Narasi

Kembali pada Kiblat Kebangsaan melalui Beragam Perbedaan

Negeri ini memiliki banyak perbedaan, baik suku, ras, agama, ataupun bahasa. Tetapi, berangkat dari perbedaan inilah, negeri ini senantiasa dilingkari dengan perdamaian. Sebab, mereka yang berbeda sudah mengakui, perbedaan tidak akan meruntuhkan sebuah persaudaraan. Dan itulah yang kemudian menjadi dasar terbentuknya Pancasila. Sebagai ideologi persatuan dan kesatuan bersama.

Berbicara tentang Indonesia. Orang akan menemukan banyak keunikan di dalamnya. Salah satu yang paling mencolok ialah banyaknya kebudayaan dan seni yang sangat melekat dalam jantung negeri ini. Dan, dari situlah sebenarnya kejayaan negeri ini tertata dengan rapi dan penuh keindahan.

Sikap nasionalisme menjadi poin penting untuk setiap orang. Selain hal ini menjadi media untuk mengukuhkan sebuah kebersamaan, sikap nasionalisme juga bagian dari jiwa merdeka. Sebab, dirinya sudah menunjukkan betapa pentingnya mencintai negeri ini dengan sepenuh jiwa dan raga. Hingga, dirinya bisa menunjukkan betapa berharganya sebuah kedamaian dan kesejahteraan.

Pun sejajar dengan agama. Agama sejatinya mengajarkan seseorang untuk senantiasa bersikap nasionalisme. Hal sesuai dengan sejarah, di mana pada zaman penjajahan. K.H. Hasyim Asyari dan murid pesantrennya juga ikut ambil andil dalam mengusir penjajah. Bahkan, dalam film yang fenomenal yang berjudul Sang Kiai. Kiai Hasyim juga ditangkap oleh tentara Jepang. Karena dianggap sebagai orang yang berpengaruh di Indonesia dalam proses kemerdekaan.

Perjuangan semacam inilah yang seharusnya menjadi pembelajaran bersama. Berangkat dari sejarah ini, seseorang akan bisa memahami pentingnya berjuang di kala itu. Dan, tugas kita sekarang adalah menjaga perdamaian yang sudah dititipkan oleh, pahlawan-pahlawan terdahulu. Karena hanya dengan menjaga negeri ini bersama dalam keadaan aman inilah, kita akan menemukan kebersamaan, ketenteraman, dan perdamaian yang sebenarnya. Yaitu kedamaian yang berangkat dari jiwa, kemudian mengakar menjadi empati terhadap lingkungan.

Baca juga : Menumbuhkan Semangat Kebangsaan Dengan Pancasila

 Perlu ditegaskan kembali, bahwa negeri ini terbangun tidak hanya pada satu keagamaan, melainkan ada beberapa agama di dalamnya. Dari banyaknya keagamaan inilah akan tercipta sebuah solusi-solusi yang membangun. Seperti misalnya, kita bisa bertukar tradisi keagamaan, yang kemudian akan membangun kedekatan bersama tanpa membedakan perbedaan. Hal ini, dikarenakan dirinya sudah menyadari betul, pentingnya berkomunikasi dalam menjaga negeri tercinta.

Kita boleh lahir dari rahim yang berbeda, kita juga boleh menganut keagamaan yang berbeda, tetapi selagi kita masih berdiri di tanah yang sama (Tanah Indonesia) maka kita masih satu darah untuk memperjuangkan kesejahteraan dan kemakmuran di dalamnya. Bahkan, ini sudah seharusnya menjadi bekal, untuk setiap orang. Agar setiap orang paham, tentang pentingnya kerukunan dan empati serta simpati terhadap sesama manusia.

Perdamaian semacam inilah yang seharusnya senantiasa ditanamkan untuk generasi yang akan datang. Sebab, dengan majunya teknologi yang semakin cepat, tidak menutup kemungkinan akan mengikis moralitas seseorang. Yang kemudian akan berpengaruh pada sistem pemikiran seseorang dalam bersikap nasionalisme.

Kembali pada Fitrah yang Mendamaikan

Menjaga keutuhan bangsa, menjadi tugas bersama seluruh rakyat Indonesia. Semboyan NKRI harga mati menjadi indikasi yang kuat akan cinta kita terhadap negeri. Hilangkan seluruh kekerasan, rasisme, radikalisme, sampai dengan terorisme. Hingga keutuhan negeri ini akan terjaga dengan baik. Perdamaian akan senantiasa disuarakan bersama untuk menjaga keabsahan dan ketenteraman negeri ini.

Sudah menjadi keharusan kita bersama, dalam menanamkan nilai-nilai perdamaian terhadap orang-orang yang ada di sekitar. Dengan bertutur sapa dengan baik, seseorang sudah menunjukkan perdamaian yang paling dasar. Karena berangkat dari kesederhanaan inilah, akan tercipta hubungan yang baik. Selain itu, hal ini juga akan mengantarkan seseorang menuju gerbang kerukunan dan menguatkan silaturahmi.

Untuk itu, sudah seharusnya sikap nasionalisme menjadi akar dari perdamaian. Dengan mengamalkan nilai-nilai perdamaian yang diajarkan oleh agama. Seseorang juga akan menemukan perdamaian dari sikap nasionalisme dalam dirinya tersebut. Dirinya akan mendapatkan kasih sayang serta cinta dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Hingga, empati dan rasa memiliki akan senantiasa terbangun di dalamnya. Jagalah yang ada, maka kita akan menemukan sesuatu yang baru nan indah. Jagalah negeri ini dengan sepenuh hati dan Jiwa, maka kita akan menemukan kesejahteraan dan kedamaian yang ada di dalamnya.

Sudiyantoro

Penulis adalah Penikmat Buku dan Pegiat Literasi Asli Rembang

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

22 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

22 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

22 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

22 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago