Narasi

Memupuk Kebinekaan di Dunia Maya

Bhineka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Begitulah semboyan Indonesia yang mencerminkan bahwa Indonesia tidak hanya dimiliki oleh satu agama, suku, partai, golongan atau kelompok masyarakat saja, melainkan milik semua masyarakat Indonesia. Semboyan tersebut ditanamkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahkan sejak pendidikan dasar (TK dan SD) agar masyarakat mampu hidup berdampingan dengan rukun meskipun dengan orang yang berbeda agama, suku, ras ataupun perbedaan yang lainnya.

Kasus persekusi yang dilatarbelakangi karena perbedaan pendapat yang terjadi beberapa waktu yang lalu mencoreng kerukunan antarmasyarakat yang sudah dibina selama ini. Kasus tersebut hendaknya disikapi dengan bijaksana, yaitu dianggap sebagai sebuah kesalahan yang dilakukan oleh beberapa oknum semata, melainkan tidak merepresentasikan suatu ras, golongan, dan agama tertentu. Komunikasi antar-masyarakat yang memiliki perbedaan agama, suku, ras, ataupun perbedaan yang lainnya ialah kunci untuk hidup berdampingan dengan rukun.

Indonesia sebagai negara yang multikultural sejak dari dulu seharusnya disikapi secara bijak oleh masyarakatnya. Adanya stigma mayoritas dan minoritas dari beberapa orang menjadikan tantangan tersendiri bagi semua elemen masyarakat untuk lebih mampu menahan ego yang ada di dalam diri, maupun golongannya. Pasalnya di negara demokrasi ini sejatinya semua warganya berkedudukan serta memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Bersatunya Indonesia dari Sabang sampai Merauke selama ini ialahbukti bahwa Indonesia mampu menjadi sebuah ekosistem yang harmonis untuk kemajemukan masyarakatnya. Pemaparan di atas membuktikan bahwa perbedaan tidak selalu harus berakhir dengan konflik, justru mampu menjadi sebuah potensi yang sangat luar biasa.

Wisata berbasis budaya lokal adalah salah satu contoh potensi yang bisa dikembangkan jika masyarakat Indonesia mampu mempertahankan kebinekaannya. Berdasarkan data terakhir BPS, Indonesia memiliki sekitar 633 kelompok suku besar yang tersebar di 34 provinsi. Jika masing-masing kelompok mampu mempertahankan budayanya dan menjaga kerukunan dengan kelompok yang lain, maka bukan hanya kerukunan saja yang diperoleh, melainkan potensi ekonomi yang bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.

Selain potensi yang bermotif ekonomi, terdapat juga potensi yang lain, misal dalam bidang pendidikan. Pertukaran pelajar dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lain sangat mungkin untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi siswa, mengingat tidak meratanya kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu siswa juga akan lebih peka terhadap isu-isu sosial yang mungkin tidak terdapat di daerahnya, sehingga akan meningkatkan rasa kepedulian dan empati terhadap sesama.

 

Menjaga Kebinekaan di Dunia Maya

Perkembangan teknologi internet yang begitu pesat tentu turut mempengaruhi kehidupan masyarakat yang multikultural. Adanya persebaran informasi yang tidak bisa dikendalikan membuat informasi palsu (hoax) tercampur-aduk di dalamnya. Masyarakat tidak boleh lagi tergesa-gesa untuk mempercayai dan menyebarkan informasi yang ada di dunia maya, pasalnya selalu banyak kepentingan yang melekat di informasi tersebut.

Kemalasan masyarakat untuk mengkroscek kebenaran informasi yang terdapat di internet akan berbahaya bagi kebinekaan, pasalnya internet sangat mudah digunakan untuk menyebarkan informasi dan mengadu domba. Hal tersebut tentu sangat rawan untuk memecah-belah persatuan yang sudah terjalin selama ini. Warganet harus lebih jeli lagi dalam memilah dan memilih informasi, terutama mengenai isu yang sangat sensitif seperti isu suku, ras, dan agama (SARA).

Menggunakan internet untuk memproduksi konten-konten positif, terutama untuk terus menjaga dan melestarikan kebinekaan sangat dianjurkan. Hal tersebut akan semakin memenuhi dunia maya dengan kedamaian, untuk melawan konten negatif yang berusaha memecah belah. Adanya kesadaran bagi masyarakat untuk menggunakan internet secara bijak turut menjaga keharmonisan antarmasyarakat. Hal tersebut berarti mendukung upaya persatuan di medium yang berbeda, yaitu dunia maya.

Asumsi segelintir orang yang menyatakan bahwa perbedaan merupakan akar dari konflik, akan mudah sekali ditepis jika lebih banyak orang yang optimis terhadap perbedaan tersebut. Mengambil sikap untuk bersama-sama dalam menjaga kebinekaan, merupakan sikap yang sesuai dengan inti dari Pancasila, yaitu gotong royong. Semangat gotong-royong dalam menjaga kerukunan di tengah-tengah perbedaan seharusnya dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia, agar tidak ada lagi konflik yang terjadi karena pemahaman yang salah terhadap perbedaan.

Semakin banyak masyarakat yang menganggap perbedaan sebagai sebuah anugerah, bukan musibah, lalu menularkan semangat tersebut kepada orang lain, maka semakin besar juga peluang Indonesia akan menjadi negara yang besar yang hidup dalam kedamaian.

This post was last modified on 2 Agustus 2017 2:24 PM

Thoriq Tri Prabowo

Alumnus Magister Interdisciplinary Islamic Studies Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

4 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

4 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

4 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

4 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

1 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

1 hari ago