Faktual

Meneladani Isra Mikraj sebagai Pesan Damai Menjelang Pesta demokrasi 2024

Isra’ mikraj menjadi salah satu momen perjalanan Nabi Muhammad Saw yang selalu diingat dan menjadi teladan, khususnya bagi umat muslim. Disebutkan Isra mikraj merupakan dua cerita perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw  dalam satu malam. Di mana Isra’ merupakan perjalanan Beliau dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Jerusalem. Sedangkan Mi’raj merupakan kisah perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit  ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah dari Allah Swt, yang kemudian Nabi Muhammad Saw mendapat perintah untuk mengerjakan kewajiban shalat lima waktu sehari semalam.

Peristiwa ini sejatinya tidak hanya memberikan pesan untuk masyarakat muslim semata, melainkan memberikan edukasi bagaimana transisi dari manusia-manusia yang tidak terorganisir menuju masyarakat yang lebih baik. Hal dikarenakan pada masa itu keadaan kota Makkah masih banyak kaum-kaum yang melakukan tindakan kriminal, mabuk-mabukan, sampai dengan bermain wanita. Dan bermula dari perjalanan Rasulullah Saw itulah kehidupan masyarakat perlah berubah menjadi lebih baik. Entah itu dalam bersosial, menghargai wanita, sampai dengan budi daya toleransi yang dijunjung tinggi tersebar di seluruh dunia.

Sejalan dengan perjalanan ini juga memberikan sebuah pesan yang berkaitan erat dengan kehidupan sosial, yaitu sebagai umat Islam diharuskan menjalin komunikasi kepada sesama dengan baik agar tercipta kedamaian atau keharmonisan walaupun ada perbedaan ras, suku, agama dan lain sebagainya. Ini tergambar dalam perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Hal ini juga menjadi gambaran bagaimana manusia agar selalu merealisasikan akhlak yang mulia dan terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

Perjalanan Isra’ mikraj ini seharusnya menjadi pesan damai dalam momen-momen menjelang pesta demokrasi di Indonesia. Di mana kita bisa belajar melalui perjalanan Isra’ Mikraj manusia bisa saling mengedepankan toleransi dan bertransisi menuju bangsa yang lebih baik. Dan sudah seharusnya pesta demokrasi juga sebagai langkah untuk menuju Indonesia yang lebih baik dan lebih toleran. Serta selalu menjunjung nilai-nilai kesantunan dalam hidup bersosial. Sehingga akan tercipta masyarakat yang rukun serta bangsa yang lebih baik dan maju.

Dari sini penting kiranya saling memberikan suport tentang pentingnya mewujudkan pemilu yang damai. Kita harus saling sadar berbeda bukan suatu kesalahan dalam momen pesta demokrasi. Karena berbeda adalah pilihan dan hak segala bangsa. Seharusnya kita belajar melalui perbedaan, karena dari situlah kita bisa saling hidup berdampingan. Sebagaimana yang diajarkan oleh Ideologi Pancasila, bahwa perbedaan di bangsa Indonesia ialah sebuah kesadaran yang harus selalu dijaga di bangsa Indonesia. Sebab inilah yang menjadikan Indonesia kuat dan terpandang di mata dunia.

Pesan-pesan damai seperti inilah yang seharusnya disuarakan dan dijadikan pijakan menjelang pesta demokrasi 2024. Bahwa apapun pilihanmu dalam pemilu, perdamaian dalam hidup berbangsa adalah hal yang utama. Sebab, dalam hidup berbangsa menjunjung kerukunan adalah poin penting yang harus selalu dijadikan pijakan.

Melalui isra’ mikraj kita juga belajar bagaimana orientasi menjadi manusia yang beradab. Kita bisa bertransisi menuju pada kehidupan yang lebih bermanfaat dan selalu mengedepankan prinsip bagaimana memanusiakan manusia. Dan, prinsip inilah yang seharusnya tersalurkan kepada setiap orang. Sehingga setiap dari kita tidak tergerus oleh penyataan-pernyataan negatif menjelang pemilu. Melainkan kita bisa mengambil sisi positif untuk Indonesia lebih baik.

Inti sarinya mari kita ciptakan demokrasi yang damai di bangsa Indonesia. Dari perjalanan Isra’ Mikraj kita bisa meneladani sifat Rasullah Saw yang selalu mengedepankan pentingnya kebersamaan dan kemanusiaan. Di era sekarang ini perihal ini bisa menerapkannya dengan selalu memberikan pemahaman atau edukasi kepada seluruh masyarakat Indonesia agar menjadi bagian penting dalam melahirkan generasi-generasi yang santun melalui pesta demokrasi 2024.

Damai itu indah, kalau tidak kita yang memulainya siapa lagi. Untuk itu, mari kita saling merangkul untuk menjalin solidaritas yang kuat menjelang pemilu. Bahwa apapun alasannya yang utama adalah keutuhan dan perdamaian bangsa Indonesia. Dan, sudah seharusnya kita menjaga keutuhan NKRI.

This post was last modified on 8 Februari 2024 2:30 PM

Suroso

Recent Posts

Apakah Ada Hadis yang Menyuruh Umat Muslim “Bunuh Diri”?

Jawabannya ada. Tetapi saya akan berikan konteks terlebih dahulu. Saya tergelitik oleh sebuah perdebatan liar…

5 jam ago

Persekusi Non-Muslim: Cerminan Sikap Memusuhi Nabi

Belum kering ingatan kita tentang kejadian pembubaran dengan kekerasan terhadap retreat pelajar di Sukabumi, beberapa…

5 jam ago

Tabayun, Disinformasi, dan Konsep Bom Bunuh Diri sebagai Doktrin Mati Syahid

Dalam era digital yang serba cepat dan terbuka ini, arus informasi mengalir begitu deras, baik…

5 jam ago

Amaliyah Istisyhad dan Bom Bunuh Diri: Membedah Konsep dan Konteksnya

Kekerasan atas nama agama, khususnya dalam bentuk bom bunuh diri, telah menjadi momok global yang…

5 jam ago

Alarm dari Pemalang dan Penyakit Kronis “Kerukunan Simbolik”

Bentrokan yang pecah di Pemalang antara massa Rizieq Shihab (“FPI”) dan aliansi PWI LS lalu…

1 hari ago

Pembubaran Pengajaran Agama dan Doa di Padang: Salah Paham atau Paham yang Salah?

“hancurkan semua, hancurkan semua, hancurkan semua”. Begitulah suara menggelegar besautan antara satu dengan lainnya. Di…

1 hari ago