Minggu ini publik dibuat terkesima dengan kisah persahabatan “lillahi ta’ala” seorang warga negara Austria dan kawannya, pengungsi korban perang sipil Suriah. Adalah Fritz Hummel warga negara Austria yang mengulurkan persahabatan kepada Muhammad seorang pengungsi Suriah.
Muhammad menceritakan kisahnya pada laman Humans of new york dengan begitu sederhana dan indah. Fritz bukanlah orang yang dikenal oleh Muhammad sebelumnya, mereka hanya bertemu di sebuah toko roti. Namun, karena Fritz pernah berkunjung ke Suriah dan mendapat sambutan hangat di sana, maka Fritz berikan pelayanan terbaiknya pada sahabat barunya ini.
Tidak lama setelah pertemuan di toko Roti miliknya, Fritz mengajak Muhammad berkunjung dan mengenalkan komunitasnya. Fritz memberikan Muhammad makanan, Pakaian, dan kebutuhan pokok yang diperlukan Muhammad. Bahkan, Muhammad menggambarkan Fritz seperti orang tuanya sendiri. Lebih jauh dari itu, Muhammad difasilitasi belajar bahasa Jerman 17 jam sehari.
Setelah beberapa bulan bersama Fritz, tiba saatnya Muhammad mendatangi persidangan untuk menjadi warga negara Austria. Persidangan berjalan sangat baik, tanpa diduga oleh hakim Muhammad mengusulkan wawancara dalam bahasa Jerman dan hakimpun terkejut karena ia mampu berbahasa Jerman dengan sangat baik. Kini Muhammad terlepas dari penderitaan Suriah, Ia menjadi warga negara Austria karena dukungan dari sahabatnya Fritz Hummel.
Kisah diatas sungguh mencerminkan Akhlak terpuji dan tindakan yang sangat produktif. Kekejaman ISIS yang menyengsarakan tidak membuat Muhammad patah arang untuk terus menjalani hidupnya, demikian Juga perbedaan agama, warna kulit dan bangsa tidak menjadikan Fritz menolak kehadiran Muhammad. Nilai kemanusiaan dan kasih sayang telah terbukti dapat mengatasi persoalan yang sebelumnya nyaris tanpa ada solusi.
Serangan membabi buta ISIS yang nyaris memberangus segala harapan kebaikan tidak berhasil mengalahkan rasa kemanusiaan. Demikian juga kampanye Islamopobia yang ditebar Barat tidak pula memengaruhi sikap Fritz. Kedua orang sahabat ini telah memberikan penghargaan kepada nilai kemanusiaan seperti yang telah diajarkan Alquran. Allah berfirman;
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan Bani Adam, dan Kami angkat mereka di darat dan di laut, dan Kami beri rezeki mereka dengan yang baik-baik, dan sungguh-sungguh Kami lebihkan mereka daripada kebanyakan (makhluk) yang telah Kami jadikan, sebenar-benar dilebihkan.” (QS. Al Isra: 70).
Kemuliaan ajaran Alquran telah dicontohkan dengan begitu nyata dalam kisah tersebut. Saya yakin kisah ini hanya satu dari banyak kisah lain yang tidak terdokumentasikan. Semoga kita semua menjadi pribadi yang dapat menghargai kemanusiaan. Sesungguhnya kemanusiaan melampaui agama, ras, dan suku bangsa.
This post was last modified on 28 September 2015 3:37 PM
Jumat Agung, yang diperingati oleh umat Kristiani sebagai hari wafatnya Yesus Kristus di kayu salib,…
Jumat Agung yang jatuh pada 18 April 2025 bukan sekadar penanda dalam kalender liturgi, melainkan…
Jumat Agung adalah momen hening nan sakral bagi umat Kristiani. Bukan sekadar memperingati wafatnya Yesus…
Perjanjian Hudaibiyah, sebuah episode penting dalam sejarah Islam, memberikan pelajaran mendalam tentang prioritas maslahat umat…
Seperti sudah diduga sejak awal, fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union of Muslim…
Konflik yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah menjadi…