Narasi

Memupuk Persaudaran dalam Keragaman Budaya

Yang bukan suadara seiman, adalah saudara dalam kemanusiaan; kata-kata ini merupkan yang sering muncul dalam khazanah keislaman. Dengan kata lain, persaudaran tidak hanya sebatas satu agama atau satu darah, tetapi persaudaraan menyangkut seluruh kehidupan ini. Tidak peduli siapa dia, kuliatnya berwarna apa, rambutnya seperti apa dan bahasa daerahnya seperti apa; tetapi kemanusiaan merupakan nilai dasar yang harus tetap terjaga dalam kehidupan yang majemuk ini.

Persaudaraan harus tetap dibangun dan dipupuk sepanjang masa, saat kita berhenti memupuk persaudaran, pada waktu yang sama kita telah memberi peluang terjadinya perpecahan. Persaudaran merupakan salah satu unsur yang terpenting tertap terjaganya kehidupan yang harmoni. Tanpa persaudaran kehidupan ini akan mudah tersinggung dalam menghadapi perbedaan yang ada.

Kita tahu, di Indonesia ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010.Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. Kekayaan ini bisa menjadi boomerang  tatkala perbedaan ini tidak dirawat dengan rasa persaudaraan.

Baca juga : Islam Mengedepankan Persaudaraan

Melihat begitu kompleknya masalah yang ada di Indonesia, para pendiri bangsa ini sudah memprediksi bagaimana kehidupan bangsa yang akan datang. Salah satu yang dipersiapkan adalah dengan menetapkan pancasila sebagai ideologi bangsa. Di mana Pancasila menjadi rumah semua perbedaan yang ada.

Hal ini menjamin dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama haknya dan kewajiban-kewajiban asasinya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

Masalah selanjutnya adalah sebagian kecil masyarakat Indonesia menjalankan agama dan Pancasila secara terpisah. Hal ini bila tidak disikapi dengan bijak dapat melahirkan kekerasan atas nama kebebasan berkeyakinan dan beragama. Bahkan beberapa kalangan menyebut, Pancasila merupakan berhala karena tidak sesuai dengan ajaran tertentu.

Agama, terutama Islam, memiliki korelasi dengan Pancasila. Kita bisa melihat bagaimana Pancasila sangat menjunjung Ketuhanan Yang Maha Esa. Di mana, setiap warga negara harus meyakini bahwa Tuhan adalah Esa. Keesaan Tuhan secara terang benerang menjadi salah satu inti dari nilai agama. Kemudian, Pancasila mengangkat nilai kemanusiaan, hal ini tercermin dalam sila kedua, begitu dengan agama. Agama secara tegas, bahwa agama untuk kehidupan manusia. untuk menata dan mengatur kehidupan manusia.

Jika masyarakat Indonesia bisa menjalankan Pancasila dan agama secara beriringan, identitas masyarakat Indonesia tetap terjaga. Agama sebagai identitas pribadi untuk menjalankan jiwa. Dengan ada agama, jiwa-jiwa masyarakat Indonesia tidak akan merasakan kekosongan dan kekeringan. Sedangkan Pancasila membuktikan bahwa kita adalah identitas Indonesia. Salah satu identitas bangsa yang dilahirkan Tuhan di dunia.

Secara sederhana, agama dan Pancasila memiliki tujuan yang sama. Setidaknya  ada tujuh nilai yang paling dasar dari setiap yang dimiliki oleh agama dan Pancasila; yakni kebenaran, non-violence, keadilan, kesetaraan, kasih sayang, cinta dan toleransi. Jika masyarakat Indonesia bisa menjalankan ketujuh nilai ini, ia akan menjadi orang yang paling agamis serta mencintai Indonesia.

Oleh karenanya Pancasila adalah nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendiri bangsa (founding fathers) bagi anak-anak bangsa pada generasi selanjutnya. Pancasila merupakan pandangan hidup yang seyogyanya mampu membentuk masyarakat bangsa yang bermartabat; bangsa yang ber-Ketuhanan YME, berkemanusiaan yang adil dan beradab, menjunjung tinggi kebersamaan dalam bingkai persatuan, mengutamakan musyawarah untuk mufakat, serta mengedapankan keadilan bagi seluruh warga bangsanya.

Sejujurnya, kita harus bangga memiliki Pancasila, sebagai ideologi, dasar negara dan pandangan hidup. Sebab keberadaan Pancasila menjadi satu-satunya jawaban bagi keutuhan bangsa ini. Tak dapat kita bayangkan, apabila kita tidak memiliki Pancasila sebagai pemersatu bangsa, mungkin sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa sudah lama terkoyak dan akhirnya bangsa ini pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.

Segenap bangsa ini harus menyadari bahwa di bawah payung Pancasila, keragaman yang ada di Indonesia; mulai dari agama, suku, bangsa, bahasa dan budaya, geografi dan keragaman lainya mampu disatukan dengan damai.

Oleh karena itulah, perlu kiranya kesadaran untuk menjadikan Pancasila sebagai rumah bersama. Wadah perbedaan dalam perdamaian. Mengingat Pancasila berperan penting sebagai pemersatu bangsa. Pancasila yang menyatukan Indonesia dari sabang hingga Merauke dari pesedaan sampai masyarakat perkotaan. Jika lima sendi utama Pancasila kita cermati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang kokoh dan tangguh dan bukan tidak mungkin akan menjadi kiblat peradaban dunia.

 

Ngarjito Ardi

Ngarjito Ardi Setyanto adalah Peneliti di LABeL Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga

Recent Posts

Bertauhid di Negara Pancasila: Menjawab Narasi Radikal tentang Syariat dan Negara

Di tengah masyarakat yang majemuk, narasi tentang hubungan antara agama dan negara kerap menjadi perbincangan…

10 jam ago

Penangkapan Remaja Terafiliasi ISIS di Gowa : Bukti Nyata Ancaman Radikalisme Digital di Kalangan Generasi Muda

Penangkapan seorang remaja berinisial MAS (18 tahun) oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri di Kabupaten…

10 jam ago

Jalan Terang Syariat Islam di Era Negara Bangsa

Syariat Islam dalam konteks membangun negara, sejatinya tak pernah destruktif terhadap keberagaman atau kemajemukan. Syariat…

10 jam ago

Pancasila : Jalan Tengah Menerapkan Syariat di Tengah Pluralitas

Di jantung kepulauan Nusantara, tersembunyi kearifan-kearifan purba yang tak lekang oleh waktu. Dari tanah Sulawesi,…

2 hari ago

Rekontruksi Tafsir “Syariat” di Negeri Multikultural

Setiap manusia dalam lingkaran kehidupannya pasti selalu dikelilingi dengan aturan-aturan syariat. Karena di dalam syariat…

2 hari ago

Benarkah Menolak Formalisasi Syariah Berarti Anti-Islam?

Agenda formalisasi syariah tampaknya masih menjadi isu seksi yang terus digaungkan oleh kelompok radikal teroris.…

2 hari ago