Categories: Kebangsaan

Hidupkan Budaya Cegah Kekerasan

Budaya atau adat istiadat merupakan sesuatu yang lahir dan menjadi ciri khas  sebuah komunitas. Setiap bangsa atau suku memiliki budaya yang berbeda-beda. Budaya ini sangat erat kaitannya dengan iklim dan alam disetiap komunitas, artinya iklim dan alam memberikan pengaruh besar terhadap kebudayaan setiap komunitas. Misalkan di daerah yang panas dan tandus cenderung budaya kekerasan dan kasar  cukup dominan sementara di daerah yang hijau atau tropis atau dingin cenderung budayanya bersahabat, lemah lembut dan tidak keras.

Di Indonesia misalnya yang dikenal dengan negara yang tropis dan iklim yang bersahabat tidak panas dan tidak dingin dan cuacanya normal sepanjang tahun serta terdapat curah hujan yang tinggi juga mempengaruhi budaya bangsa Indonesia itu sendiri. Mulai dari barat sampai timur hampir sama, budaya orang-orang yang hidup di Indonesia cenderung bersahabat, ramah, lemah lembut dan tidak keras. Di Indonesia sendiri dimana terdapat iklim dan cuaca yang agak panas juga memberikan pengaruh terhadap budaya penduduk di sekitar itu yang cenderung keras tetapi tidak sekeras dengan budaya mereka yang hidup di tempat yang tandus dan kering. Selain budaya keras, lembut, ramah dan sopan yang lahir akibat kondisi lingkungan di sekitar komunitas itu, juga terdapat budaya-budaya yang merupakan ciri khas setiap komunitas yang diimplementasikan dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda seperti, tari-tarian, adat istiadat, ritual kemasyarakatan dan sejumlah jenis kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri khas setiap komunitas yang lahir dari budaya ini.

Budaya ini sangat penting, artinya dalam kehidupan sebuah komunita,  budaya menjadi ciri khas komunitas dimaksud dan menjadi identitas setiap komunitas. Dengan budaya, orang lain dapat mengenal selain dirinya dan dengan budaya ini juga seseorang dapat dikenal dengan baik. Sebaliknya, jika seseorang kehilangan budaya maka orang tersebut susah diidentifikasi karena sudah tidak lagi memiliki  identitas. Identitas ini, juga sangat penting pada diri setiap orang karena dengan demikian seseorang akan memiliki eksistensi jika memiliki budaya. Karena itulah, setiap orang atau komunitas menganggap perlu mempertahankan budayanya bahkan pemerintah setiap negara memiliki program untuk mempertahankan budaya bangsanya. Karena jika budaya ini dimakan dengan budaya lain, maka otomatis bangsa atau komunitas itu kehilangan identitas dan ketika kehilangan identitas berarti sebuah bangsa atau komunitas akan  kehilangan eksistensi.

Arus globalisasi saat ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi komunikasi sangat memungkinkan terjadinya budaya makan budaya. Jika ini terjadi terhadap satu budaya maka dipastikan komunitas tersebut akan kehilangan arah dan tidak memiliki eksistensi bahkan lebih dari itu akan menjadi mangsa budaya yang bersumber dari budaya komunitas yang lebih kuat dan perkasa.

Sebagai bangsa, Indonesia yang memiliki budaya luhur sudah barang tentu menjadi tanggung jawab kita bersama untuk  mempertahankan budaya kita mulai dari timur sampai barat. Apabila kita menganggap budaya orang lain jauh lebih baik dari budaya kita maka kehancuran sudah diambang pintu. Budaya Indonesia yang terkenal ramah, santun dan berprikemanusian merupakan sesuatu yang mutlak kita pertahankan selain untuk menunjukkan eksistensi kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki kebudayaan yang maju dan berprirkemanusiaan juga menjadikan budaya dimaksud sebagai sarana yang paling efektif untuk mempertahankan keutuhan nasional kita. Selain itu, budaya bangsa Indonesia yang ramah, santun, dan berprikemanusiaan semestinya menjadi alternative utama terjadinya tindak-tindak kekerasan bukan saja di dalam negeri kita sendiri tetapi juga di luar negeri. Budaya bangsa Indonesia yang beraneka ragam dan memiliki karakteristik tersendiri bila dibanding dengan budaya-budaya bangsa lain sangat cukup dijadikan sebagai alat utama mencegah kekerasan di tanah air termasuk dalam membendung arus radikalisasi yang kini sedang berkembang pesat di tanah air melalui berbagai cara dan metoda yang jika kita tidak menyadari secara dini maka hal tersebut akan menggiring bangsa Indonesia ke titik perpecahan dan pertikaian yang tiada akhirnya.

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Konsep Islam Menentang Tiga Dosa Besar Dunia Pendidikan

Lembaga pendidikan semestinya hadir sebagai rumah kedua bagi peserta didik untuk mendidik, mengarahkan dan membentuk…

11 jam ago

Pemaksaan Jilbab di Sekolah: Praktir yang Justru Konsep Dasar Islam

Dalam tiga tahun terakhir, kasus pemaksaan hijab kepada siswi sekolah semakin mengkhawatirkan. Misalnya, seorang siswi…

11 jam ago

Memberantas Intoleransi dan Eksklusivisme yang Menjerat Pendidikan Negeri

Dua tahun lalu, seorang siswi SDN 070991 Mudik, Gunungsitoli, Sumatera Utara, dilarang pihak sekolah untuk…

11 jam ago

Riwayat Pendidikan Inklusif dalam Agama Islam

Indonesia adalah negara yang majemuk dengan keragaman agama, suku dan budaya. Heterogenitas sebagai kehendak dari…

1 hari ago

Hardiknas 2024: Memberangus Intoleransi dan Bullying di Sekolah

Hardiknas 2024 menjadi momentum penting bagi kita semua untuk merenungkan dan mengevaluasi kondisi pendidikan di…

1 hari ago

Sekolah sebagai Ruang Pendidikan Perdamaian: Belajar dari Paulo Freire dan Sekolah Mangunan Jogjakarta

Bila membicarakan pendidikan Paulo Freire, banyak ahli pendidikan dan publik luas selalu merujuk pada karya…

1 hari ago