Narasi

Mampukah Indonesia Keluar dari Virus Corona dan Virus Radikalisme?

Di tengah pandemi virus covid-19 yang terjadi saat ini, banyak masyarakat dengan penuh rasa panik mudah termakan kabar tidak benar. Selain itu, ada beberapa kelompok, termasuk kelompok radikal yang menunggangi isu ini dengan berbagai perspektif dan propaganda. Tegasnya, kelompok radikal memakai isu ini untuk kepentingan menarasikan virus dalam kepentingan mereka.

Sejatinya apabila dipahami sesungguhnya penyebaran virus ini memiliki berbagai aspek tidak hanya aspek kesehatan. Justru kesehatan mental dan sosial penting diperhatikan karena banyaknya kabar dan informasi yang bisa meretakkan jalinan persatuan.

Salah satu isu yang terbingkai dari propaganda virus ini adalah sentiment China yang tidak kunjung tuntas. Banyak kelompok radikal mencoba memframing isu anti China di tengah berita uji klinis vaksin covid-19 buatan china yang dibuat di Indonesia. Seolah-olah dengan narasi seperti awal bahwa Indonesia adalah bagian dari kungkungan China.

Penting untuk dicatat bahwa virus corona saat ini berkelindan dengan cantik dengan virus radikalisme. Kelompok radikal juga menjadikan penyebaran virus corona dengan penyebaran virus untuk meradikalisasi masyarakat. Komunikasi di media sosial dipilih karena dinilai lebih efisien, bebas dan gratis. Kecepatan dalam menyampaikan pesan radikal di media sosial sungguh begitu cepat bahkan bisa mengalahkan tingkat penyebaran virus corona.

Kita pahami bersama bahwa hampir 56 persen pengguna aktif dan penghuni media social adalah kalangan generasi muda. Pada usia ini tingkat kematangan dalam mencerna informasi dan gairah yang tinggi terhadap informasi menyebabkan mereka menjadi cukup rentan. Bukan hal yang menjadi rahasia jika sesungguhnya target kelompok radikal adalah generasi muda dengan habitus mereka di media sosial yang cukup tinggi.

Baca Juga : Melihat Ulang Jejak Ikhwanul Muslimin di Indonesia

Penyebaran virus corona sudah nampak setiap hari dengan lonjakan yang semakin tinggi. Begitu pula penyebaran virus radikal juga tidak kalah masifnya masuk ke berbagai lini kehidupan masyarakat terutama melalui internet. Kepala BNPT, Boy Rafli bahkan mengatakan bahwa sekitar 1.200 WNI yang ada di Suriah yang tergabung dengan ISIS berawal dari keterpengaruhan mereka melalui dunia maya.

Pertemuan virus corona dengan virus radikal adalah di titik dunia maya. Dengan adanya virus ini terpaksa berbagai aktifitas yang dulunya offline harus digelar secara daring (online). Namun, itu juga menjadi tantangan sendiri. Lamanya masyarakat bermain di ranah online seringkali dijemput tanpa sadar oleh kelompok radikal dengan ragam propaganda mereka.

Penyebaran paham radikal sudah jelas terlihat, baik secara langsung atau secara daring melalui akses internet. Karena itulah, mampukah sebenarnya Indonesia keluar dan membangun zona hijau dari virus corona dan virus radikal?

Tentu tergantung dari kita semua. Semua masyarakat mempunyai andil besar dalam menekan angka penyebaran virus corona dan virus radikal. Kebijakan negara adalah sebagai instrument untuk mengatur masyarakat. Kunci keberhasilannya adalah bagaimana masyarakat memiliki benteng kesehatan fisik yang kuat dari virus corona dan memiliki benteng kesehatan mental ideologi yang kuat untuk menghadapi virus radikal. Kunci menjadikan Indonesia menuju zona hijau penyebaran virus corona dan radikal adalah kedisiplinan masyarakat. Masyarakat harus menjadi garda paling depan untuk mendeteksi, membentengi dan melawan baik virus corona maupun virus radikal.

This post was last modified on 4 September 2020 3:49 PM

Inke Indah Fauziah

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

8 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

8 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

8 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

8 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

1 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

1 hari ago