Narasi

Lawan Hoax: Revolusi Digital Harus dengan Revolusi Mental

Dalam kehidupan masyarakat yang sangat beragam, ujian terbesar adalah virus kedustaan yang sangat berperan penting dalam memecah belah nilai-nilai persaudaraan kita dalam berbangsa dan bernegara. Jika media mainstream telah hanyut dari kegairahan masyarakat dalam mengkonsumsi informasi, maka tantangan terbesar kita adalah bagaimana kita terus maju dalam berintegritas guna menjunjung persaudaraan dan mau mempunyai semangat keras dalam melepaskan ruang-ruang online dari genggaman hoax yang menjadi-jadi dalam kehidupan sosial masyarakat.

Merevolusi mentalitas kita di ruang-ruang online sangat penting bagi kita yang selama ini begitu mudah terpengaruh terhadap sumber-sumber informasi yang mengandung kebohongan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga dengan revolusi digital, bagaimana cara kita ber sosial di ruang maya dan mendapatkan informasi dengan benar-benar menggunakan akal dan pemikiran yang begitu matang agar kita tidak terjebak. Karena informasi yang mengandung unsur hoax merupakan jalan kebuntuan karakter yang sangat berbahaya bagi persatuan kebangsaan kita di tengah keragaman.

Bagaimana kita mengevaluasi secara individu di ruang-ruang online guna mengubah pola pikir kita yang selalu mengedepankan ego dan arogansi yang berlebihan, agar beralih kepada jalan kelapangan hati dan pikiran guna menjunjung kebersamaan satu sama lainnya untuk saling menghargai. Hari bebas tanpa ujaran kebohongan sejatinya kita telah memprogram kembali bagaimana pola pikir kita yang sudah terbelenggu dalam ruang lingkup kebencian yang ada dalam diri kita seyogianya kita harus merevolusi mental bagaimana perubahan menjadi lebih baik demi bangsa kita saat ini.

Baca juga : Pemuda Harus Cerdas Bermedia

Kita termasuk kategori negara pengguna internet terbesar di dunia. Sehingga berdampak pada peran setiap individu dengan mudahnya menyebarkan suatu informasi tanpa ada landasan yang kuat tentang kebenaran dari informasi tersebut. Mengkonsumsi informasi dengan mudah, justru kita tanpa memverifikasi ulang bagaimana informasi tersebut bisa kita buktikan kebenarannya sangat menjadi kelemahan kita dalam dunia digital.

Tugas terbesar kita dalam mengarahkan pergaulan masyarakat di ruang online agar cerdas dan kritis dalam memahami informasi yang telah tersebar di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Karena informasi yang ada di ruang-ruang online tidak bisa dipertanggungjawabkan akan kebenarannya, baik mereka yang menyebarkan maupun mengkonsumsi informasi tersebut. Oleh karena itu, revolusi mental ini adalah bagaimana kita beralih kepada pola pikir kritis dan konstruktif terhadap setiap informasi yang kita ingin sebarkan maupun kita baca.

Hoax telah menjadi dalang dibalik munculnya perpecahan kebangsaan kita. Sehingga dengan kita melawan hoax sejak dalam pikiran merupakan cara merevolusi mental kita bagaimana kita sendiri agar tidak terjebak kepada jalan yang dusta dan sesuatu yang bersifat dusta akan menyakitkan pada akhirnya. Oleh karena itu, mental kita yang mudah terprovokasi saatnya kita harus menganalisis ulang bagaimana cara berpikir kita dengan pertimbangan-pertimbangan dalam bertindak di ruang online agar tidak merugikan diri kita dan orang lain.

Membersihkan hoax, provokasi, dan hate speech dalam kehidupan masyarakat sejatinya sangat sulit bagi kita dengan kondisi banyaknya informasi tersebut. Karena yang terpenting bagi kita adakah bagaimana kita harus melawan diri kita sendiri yang semestinya kita menebarkan perdamaian dan tidak mudah terpengaruh terhadap informasi yang belum bisa dibuktikan akan kebenarannya.

Mentalitas yang sangat memengaruhi bagaimana pola pikir yang akan menghasilkan tindakan yang bijak atau tidaknya. Karena jika mental kita lemah maka kita akan terbawa arus bagaimana digitalisasi saat ini yang mengarah kepada suatu jalan kesenjangan sosial yang dipengaruhi oleh virus hoax, ujaran kebencian, dan provokasi. Dengan revolusi mental kita akan membuka cakrawala, hati, dan pikiran kritis dalam mengkonsumsi maupun menyebarkan informasi yang mampu mempersatukan kita di tengah keragaman.

This post was last modified on 29 Maret 2019 9:12 AM

Sitti Faizah

View Comments

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

10 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

10 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

10 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago