Categories: Keagamaan

Hikmah Pergantian Waktu

Allah Swt dalam Alquran berfirman “ Bahwa sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam, terdapat tanda-tanda bagi yang menggunakan akal (QS.3. 190) . Di surah lain, Allah berfirman bahwa Demi masa sesungguhnya manusia itu akan merugi kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh dan saling mensehati dalam kebenaran dan kesabaran” (Surah Al-ashr).

Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang adalah sebuah proses alam yang menghasilkan waktu dan ruang. Perputaran jam dari detik ke menit hingga pergantian bulan dan tahun serta pergantian siang dan malam dan dari satu musim ke musim yang lain adalah proses yang membawa kita dari satu masa ke masa yang lain tanpa bisa dibendung dan distop karena ia adalah ketentuan tuhan yang sampai saat ini belum satupun sarjana yang dapat menyimpulkan apa dibalik proses itu .

Manusia sebagai objek menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses ini karena ia berada dalam ruang yang telah di sediakan dan waktu yang telah mengikat hingga akhir hayatnya. Waktu dan masa hanya berlaku pada ciptaan tuhan sementara tuhan sendiri tidak diikat dengan waktu. Oleh karena itu, manusia dan mahluk lainnya yang berada dalam ruang atau alam semesta ini dituntut untuk dapat mengendalikan dan memanfaatkan waktu yang telah disediakan kepadanya. Allah-pun menekankan bahwa hanya tiga golongan manusia yang akan selamat dan beruntung dengan adanya waktu ini yaitu, mereka yang beriman kepada Allah lalu keyakinannya ini diikuti dengan amal saleh. Dari amal saleh ini akan tercipta prilaku positif yaitu, tanggung jawab terhadap sesama melalui ingat mengingatkan akan kebaikan dan kesabaran (Surah Al-ashr).

Dalam proses waktu ini manusia menghadapi berbagai perubahan disekitarnya apakah karena faktor internal ata external. Faktor internal seperti, musibah pada diri dan keluarga sementara faktor external adalah peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungannya seperti, perubahan sosial, ekonomi dan politik. Seseorang akan merasa sedih jika menghadapi cobaan hidup dan bahagia dan bersuka ria jika beruntung dan sukses. Perubahan ini memberikan pengaruh signifikan terhadap diri setiap orang khususnya keimanan terhadap tuhan dan agamanya yang memiliki ciri khas bertambah dan berkurang.

Para Ulama sepakat bahwa iman itu berkurang dan bertambah, dan proses ini erat kaitannya dengan kondisi kebathinan yang dialami setiap orang di setiap waktu. Oleh karena itu, Allah Swt senantiasa mengajak kita untuk selalu memelihara keimanan dalam kondisi apapun dengan memperbanyak zikir kepada Allah, beramal salih, berbuat baik kepada sesama, saling menyayangi dan mecintai, menjalin silatuhrahmi, menyantuni yatim piatu dan fakir miskin serta bertafakkur atas kekuasaan Allah dimanapun kita berada.

Mereka yang beriman dan beramal saleh serta memiliki tanggung jawab sosial dan melakoni tuntutan Allah maka mereka inilah mukmin yang sebenarnya dan akan selamat dari perputaran waktu yang akan menggiring setiap orang akan kehilangan arah jika tidak hati-hati dalam menyikapinya sebagaimana kata orang bijak bahwa “waktu seperti pedang jika anda tidak mematahkannya maka ia akan mematahkan anda”.

Oleh karena itu, pergantian tahun merupakan sebuah aksioma yang harus diterima agar kita selalu bercermin dan mengintropeksi diri sampai dimana upaya kita mengelola waktu yang telah berlalu karena seorang mukmin sejatinya menjadi mukmin yang pandai menggunakan waktu bukan seorang mukmin yang hanya menyia-nyiakan waktu sebagaimana disebutkan oleh para ulama salaf sbb:

من كان يومه كأمسه فهو مغبون ومن كان يومه شرا من امسه فهوملعون

Artinya : Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia adalah orang bodoh dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia orang tercelah.

Pergantian waktu, bulan dan tahun sesugguhnya merupakan hanya sebuah ujian bagi setiap orang mukmin dan hanya yang beriman dan berakal yang akan memetik hikmahnya.

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Jebakan Beragama di Era Simulakra

Banyak yang cemas soal inisiatif Kementerian Agama yang hendak menyelenggarakan perayaan Natal bersama bagi pegawainya,…

10 jam ago

Melampaui Nalar Dikotomistik Beragama; Toleransi Sebagai Fondasi Masyarakat Madani

Penolakan kegiatan Natal Bersama Kementerian Agama menandakan bahwa sebagian umat beragama terutama Islam masih terjebak…

10 jam ago

Menanggalkan Cara Beragama yang “Hitam-Putih”, Menuju Beragama Berbasis Cinta

Belakangan ini, lini masa kita kembali riuh. Rencana Kementerian Agama untuk menggelar perayaan Natal bersama…

10 jam ago

Beragama dengan Kawruh Atau Rahman-Rahim dalam Perspektif Kejawen

Dalam spiritualitas Islam terdapat tiga kutub yang diyakini mewakili tiga bentuk pendekatan ketuhanan yang kemudian…

11 jam ago

Natal Bersama Sebagai Ritus Kebangsaan; Bagaimana Para Ulama Moderat Membedakan Urusan Akidah dan Muamalah?

Setiap menjelang peringatan Natal, ruang publik digital kita riuh oleh perdebatan tentang boleh tidaknya umat…

1 hari ago

Bagaimana Mengaplikasikan Agama Cinta di Tengah Pluralitas Agama?

Di tengah pluralitas agama yang menjadi ciri khas Indonesia, gagasan “agama cinta” sering terdengar sebagai…

1 hari ago