Keagamaan

Hoax dan Hadistul Ifk

Dalam sejarah Nabi Muhammad Saw kita mengenal sebuah kisah yang sangat populer yang  pernah menghantam keluarga Rasulullah Saw yang dikenal dengan Hadistul Ifk atau berita bohong. Hadistul Ifk serupa dengan istilah hoax yang marak sekarang digunakan di dunia internet.

Hadistul Ifk adalah sebuah berita bohong yang dibuat oleh orang-orang  munafik yang tidak senang terhadap Rasulullah Saw. Mereka menyebarkan berita ini secara masif dengan tujuan menjatuhkan nama baik keluarga Rasulullah dengan pola yang mirip dengan gaya hoax sekarang ini. Mereka  tidak langsung menuduh  Aisya Radiallahu Anha (istri Rasulullah) melakukan perbuatan keji dengan salah satu sahabat Nabi Shafwan bin Muatthal akan tetapi mereka membuat sindiran-sindiran yang memberikan konotasi negatif terhadap istri Nabi sehingga berpengaruh atas sikap Nabi terhadap Istrinya.

Suatu ketika Rasulullah Saw dan rombongannya kembali dari peperangan,  ditengah jalan mereka beristirahat. Istri Rasulullah yang ikut dalam rombongan tersebut, bermaksud membuang hajat namun Rasulullah memintanya agar hal tersebut dilakukan di penghujung malam. Ketika Aisya meninggalkan tempat kumpul rombongan untuk membuang hajat tiba-tiba rombongan berangkat meninggalkan tempat itu dengan asumsi bahwa  istri Rasulullah Saw sudah ada di dalam tandu unta yang dikendarainya. Kafilah Rasulullah terus berjalan sementara Aisya tertinggal di belakang dan tertidur di tempat kumpul kafilah hingga akhirnya ditemukan oleh salah satu sahabat yaitu Shofwan bin Muatthal yang kemudian menyusuli kafilah Rasulullah yang sudah berjalan jauh. Hingga subuh, sahabat yang membawa istri Rasulullah Saw itu menemukan kafilah Rasulullah dan bergabung dengan kafilah itu.  Pada saat itulah orang-orang munafik melihat peluang besar dan celah untuk menyebar isu negatif tentang keluarga Rasulullah Saw. Hoaxpun tentang istri Rasulullah bertebaran di mana-mana.

Aisya tidak merasa bahwa ia sedang menjadi berita viral di mana-mana karena ketika sampai di Madinah ia jatuh sakit tapi ia dapat merasakan perubahan sikap Rasulullah terhadapnya. Aisya pun berusaha mengetahui kenapa sikap Rasulullah berubah drastis dan sangat berbeda dengan sebelumnya. Diam-diam, Rasulullah membicarakan hal ini dengan sahabat-sahabatnya apakah ia akan menceraikan istrinya atau tetap mempertahankan sebagai istri. Sayyidina Ali bin Abi Thalib sendiri menyindir Rasulullah agar menceraikan saja karena ia telah menodai nama baik keluarga Rasulullah Saw. Sementara sahabat lain tetap yakin bahwa Asiya sebagai istri sang pilihan Allah tidak mungkin menjodohkannya dengan wanita keji karena seorang wanita keji hanya untuk laki-laki keji. Mereka yakin bahwa apa yang tersebar di tengah masyarakat hanya berita bohong (hoax) yang dibuat oleh kelompok-kelompok tertentu.

Allah melindungi orang-orang yang suci,  bersih dan baik serta ikhlas dengan menurunkan ayat-ayat Alquran yang mengindikasikan bahwa berita itu adalah berita bohong (Hadistul Ifk) dan meminta agar menghentikan pembicaraan ini karena bisa saja menimbulkan malapetaka bagi orang-orang yang baik dan mereka yang membuat berita seperti ini adalah kekejian bagi mereka dan dosa besar bagi pelakunya. Ayat-ayat tersebut telah membuat   hati dan jiwa Rasulullah kembali tenang dan yakin bahwa istri yang dicintai itu bebas dari hoax dan apa yang tersebar di tengah masyarakat hanya berita bohong yang dibuat oleh orang-orang munafik yang tidak senang terhadap Rasulullah Saw.

Hoax juga adalah berita bohong yang sengaja dibuat oleh pencipta berita itu untuk merusak citra dan nama baik kelompok atau orang tertentu.  Pencipta berita dalam bentuk apapun seperti yang dikenal sekarang ini seperti meme, video dan lain-lain menyadari sepenuhnya bahwa yang dicipta itu adalah sesuatu yang bohong yang dimaksudkan untuk membentuk publik opini terhadap satu kelompok atau oknum tertentu yang bernuansa negatif. Alqur’an mengkategorikan pencipta berita bohong seperti ini adalah termasuk orang-orang munafik dan mereka akan mendapat balasannya yang setimpal di dunia dan di akhirat.

Dalam Alqur’an Surah Annur Ayat 11 Allah berfirman yang artinya “ Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar” . wallahu a’lam

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Kesiapsiagaan Merupakan Daya Tangkal dalam Pencegahan Terorisme

Ancaman terorisme yang terus berkembang bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dengan pendekatan konvensional atau sekadar…

3 hari ago

Zero Attack; Benarkah Terorisme Telah Berakhir?

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia tampak lebih tenang dari bayang-bayang terorisme yang pernah begitu dominan…

3 hari ago

Pembelajaran dari Mitologi Kuda Troya dalam Ancaman Terorisme

Di tengah sorotan prestasi nihilnya serangan teror dalam beberapa tahun terakhir, kita mungkin tergoda untuk…

4 hari ago

Jejak Langkah Preventif: Saddu al-Dari’ah sebagai Fondasi Pencegahan Terorisme

Dalam hamparan sejarah peradaban manusia, upaya untuk mencegah malapetaka sebelum ia menjelma menjadi kenyataan bukanlah…

4 hari ago

Mutasi Sel Teroris di Tengah Kondisi Zero Attack; Dari Faksionalisme ke Lone Wolf

Siapa yang paling diuntungkan dari euforia narss zero terrorist attack ini? Tidak lain adalah kelompok…

4 hari ago

Sadd al-Dzari’ah dan Foresight Intelijen: Paradigma Kontra-Terorisme di Tengah Ilusi Zero Attack

Selama dua tahun terakhir, keberhasilan Indonesia menangani terorisme dinarasikan melalui satu frasa kunci: zero terrorist…

5 hari ago