Narasi

Mengenali Pancasila Sejak Dini

Dewasa ini dunia pendidikan sedang mengalami tantangan yang cukup berat, problem yang terjadi bukan hanya masalah kecerdasan dalam intelektual dan ilmu pengetahuan tetapi  masalah kecerdasan dalam kebangsaan dan bernegara. Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan harus segera kita atasi mengingat betapa bahayanya generasi penerus bangsa jika dunia pendidikan mengalami kemerosotan apalagi yang mengandung nilai yang cukup besar bagi kelangsungan bangsa ini. Maka itu penting sekali pelajaran yang berkaintan dengan pancasila sebagai dasar negara dan falasafah bangsa ini, bahkan harus selalu digalakkan bagaimana pentingnya pancasila bagi negara republik indonesia.

Hal yang membuat kita wajib khawatir adalah kemerosotan sifat patriot serta kurangnya pemahaman mereka tentang kedudukan pancasila sebagai dasar negara atau falsafah negara Republik Indonesia. Dengan demikian tugas pokok pendidik jangan hanya berpatokan pada sumber pelajaran dari buku panduan atau SKS tetapi diluar itu mereka harus mental nasioanalis, jiwa patriot serta pejuang pancasila. Sehingga dengan mudah merangsangkan pikiran anak didik mereka dengan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalis. Semisal di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) itu harus ditekankan pada mereka, juga dikenalkan bahwa pancasila bukan hanya sebagai simbol negara melainkan ruh dari keseluruhan jiwa yang bernaung dibadan indonesia.

Indonesia terlahir bukan hanya sebagai negara yang menganut satu madzhab. Melainkan, dengan adanya banyak pandangan. Yang kemudian dituangkan menjadi satu asas, yaitu Pancasila. Hal ini menunjukkan, pancasila merupakan identitas seluruh orang Indonesia, tidak hanya perorangan ataupun satu organisasi. Maka, untk mencintai dan membangun Indonesia menjadi negara yang berkedaulatan. Seseorang diharuskan terlebih dahulu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila (jalandamai:2018)

Kembali lagi kepusat masalahnya, pengenalan Pancasila sejak dini adalah metode efektif untuk menumbuh kembangkan rasa toleransi dan cinta akan bangsa ini terlebih lagi paham radikal yang mencoba merongrong masa depan bangsa hingga memberikan harapan palsu bagi anak muda, menawarkan surga tanpa hisab dengan jalan sesat kebangsaan hingga mati menyusahkan orang lain, mencendrai kerukunan, dan merusak perdamaian yang sudah lama berkiprah untuk indonesia yang berdaulat.

Tanamkan Rasa Cinta Untuk Pancasila

“kau lah dasar kokoh penopang negara

Memberi kami tumpuan untuk meraih cita-cita

Kaulah pusat pembentuk hukum yang berkuasa

Membuat kami teratur dama menjalankan negara tercinta

Sebait singkay dalam sila mu meniliki makna luas berilmu

Hari hari ku yang dipenuhi bait dalam sila mu

Dipenuhi indah oleh norma penyejuk jiwaku

Saat syair dalam kehebatan mu mulai terlupakan

Menjadikan anak bangsa terjerumus dalam keburukan

Tak ada persatuan, tak ada kejujuran, yang ada hanya kemunafikan

Kami mencaru jalan dalam kegelapan hukum

Berharap kau bersinar memancarkan keadilan

Memecahkan segala urusan yang terangkum

Demi nikmatnya kemakmuran

Pemuda pemudi indonesia penerus bangsa

Terus berjuang menjunjung tinggi nama mu

Meneriakkan serta menjalankan makna pancasila satu pedoman ku” (puisi cinta untuk Pancasila, Arifin Sona:2013)

Belajar dari kutipan puisi tersebut, “menjadikan anak bangsa terjerumus dalam keburukan tak ada kejujuran dan persatuan” tragis sekali bangsa ini jika harus kehilangan masa depan pemuda pemudinya padahal peran pemuda dimasa depan sangatlah penting, kerena hancur jayanya negri ini tergantung pada mereka para pilar-pilar bangsa. Tetapi dalam memandang era sekarang zaman now atau generasi milenial sedikit memperlihatkan pada kita gambaran indonesia di masa depan, tidak sedikit generasi yang sudah memperlihatkan prestasinya baik di tingkat nasional maupun internasional, meskipun banyak juga anak-anak muda seakan tidak paham caranya berbangsa dengan benar bahkan beragamapun dijadikan sebagai perlawanan untuk bangsa.

Maka sebab kembali lagi penulis menghimbau bahwasanya indonesia harus lebih menekankan pada para pendidik (guru) untuk mengasah rasa cinta akan bangsanya dan berjuang ungtuk menegaskan konsep-konsep yang sudah terpatri ribuan tahun yang lalu dalam raga dan jiwa para pejuang bangsa. Karena menanamkan rasa cinta akan bangsanya sama halnya melaksanakan salah satu kewajiban kita sebagai rakyat dan muslim yang baik. KH. Wahab Chasbulla, menegaskan bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari imam dan pancasila adalah sesuatu mufakat yang bersifat finis tanpa harus diganggu gugat lagi, siapapun yang berupaya mengganggu, maka bersiaplah untuk angkat kaki dari Indonesia.

 

Amiruddin Mb

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

2 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

2 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

3 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago