Faktual

Kebakaran Los Angeles; Bagaimana Seharusnya Muslim Ahlussunnah Bersikap?

Sepekan terakhir, media massa internasional dan nasional memberitakan tentang bencana kebakaran yang melanda Los Angeles. Kebakaran masif yang berasal dari hutan, lalu merembet ke pemukiman. Ribuan rumah luluh-lantak dilalap si jago merah. Memaksa ribuan penghuninya mengungsi ke tempat aman. Sejauh ini, sekitar 20 orang dikabarkan meninggal.

Masyarakat dunia bersimpati atas bencana tersebut. Ironisnya, di balik gelombang simpati itu, masih saja ada pihak-pihak yang mencoba memperkeruh suasana dengan melempar sejumlah isu sumir. Di media sosial misalnya, mulai banyak suara-suara yang menuding bencana kebakaran tersebut sebagai azab Allah karena Amerika Serikat mendukung Israel dalam konfliknya dengan Palestina.

Sejumlah warganet bahkan membandingkan peta Gaza dengan peta Los Angeles yang diklaim mirip. Muncul pula narasi yang menyamakan kondisi warga Los Angeles dengan kondisi umat Islam di Gaza. Semua narasi itu kental dengan tendensi menyebar ujaran kebencian dan permusuhan dengan menunggangi isu bencana kebakaran Los Angeles. Mirisnya, ada saja komentar yang bergembira dengan bencana kebakaran di Los Angeles ini.

Fenomena itu mencerminkan merosotnya moralitas sebagian umat Islam. Berbahagia di atas bencana yang dialami kelompok lain menandakan tergerusnya nilai kemanusiaan. Padahal, tidak ada ajaran dalam Islam yang bisa menjadi dasar pembenaran perilaku tersebut. Memframing kebakaran Los Angeles dengan isu konflik Palestina-Israel juga tidak tepat dan menandakan betapa sebagian dari kita itu buta politik luar negeri.

Sebagian dari kita kerap gagal membedakan antara politik luar negeri Amerika dengan sikap warga Amerika. Dukungan politik AS terhadap Israel itu merupakan bagian dari politik luar negeri AS, dan tidak merepresentasikan sikap politik seluruh warga AS. Sejak era perang Vietnam pun, banyak warga AS yang tidak setuju dengan sikap politik luar negeri pemerintahannya.

Termasuk dalam perang Irak, dan juga konflik di Palestina. Warga AS yang mendukung Palestina jumlahnya sangat banyak. Mereka vokal menyuarakan kemerdekaan Palestina, bahkan aktif menggalang dukungan internasional. Para pendukung Palestina itu berasal dari bermacam latar belakang. Ada yang Kristen, Yahudi liberal, atheis, agnostik, dan sebagainya.

Bergembira atas bencana kebakaran di Los Angeles juga tidak mencerminkan akhlak seorang muslim Aswaja (Ahlusunnnah wal Jamaah). Dalam doktrin Ahlusunnah wal Jamaah, bencana itu harus disikapi secara rasional-ilmiah. Bencana alam seperti gempa, gunung meletus, tsunami, dan lain sebagainya yang tidak bisa diprediksi, apalagi dicegah oleh umat manusia harus disikapi secara rasional dan proporsional. Bahwa bencana itu merupakan fenomena alam sekaligus bukti kekuasaan Allah atas alam semesta.

Umat manusia tidak bisa menolaknya. Namun, dengan akal dan ilmu pengetahuan yang dikuasainya, manusia bisa meminimalisasi akibat dari bencana alam. Misalnya, dengan menyiapkan langkah mitigasi, evakuasi, dan sejenisnya.

Sedangkan bencana yang cenderung bisa dicegah seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya idealnya menjadi pelajaran bahwa kita harus menjaga keseimbangan alam dan lingkungan sekitar. Bencana idealnya juga menjadi pengingat bagi muslim bahwa manusia itu lemah dan penuh dosa. Mem-framing bencana alam sebagai azab itu sama sekali bukan ajaran Aswaja. Intinya, pandangan Aswaja dalam hal bencana itu cenderung moderat alias tidak berlebihan.

Keyakinan bahwa bencana adalah teguran Allah karena manusia lalai pada perintahnya dan agar kembali bertakwa itu hanya berlaku di ruang privat alias untuk diri sendiri. Ketika kita melihat atau mengalami sendiri bencana tersebut misalnya, maka idealnya muncul kesadaran untuk bertaubat.

Namun, narasi bencana sebagai teguran, apalagi azab untuk manusia lalai itu tentu tidak bijak jika dibawa ke ranah publik. Tersebab, hal itu tentu akan melukai hati para korban bencana itu sendiri. Dalam paham Ahlussunnah, bencana alam dipahami secara ke dalam (internal) dan keluar (eksternal).

Secara internal bencana idealnya bisa menambah rasa iman dan takwa. Sedangkan keluar, bencana idealnya menumbuhkan simpati dan rasa kemanusiaan. Bencana juga tidak ada kaitannya dengan isu-isu politik seperti agenda daulah atau khilafah islamiyyah. Bencana bisa terjadi di negara apa pun, entah itu negara Islam, sekuler, maupun atheis.

Misalnya, Pakistan yang dikenal sebagai negara Islam dan menerapkan hukum Syariah secara formal pernah dilanda gempa dahsyat yang menewaskan lebih dari 50 ribu orang pada tahun 2005. Apakah, bisa dikatakan bahwa Allah sedang mengazab umat Islam di negara itu? Faktanya, nyaris saban tahun negara itu dilanda gempa, karena memang berada di kawasan lempeng Asia-Pasifik yang rawan guncangan.

Siapa pun yang mengaku berpaham Ahlussunnah, idealnya bersikap rasional dan proporsional dalam menyikapi bencana kebakaran Los Angeles ini. Tidak perlu ada narasi kebencian, apalagi mengaitkannya dengan isu konflik Palestina-Israel. Bersimpati dalam diam, jauh lebih utama ketimbang memunculkan narasi dan framing yang justru melukai hati para korban bencana.

Nurrochman

Recent Posts

Siapakah yang Dimaksud “Al Jamaah” dalam Konteks Negara Bangsa Modern?

Terminologi Al Jamaah telah menjadi bahan perdebatan di kalangan ulama dan umat Islam pada umumnya.…

4 menit ago

Magnet Suriah dan Radikalisasi : E-Journal Jalan Damai Volume 1 Nomor 1 Tahun 2025

Salam Damai, Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Edisi Perdana e-Journal…

26 menit ago

Mengamplifikasi Dakwah Aswaja di Tengah Wahabisasi Berlabel “Manhaj Salaf”

Mata saya terbelalak ketika tengah menggulir lini masa media sosial Instagram. Di laman explore saya…

1 hari ago

Mereka Khawarij, Bukan Aswaja : Reinterpretasi Ahlu Sunnah wal Jamaah sebagai Paradigma Politik

Ahlu Sunnah wal Jamaah (Aswaja) adalah istilah yang merujuk pada kelompok mayoritas umat Islam yang…

1 hari ago

Mengislamkan Rajab: Belajar dari Dakwah Nabi Menghargai Lokalitas

Ketika berbicara keutamaan bulan Rajab, kita tidak sedang berbicara tentang cara baru penghormatan bulan yang…

1 hari ago

“Ahlussunnah Wal-Jama’ah”, Milik Siapa?

Masih ingat Forum Komunikasi Ahlu Sunnah Wal Jama’ah (FKAWJ) yang sempat dipimpin oleh Ja’far Umar…

1 hari ago