukan saja menjadikan anggota pramuka mengerti dan paham dengan pendidikan kepramukaan saja. Akan tetapi, gerakan pramuka juga harus mendorong anggotanya untuk menguasai teknologi dan informasi sebagai bekal membangun masa depan bangsa. Dengan ini, maka nilai-nilai kebangsaan yang menancap dalam gerakan pramuka mampu melahirkan kemampuan berdaya saing, memberikan konstribusi bagi kesejahteraan dan kedamaian bangsa.

Momentum 72 tahun kemerdekaan Indonesia, sangat tepat kalau gerakan pramuka bersama gerakan kepanduan lainnya untuk menata kembali bangunan kebangsaan yang robek akibat berbagai konflik politik dan sosial yang terjadi akhir-akhir ini. Jangan sampai bangsa ini kehilangan jiwa raganya karena konflik, sehingga gerakan pramuka harus tampil di garda depan untuk tegaknya NKRI.

Siti Muyassarotul Hafidzoh

Alumnus Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Litbang PW Fatayat NU DIY dan mengajar di MTs Al-Quran, Pesantren Binaul Ummah Wonolelo Pleret Bantul

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

15 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

15 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

15 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

2 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

2 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

2 hari ago