Narasi

Mengaplikasikan Tahun Baru Hijriyah sebagai Jalan Menuju Persatuan dalam Keragaman Bangsa

Secara maknawi Hijrah merupakan sebuah pergerakan umat beriman di jalan kebenaran, kebaikan, dan kemajuan menuju kehidupan yang serba utama. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw, bersama dengan kaum Muslim dari Makkah menuju Madinah, sesungguhnya memiliki makna yang mendalam untuk direnungkan kembali. Hal  ini dikarenakan perjalanan ini merupakan proses mengubah jalan hidup dari sistem dunia yang tertindas dan terbelakang menuju fase baru yang memajukan dan membebaskan.

Dalam hijrah ini, Nabi Muhammad Saw. mengajarkan kepada semua orang, khususnya kepada muslim. Bahwa perubahan untuk menuju sesuatu yang baik adalah lebih utama, dibandingkan dengan segalanya. Beliau juga mengajarkan, bagaimana sejarah itu sangat berarti untuk mendamaikan dan menyatukan tangan-tangan manusia untuk saling merangkul dan mendukung satu dengan yang lainnya.

Aktualisasi hijrah inilah yang seharusnya tersampaikan pada masyarakat Indonesia sekarang ini. Di mana kita harus memahami, bahwa bangsa ini pernah mengalami keterbelakangan, yang dijajah lebih dari puluhan tahun. Yang kemudian masyarakat Hijrah, dengan status kemerdekaan. Yang kemudian menuju fase kemakmuran, sosial, persatuan, adil, sampai dengan kemakmuran.

Hijrah tentang kemerdekaan, dari keterbelakangan sudah menemukan titik terang. Tetapi, percaya ataupun tidak ada beberapa oknum yang tidak sesuai untuk menjalankan tugas negara, yang kemudian melunturkan citra hijrah tersebut. Indonesia yang sebenarnya bisa disatukan dengan sistem pemerintahan, menjadi memudar karena oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Inilah yang seharusnya dipahami bersama. Bahwa hijrah kebangsaan sangat dibutuhkan untuk masyarakat sekarang ini. Dengan tujuan agar setiap orang memahami pentingnya perdamaian, senyum, kebahagiaan orang-orang yang berada dalam bangku kemiskinan. Hingga setiap orang juga bisa menikmati pendidikan dengan tenang dan penuh cinta serta kasih sayang.

Dengan begitu cita-cita bangsa ini akan tersampaikan dengan baik dan teratur. Kejujuran menjadi prioritas utama. Agar setiap masyarakat memahami makna penting kebersamaan, kerukunan, tindak-tanduk terhadap kemaslahatan bangsa dan rakyatnya.

Sejalan dengan itu, politik, ekonomi, dan budaya yang memiliki tujuan tatanan kebangsaan dan kenegaraan akan menemukan titik baru, yaitu berkemajuan dan berkembang dengan baiknya. Itulah hijrah kebangsaan yang harus dilestarikan dan dikenalkan kepada anak cucu bersama. Bahwa, belajar dari sejarah akan mengantarkan peradaban yang baru, tanpa meninggalkan peradaban yang lama.

Apabila seseorang sudah memahami tentang pentingnya perjalanan sejarah. Maka, ia akan mengerti perubahan dari kondisi dan sikap yang sosial yang buruk, ke arah lebih baik untuk kepentingan bangsa. Kemudian seseorang juga akan memahami pentingnya kerukunan, kebersamaan, hingga akan menuju indahnya perbedaan.

Semangat menuju Indonesia yang Damai

Ketika memahami sejarah tentang peradaban Islam dengan lengkap dan baik. Seseorang akan memahami momen tentang Hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. dari Makkah ke Madinah. Banyak peristiwa yang terjadi dalam momen bersejarah tersebut, bahkan sampai sekarang diyakini sebagai patokan dalam penanggalan Islam.

Hijrah kebangsaan ini, mengajarkan setiap orang agar memiliki semangat untuk memupuk solidaritas, mengeratkan tangan untuk sebuah persatuan. Dan menjadikan perbedaan sebagai keanekaragaman yang sangat menyenangkan. Sebab, berangkat dari perbedaan tersebut seseorang akan menemukan jalan untuk Indonesia yang damai, sejahtera, tenteram.

Hal ini sejatinya menjunjung tinggi keragaman. Sebagaimana yang ada di Indonesia sekarang ini. Ada banyak agama, suku, hingga bahasa. Tetapi semuanya berdampingan dengan indahnya. Ini menunjukkan bahwa nilai toleransi yang diberikan di negeri ini sudah tinggi. Dan tugas generasi sekarang dan yang akan datang adalah menjaga dan melestarikan sejarah tersebut.

Jalan perdamaian itu selalu menyelimuti orang-orang yang selalu mengedepankan kerukunan. Senyum, sapa, tanya menjadi modal utama untuk mendapatkan perdamaian tersebut. Kita harus senantiasa tersebut dengan siapa saja, menyapa untuk mengingatkan bahwa kita saudara sebangsa, dan tanya untuk membangun komunikasi yang baik. Yang bertujuan untuk mengakrabkan diri dan selalu menjalin keakraban dan kerukunan.

Untuk itu, sudah seharusnya menjadikan hijrah kebangsaan sebagai jalan untuk kembali pada fitrah yang mendamaikan. Sebagaimana fitrah yang diajarkan oleh Nabi Saw. yaitu dari zaman kemunduran/terbelakang menjadi zaman pembebasan.

This post was last modified on 14 September 2018 1:30 PM

Suroso

Recent Posts

Sadd al-Dzari’ah dan Foresight Intelijen: Paradigma Kontra-Terorisme di Tengah Ilusi Zero Attack

Selama dua tahun terakhir, keberhasilan Indonesia menangani terorisme dinarasikan melalui satu frasa kunci: zero terrorist…

20 jam ago

Membaca Narasi Zero Terrorist Attack Secara Konstruktif

Harian Kompas pada tanggal 27 Mei 2025 lalu memuat tulisan opini berjudul "Narasi Zero Attack…

22 jam ago

Merespon Zero Attack dengan Menghancurkan Sekat-sekat Sektarian

Bagi sebagian orang, kata “saudara” sering kali dipahami sempit, hanya terbatas pada mereka yang seagama,…

22 jam ago

Soft Terrorism; Metamorfosa Ekstremisme Keagamaan di Abad Algoritma

Noor Huda Ismail, pakar kajian terorisme menulis kolom opini di harian Kompas. Judul opini itu…

2 hari ago

Jangan Terjebak Euforia Semu “Nihil Teror”

Hiruk pikuk lini masa media sosial kerap menyajikan kita pemandangan yang serba cepat berubah. Satu…

2 hari ago

Rejuvenasi Pancasila di Tengah Fenomena Zero Terrorist Attack

Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Peringatan itu merujuk pada pidato Bung Karno…

2 hari ago