Peradaban

Habsyi Dulu dan Sekarang

Habsyi adalah sebuah kawasan di Afrika Timur yang dihuni oleh orang-orang Habsy atau habasya dalam bahasa Arab. Dulu wilayah Habsyi meliputi cukup luas dan dibagi ke dalam dua bagian yaitu highland dan lowland.  Highland atau dataran tinggi adalah wilayah habsyi yang berada di dataran tinggi, pegunungan dengan cuaca yang cukup dingin dan hijau karena sebagian masuk ke dalam wilayah garis khatulistiwa, seperti Ethiopia, Eritrea dan sebagian wilayah Uganda. Sementara wilayah yang masuk dalam ketagori lowland atau dataran rendah umumnya adalah wilayah padang pasir seperti Sudan dan sebagian wilayah Eritrea yang berada di sepanjang laut merah.

Kaum Habsyi sejak dulu sudah dikenal dalam sejarah peradaban manusia sebagai bangsa yang cukup kuat dan berpengaruh bahkan menjadi mitra peradaban-peradaban kuno di Yunani dan Mesir dalam hal kerjasama keamanan dan ekonomi dan turut memberikan warna dalam beberapa peradaban termasuk peradaban Arab kuno. Beberapa bahasa Habsyio atau bahasa Ahmariyat yang merupakan bahasa asli orang-orang Habasyi masuk ke dalam bahasa Arab dan menjadi bahasa Arab dikemudian hari dan memiliki pengaruh besar di sepanjang laut merah termasuk Yaman. Bahkan menurut catatan sejarah, kekuasaan Raja-Raja di Habsyi meliputi Yaman Selatan dan para raja-raja tersebut mengaku sebagai keturunan langsung dari Kerajaan Saba di Yaman yang disebutkan dalam Alqur’an.

Dalam Injil dan Zabur juga banyak disebut tentang kerajaan-kerajaan di wilayah Habsyi saat itu. Pasukan Gajah yang sering kita baca dalam sejarah Nabi Muhammad Saw yang ingin menghancurkan kabah berasal dari kawasan ini karena raja-rajanya khawatir jika pengaruhnya menurun akibat daya tarik ka’bah yang dikunjungi oleh orang-orang dari wilayah kekuasanaanya, karena selain kabah yang memiliki daya tarik sebagai pusat peribadatan berhala juga memiliki sumber air yang tidak pernah kering. Karena itu, raja-raja di wilayah Habsyi ingin menghancurkan kabah. Namun mereka gagal dan menemui jalan buntu. Di wilayah Habsyi terdapat pengikut-pengikut Nabi Musa dan Nabi Isa yang setia pada ajaran asli nabi-nabi dimaksud sehingga tidak mengherankan jika dikemudian hari ketika Islam masuk di wilayah tersebut mendapat sambutan positif.

Ketika sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw mengalami penyiksaan dari kaum Quraish, Nabi meminta mereka untuk berhijrah ke Habsyi karena di sana terdapat seorang raja yang baik hati. Umat Islam yang hijrah ke wilayah tersebut hidup dalam kedamaian dan kerukunan dan mendapat perlindungan dari raja-raja yang ada di wilayah ini, bahkan mereka hidup dengan leluasa sehingga secara tidak langsung Islam berkembang dan menyebar di wilayah ini.

Wilayah Habsyi yang begitu luas, terpecah pecah menjadi beberapa negara setelah era penjajahan memasuki wilayah ini. Sebelumnya, pemerintahan Otsmani Turkey juga sempat menguasai wilayah ini beberapa tahun sehingga juga tidak mengherankan jika terdapat peninggalan-peninggalan Ostmani Emperium di wilayah ini. Italia menguasai Eritrea dan Ethiopia, Inggris menguasai Sudan dan Uganda dan Djibouti kemuidan selanjutnya Habsy menjadi negara-negara kecil paska era kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia ini. Eritrea menjadi satu negara pada tahun 1991 setelah referendum yang diselenggarakan oleh pemerintah Ethiopia.

Negara-negara ini, penduduknya sebanding antara muslim dengan non muslim  seperti Eritrea dan Ethiopia sementara Sudan, Djibouti, Uganda mayoritasnya adalah muslim bahkan negara-negara tersebut masuk ke dalam  keanggotaan Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) baik sebagai anggota tetap maupun sebagai pemantau. Bahkan sebagian negara-negara tersebut diperintah oleh non muslim seperti Ethiopia, Uganda dan Eritrea kecuali Sudan dan Djibouti. Namun kehidupan sosial masyarakat di negara-negara tersebut  cukup kondusif kecuali ada beberapa sempalan-sempalan pemberontak yang muncul disebabkan oleh keinginan untuk berkuasa tetapi tidak mempengaruhi kerukunan antara beragama.

Habsyi dulu dan sekarang menjadi salah satu pusat umat Islam di kawasan tanduk Afrika namun pada waktu yang sama kekuatan non muslim juga tidak dapat dihindari. Yang perlu dicatat bahwa sepanjang sejarah Habsyi selalu menjadi tempat perlindungan umat Islam walaupun wilayah tersebut dikuasai oleh Nasrani.

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Share
Published by
Suaib Tahir

Recent Posts

Riwayat Pendidikan Inklusif dalam Agama Islam

Indonesia adalah negara yang majemuk dengan keragaman agama, suku dan budaya. Heterogenitas sebagai kehendak dari…

22 jam ago

Hardiknas 2024: Memberangus Intoleransi dan Bullying di Sekolah

Hardiknas 2024 menjadi momentum penting bagi kita semua untuk merenungkan dan mengevaluasi kondisi pendidikan di…

22 jam ago

Sekolah sebagai Ruang Pendidikan Perdamaian: Belajar dari Paulo Freire dan Sekolah Mangunan Jogjakarta

Bila membicarakan pendidikan Paulo Freire, banyak ahli pendidikan dan publik luas selalu merujuk pada karya…

22 jam ago

Buku Al-Fatih 1453 di Kalangan Pelajar: Sebuah Kecolongan Besar di Intansi Pendidikan

Dunia pendidikan pernah gempar di akhir tahun 2020 lalu. Kepala Dinas Pendidikan Bangka Belitung, pada…

22 jam ago

4 Mekanisme Merdeka dari Intoleransi dan Kekerasan di Sekolah

Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh mereka yang sedang duduk di bangku sekolah. Apa yang…

2 hari ago

Keterlibatan yang Silam Pada yang Kini dan yang Mendatang: Kearifan Ma-Hyang dan Pendidikan Kepribadian

Lamun kalbu wus tamtu Anungku mikani kang amengku Rumambating eneng ening awas eling Ngruwat serenging…

2 hari ago