Narasi

Idul Adha, Ujian Ketabahan dan Solidaritas di Masa Pandemi

Pada hari ini seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia menyambut Hari Raya Idul Adha 1441 H. Kegembiaraan dan kemeriahan terlihat dari pelaksanaan shalat Id hingga proses pelaksanaan penyembelihan hewan kurban. Kurban adalah ibadah istimewa sebagai satu paket dari perayaan Idul Adha ini.

Kegembiraan mungkin akan terasa berkurang karena Hari Raya kurban kali ini masih dalam kondisi pandemi virus covid-19. WHO, Pemerintah dan ormas keagamaan telah memberikan panduan perayaan Idul Adha baik pada pelaksanaan shalat Id dan penyembelihan kurban agar menaati protokol kesehatan pandemi Covid-19.

Perayaan Hari Raya Idul Adha menjadi momentum keberhasilan mereka yang telah menjalankan rukun haji yaitu wukuf di Arafah di tanah suci. Namun, tidak hanya bagi yang berhaji, mereka yang telah sungguh-sungguh melakukan ketaatan dan ibadah pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah juga akan merayakan kemenangan di hari raya suci ini.

Hamba Allah dengan ketaatan, ketulusan dan keikhlasan semuanya berhak berhari raya. Namun, Hari Raya yang sebenarnya bukanlah sekedar hari bahagia yang dapat dirasakan oleh sebagian orang. Hakikat dari hari raya itu sendiri adalah Perayaan bagi seluruh umat Islam sedunia.

Baca Juga :  Bukan Sekedar Berkurban

Dalam perayaan Idul Fitri ada Zakat fitrah bagi orang-orang yang mampu berzakat, sedang dalam Idul Adha ada kurban yang di sumbangkan orang yang memiliki harta lebih untuk di bagikan daging hewan kurban kepada orang-orang yang tidak mampu. 

Di hari raya yang bahagia tidak ada yang boleh bersedih. Hari raya adalah kemenangan bagi semuanya. Di setiap hari raya ada tugas untuk dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan dan menghilangkan kesedihan mereka dengan menyumbangkan sebagian harta kita. 

Apabila kita termasuk sebagai orang yang tidak mampu berzakat maupun berkurban, maka berikanlah ucapan-ucapan yang baik dan senyuman tulus kepada. Kita harus mampu melihat di berbagai tempat banyak orang yang kehilangan pekerjaan pada musim pandemi ini. Banyak orang kesulitan mencari nafkah akibat covid-19 yang terus mewabah.

Allah berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 7:

 (إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ (سورة الإسراء: ٧

Artinya: “Jika kalian berbuat baik, sejatinya kalian telah berbuat baik bagi diri kalian sendiri” 

Di tengah pandemi covid-19 dan berbagai masalah yang terjadi dalam hidup, marilah kita meneladani apa yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim dan Isma’il ketika diuji oleh Allah dengan ujian yang sangat berat. Dua hamba Allah itu diuji dengan kesabaran dan ketabahan luar biasa. Tetapi mereka lolos ujian dari Allah.

Ujian covid-19 ini belum seberapa hebatnya dibandingkan dengan ujian untuk menyembelih anaknya sendiri? Tetapi bekal takwa, tulus dan pasrah yang mencapai tingkat tinggi adalah modal terbaik. Berkat ketakwaan, sikap sabar, tawakal, keteguhan hati dalam menjalankan perintah Allah maka Nabi Ibrahim dan Isma’il pada akhirnya mendapatkan pertolongan dari Allah. Kita sebagai umat Islam harus yakin bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan, jika kita mampu bersabar dan berusaha. Mari refleksikan Idul Adha ini untuk memupuk keimanan dan ketakwaan yang dilandasi dengan kesabaran dan tawakal dalam menghadapi ujian ini. Allah akan memberikan kemudahan dan umat Islam dan seluruh manusia dengan nilai saling berbagi akan keluar dari kondisi pandemi ini.

This post was last modified on 31 Juli 2020 4:23 PM

Eva Novavita

Recent Posts

Riwayat Pendidikan Inklusif dalam Agama Islam

Indonesia adalah negara yang majemuk dengan keragaman agama, suku dan budaya. Heterogenitas sebagai kehendak dari…

24 jam ago

Hardiknas 2024: Memberangus Intoleransi dan Bullying di Sekolah

Hardiknas 2024 menjadi momentum penting bagi kita semua untuk merenungkan dan mengevaluasi kondisi pendidikan di…

24 jam ago

Sekolah sebagai Ruang Pendidikan Perdamaian: Belajar dari Paulo Freire dan Sekolah Mangunan Jogjakarta

Bila membicarakan pendidikan Paulo Freire, banyak ahli pendidikan dan publik luas selalu merujuk pada karya…

24 jam ago

Buku Al-Fatih 1453 di Kalangan Pelajar: Sebuah Kecolongan Besar di Intansi Pendidikan

Dunia pendidikan pernah gempar di akhir tahun 2020 lalu. Kepala Dinas Pendidikan Bangka Belitung, pada…

24 jam ago

4 Mekanisme Merdeka dari Intoleransi dan Kekerasan di Sekolah

Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh mereka yang sedang duduk di bangku sekolah. Apa yang…

2 hari ago

Keterlibatan yang Silam Pada yang Kini dan yang Mendatang: Kearifan Ma-Hyang dan Pendidikan Kepribadian

Lamun kalbu wus tamtu Anungku mikani kang amengku Rumambating eneng ening awas eling Ngruwat serenging…

2 hari ago